x

Menteri Hukum dan HAM Amir Sjamsoeddin (kiri), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kedua kiri), Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Tjitjip Sutardjo (ketiga kiri) dan sejumlah menteri lainnya mengucapkan sumpah jabatan yang dipimpin oleh Presiden Su

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Musim Cemas Pembantu Presiden Telah Tiba

Salah satu yang paling ditakuti para menteri saat ini adalah terlempar dari kabinet.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu yang paling ditakuti para menteri saat ini adalah terlempar dari kabinet. Maka, ketika isu reshuffle kembali ramai ditabuh, rasa was was langsung menyergap mereka. 

Bahkan sangat mungkin, rasa cemas,  sekarang ini jadi menu sehari-hari yang terpaksa dinikmati para menteri di tengah makin kencangnya tabuh reshuffle. Kerja pun jadi tak tenang. Para pembantu presiden seperti sedang membilang bunyi tokek, bertahan atau terbuang. Di pasang, atau ditendang. 
 
Apalagi kabarnya Pak Jokowi sebagai pemegang hak prerogratif bakal memasukan kader PAN ke dalam gerbong kabinet kerjanya. Pasti, akan ada yang ditendang keluar. Karena tak mungkin, Pak Jokowi menambah posisi menteri. Kecuali jika mantan Wali Kota Solo itu, meniru gaya Pak SBY yang memperbanyak jumlah wakil menteri, demi mengakomodasi para pendukungnya. 
 
Nah, bila gaya Pak SBY yang ditiru Pak Jokowi, para menteri mungkin bisa menarik nafas lega. Tapi, bila yang ditempuh adalah cara saat Pak Jokowi mereshuffle kabinetnya pertama kali, rasa cemas tak bisa ditolak. Cemas kehilangan jabatan. Cemas terbuang dari kabinet. 
 
Sebab, siapa sih yang mau terbuang dari kabinet. Jadi menteri, adalah prestasi dan prestise, juga gengsi. Karena posisi menteri bisa memproduksi tuah, entah itu hormat, puja dan puji, komisi atau pun konsesi. Tapi yang terakhir, bila tak pintar dan cerdas, bisa mengantar ke balik terali besi. Pak Jero Wacik, Mas Andi Mallarangeng dan Pak Suryadharma adalah contohnya. 
 
Menurut kawan saya, setiap isu reshuffle di tabuh, pasti para menteri jadi rajin berdoa. Doa yang rutin dipanjat, memohon pada Tuhan, agar posisi menteri tak ditanggalkan. Itu doa yang pastinya tak pernah absen di lapadz para pembantu Presiden saat isu reshuffle kian kencang.
 
Dan, bagi menteri dari partai, kata kawan saya, pasti akan semakin gencar bermanuver. Pimpinan partai akan sering dikunjungi, memastikan garansi politik tak dicabut. Karena, hanya pimpinan partai yang bisa meminta pada presiden, agar jatah kadernya di kabinet tak dikurangi. 
 
Sisanya, boleh jadi kata kawan saya, akan lari ke dukun...
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu