x

Mendagri Tjahjo Kumolo. TEMPO/Prima Mulia

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tradisi Salaman Menteri Tjahjo

Ya, salaman atau saling berjabat tangan adalah cara kita mengakrabkan diri. Atau itu isyarat dari sebuah cinta, persahabatan dan silaturahmi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 
Anda senang bersalaman saat bertemu orang, entah itu kawan, kolega, kerabat atau kenalan jauh? Ya, salaman atau saling berjabat tangan adalah cara kita mengakrabkan diri. Atau itu isyarat dari sebuah cinta, persahabatan dan silaturahmi. Lewat salaman, kita merasa kian dekat. Jadi, tradisikanlah bersalaman. 
 
Nah soal salam menyalam, saya punya cerita. Ceritanya tentu tentang salaman orang penting. Siapa orang penting itu? Dia adalah Tjahjo Kumolo. Pak Tjahjo tentunya bukan orang sembarangan. Dia pernah jadi Ketua Umum KNPI, organisasi kepemudaan yang pernah begitu berpengaruh kala Orde Baru. Lelaki kelahiran Surakarta juga sempat jadi periode, 25 tahun lamanya. 
 
Tak hanya jadi orang penting di Senayan, Pak Tjahjo atau biasa juga dipanggil Mas Tjahjo, pernah jadi orang penting di partainya, yaitu PDIP. Di partai yang sekarang dipimpin Ibu Megawati Soekarnoputri, Pak Tjahjo atau Mas Tjahjo sempat jadi Sekretaris Jenderal. Posisi Sekjen dalam tubuh sebuah partai, bukan posisi ecek-ecek. Dia adalah orang kedua tertinggi di partai itu, setelah ketua umum. 
 
Nah sekarang posisi Pak Tjahjo kian penting, setelah dia diangkat jadi Menteri Dalam Negeri oleh Presiden Jokowi. Jabatan Mendagri, adalah jabatan prestisius. Mendagri adalah salah satu triumvirat, bila seorang Presiden berhalangan. Kerap juga disebut, Mendagri adalah tangan kanan Presiden. Jadi penting tokh...
 
Karena saya kerjanya jadi pencari berita, dan kebetulan ngepos liputan di Kementerian Dalam Negeri, tentunya kerap bersinggung dengan Pak Tjahjo, salah satu narasumber utama di kementerian tersebut. Suatu waktu, akhir Juli, saya diundang Kementerian Dalam Negeri untuk meliput agenda kerja Mendagri berkunjung ke Kabupaten Humbang Hasundutan.
 
Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri ada di Provinsi Sumatera Utara. Jadi ya naik pesawat ke sana. Kedatangan Mendagri sendiri ke Humbang untuk menghadiri peringatan hari jadi kabupaten tersebut yang ke 12. Di sana, Mendagri dianugerahi gelar adat. Saya lupa namanya, karena terlalu panjang di eja. 
 
Di acara itu pula, Pak Tjahjo eh Mendagri, didaulat untuk berpidato. Dia berpidato tanpa teks. Cukup lama. Mungkin ada sekitar 45 menitan durasi pidato Pak Tjahjo. Nah, saat itu angin berhembus kencang. Matahari pun lumayan terik. Maklum tempat yang dijadikan pusat acara ada di atas bukit. 
 
Usai acara, saya pikir Pak Tjahjo langsung akan beranjak menuju rumah dinas Bupati Humbang Hasundutan, Maddin Sihombing untuk makan siang. Maklum saat itu sudah masuk jam makan siang. Ternyata, Pak Tjahjo justru turun ke lapangan. 
 
Di tengah lapangan sendiri, peserta pawai yang ikut memeriahkan hari jadi kabupaten Humbang sedang berbaris rapi. Jumlahnya banyak. Mungkin ratusan orang. Memanjang sepanjang lapangan. Dan Pak Tjahjo pun turun.
 
Saya kira, Pak Tjahjo sekedar untuk menyapa saja. Tapi, ternyata satu persatu, peserta pawai yang jumlahnya ratusan orang ia salami. Tak ada yang terlewat. Ya, pastinya terjadi sedikit kehebohan. Para warga, yang ikut pawai tak menyangka bisa salaman dengan seorang menteri. Tak mau kehilangan momen, acara salaman pun dibumbui acara foto bareng alias selfie dengan menteri. 
 
Padahal terik matahari lumayan menyengat. Tapi, Pak Tjahjo dengan telaten melayani acara selfie sembari salaman. Pak Bupati yang menyertai terpaksa ikut pula menjalani tradisi salaman. Sampai akhirnya 'tradisi' salaman pun selesai. Pak Tjahjo pun diajak ke rumah dinas bupati yang letaknya tak jauh dari lapangan tempat acara peringatan hari jadi dilangsungkan. 
 
Tradisi salaman juga dilakukan kembali Tjahjo saat ia datang ke Desa Long Nawang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Upacara, 17 Agustus 2015. Usai jadi inspektur upacara, Menteri Tjahjo langsung turun ke lapangan. Dan kembali, satu persatu peserta upacara di barisan depan disalaminya sampai tuntas. Bahkan peserta upacara yang ada di lapis kedua, ikut-ikutan merangsek, ingin salaman plus foto bareng. 
 
 
 
 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu