x

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Dok. TEMPO/Fully Syafi

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apakah Pak De Karwo Seperti Ahok?

Pak De Karwo, ternyata orangnya enak diajak ngobrol. Tak ada kesan kaku. Bahkan bicara dengannya seperti dengan kawan lama saja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selama saya meliput di Kementerian Dalam Negeri, baru Jumat petang, 2 Oktober 2015, saya bisa mewawancarai langsung Soekarwo, Gubernur Jawa Timur yang biasa di sapa Pak De Karwo. Ternyata orangnya enak diajak ngobrol. Tak ada kesan kaku. Bahkan bicara dengannya seperti dengan kawan lama saja. 
 
Padahal Pak De Karwo adalah bukan orang sembarangan. Dia adalah orang nomor satu sebuah provinsi besar. Namun, Pak De sama sekali tak memperlihatkan diri sebagai seorang pejabat. Tak ada raut angkuh. Pertama ngobrol, langsung akrab. Padahal, itu pertama saya mewawancarai dia. Saat itu, Pak De bersama dengan beberapa gubernur lainnya menghadap Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. 
 
Saat itu saya bertanya tentang kisah 'kaburnya' Haries Purwoko, calon Wakil Wali Kota Surabaya yang berpasangan dengan Mas Dhimam Abror. Mas Haries dan Mas Dhimam, adalah calon Wakil Wali Kota dan Wali Kota yang diusung oleh Partai Demokrat dan PAN. Mas Haries kabarnya calon yang disodorkan Demokrat untuk mendampingi Mas Dhimam jagoan dari PAN.
 
Demokrat Jawa Timur sendiri saat ini dipimpin oleh Pak De. Tentu, sebagai bos Demokrat di Jawa Timur, Pak De pastinya tahu betul cerita kaburnya Mas Haries saat pendaftaran calon, yang membuat pasangan Dhimam-Haries batal mendaftar. 
 
Saya bertanya, apakah setelah kabur dari KPU Jawa Timur saat pendaftaran, Mas Haries kemudian menemui atau mengontak dirinya selaku bos Demokrat di sana? Pak De pun menjawab. Katanya, setelah peristiwa batalnya pendaftaran calon, Mas Haries memang menghubungi dia. Dan via telepon, Mas Haries minta maaf serta mengungkapkan alasan kenapa dia kabur dari proses pendaftaran. 
 
" Dia hubungi saya, katanya dia mundur, karena tak ada izin dari keluarga. Dari ibu dan istrinya," kata Pak De menjawab pertanyaan saya. 
 
Saya masih penasaran. Dan, kembali bertanya. " Masa hanya karena tak di izinkan istrinya? Masa hanya itu alasannya?"
 
Mendengar pertanyaan itu, Pak De cepat menjawab. Raut mukanya sungguh lucu. " Yee, kamu ini. Jangan anggap remeh izin dari istri. Serius ini. Izin istri ini serius. Saya pun kalau tak di izinkan, tak akan paksakan diri," kata Pak De.
 
" Takut istri dong Pak De?" saya langsung nyeletuk saja. 
 
Tiba-tiba tangan Pak De menjulur dan bergerak ke muka saya. Gerakannya mirip orang yang hendak menampar. Lalu berkata, sambil terkekeh.
 
"Ha.ha.ha, bukan karena takut istri. Tapi kamu mau, kalau malam tak dibukain pintu sama istri. Kamu mau kedinginan, ha.ha.ha," kata Pak De sambil tergelak. 
 
" Sudah jangan tanya itu lagi, tanya yang lain saja yah," kata Pak De lagi. 
 
Setelah itu, wartawan lain yang bertanya soal penyaluran atau pencairan dana desa di provinsinya. Pak De menjawab, memang pencairan tak maksimal. Itu juga penyebabnya, karena kapasitas aparatur desa belum sepenuhnya siap. Tapi katanya, pemerintah daerah sedang gencar melatih kepala desa dan jajarannya. Sehingga mereka bisa siap dan mampu mempertanggungjawabkan dana desa. 
 
Ah Pak De, terus terang wawancara pertama cukup mengesankan. Saya serasa bicara dengan kawan lama. Terasa akrab dan merasa sudah begitu karib dengan Pak De. Tapi saya tak tahu, apakah kalau ada masalah di Jawa Timur, Pak De juga sama dengan Ahok, suka ngomel-ngomel dan menyalahkan pihak lain? Saya tak tahu.. 
 
Karena ketika saya tanya penilaian Pak De tentang Ahok, sambil tertawa dia mengatakan, tak begitu kenal dekat dengan Ahok. Katanya, yang kenal dekat itu Mendagri, karena kantornya berdekatan dengan Balai Kota DKI Jakarta. " Yang tahu siapa Ahok kan Pak Menteri, kan deket dari sini ha.ha.ha," katanya. 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu