Georginio Wijnaldum tak hanya sibuk bermain bola dengan kaki dan kepalanya. Ia juga sibuk dengan jari-jari tangannya. Saban selesai mencetak gol, dia menunjukkan jari tangannya. Pertama, telunjuk, lalu ditambah jari tengah. Kemudian, jari manis. Dan terakhir, kelingkingnya pun ikut serta. Si jempol urung nongol karena pertandingan keburu habis.
Di St James Park, Ahad lalu, total dia membuat empat gol--sesuai dengan jumlah jari tangan yang terakhir dipamerkannya. Masing-masing dua gol lewat kepala dan kaki kanannya. Empat gol itu melengkapi dua gol sebelumnya yang dicetak oleh Ayoze Perez dan Aleksandar Mitrovic. Sayangnya, gawang Newcastle juga bobol dua kali oleh Dieumerci Mbokani dan Nathan Redmond. Skor berakhir di angka 6-2 untuk tuan rumah.
Kemenangan yang membuat pelatih Newcastle, Steve McClaren, akhirnya bisa tersenyum. Inilah untuk pertama kalinya, setelah tak pernah menang dalam 8 pertandingan sebelumnya, tim asuhannya, Newcastle United, meraih kemenangan. Tiga poin yang berharga. Dengan kemenangan itu, untuk sementara Newcastle bisa beringsut dua peringkat dari posisi semula sebagai juru kunci.
Ini juga berarti McClaren boleh bernapas lega. Untuk sementara, posisinya aman. Sebelumnya, apalagi setelah dikalahkan ManchesterCity, 6-1, beberapa waktu lalu, nasibnya bagai di ujung tanduk. Bersama nama-nama lainnya, seperti Tim Sherwood dan Dick Advocaat—ia akhirnya mengundurkan diri--namanya disebut-sebut akan segera mengakhiri pekerjaannya di Liga Primer.
Kecuali mengkritik lini belakangnya yang keropos dihajar dua gol, pujian meluncur dari mulutnya. Selain nama Moussa Sissoko yang dipujinya sebagai pemain hebat karena perannya dalam menciptakan peluang yang berbuah gol, McClaren tak lupa menyebutkan nama Wijnaldum. "Empat pemain depan kami tampil luar biasa, khususnya Gini Wijnaldum," katanya.
Bukan hanya McClaren yang kagum kepada pemain asal Belanda itu. Alan Shearer, legenda Newcastle, memberikan ucapan selamat kepada dia lewat akun Twitter-nya. “Akhirnya menang juga. Bahkan lebih baik dengan enam gol. Selamat untuk Wijnaldum dengan empat golnya,” demikian Shearer menuliskan.
Shearer memang merasa perlu untuk memberikan ucapan selamat pada Wijnaldum. Kini, bersama Shearer , yang mencetak lima gol ketika melawan Sheffield Wednesday pada September 1999, Wijnaldum menjadi orang kedua di klubnya yang bisa mencetak empat gol dalam satu pertandingan.
Wijnaldum juga masuk daftar elite pemain Belanda yang membuat setidaknya tiga gol, hat-trick, dalam sebuah laga di Primer League. Dia bersanding dengan Robin van Persie, Ruud van Nistelrooy, Dirk Kuyt, Dennis Bergkamp, Jimmy Floyd Hasselbaink, dan Marc Overmars.
Mencetak empat gol dalam satu pertandingan memang luar biasa. Tak banyak yang bisa melakukannya. “Ini kemenangan kami pertama. Sungguh menyenangkan ketika tim menang dan saya bisa mencetak gol,” katanya.
Wijnaldum bukanlah pemain biasa-biasa saja. Di PSV Eindhoven, dia adalah kapten yang mengantar tim itu menjadi juara Eredivisie, musim lalu. Tak hanya itu, dengan koleksi golnya yang mencapai 14 gol, dia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Belanda musim lalu.
Penampilannya di timnas Belanda juga tidak jelek. Di Piala Dunia di Brasil, dia ikut membuat satu gol ke gawang Brasil yang membuat mereka mendapatkan tempat ketiga. Dalam pertandingan itu, Belanda menang 3-0.
Tapi memang namanya tak semewah rekan setimnya di Belanda, Memphis Depay--ia dibeli Manchester United dengan harga 24 juta pound. Newcastle beruntung bisa mendapatkan Wijnaldum dengan harga separuh dari Depay.
Dalam soal kualitas di lapangan, ternyata Gini—panggilannya--jauh lebih cepat bersinar dibanding Depay, yang sampai kini masih berjuang melakukan adaptasi dengan sepak bola Inggris yang keras.
Belakangan, Depay pun kian parah. Louis van Gaal menolak menurunkannya saat bermain melawan Everton, Sabtu lalu. Sebelumnya, dalam pertandingan melawan Arsenal, dia pun ditarik di babak kedua. Kabarnya, Memphis belum akan diturunkan saat Setan Merah bertanding di Liga Champions, Rabu mendatang.
Louis van Gaal hanya akan menurunkannya jika dia bisa bermain seperti yang diperagakan saat membela Belanda di Piala Dunia lalu. Asisten pelatih, Ryan Giggs, juga meminta pemain berumur 21 tahun itu lebih memperhatikan permainannya ketimbang penampilannya. Depay memang suka memakai busana yang aneh-aneh.
Sebenarnya hal ini telah terjadi di Belanda. Permainan Depay, di posisi sayap, sering kali tidak konsisten. Kadang mengambil keputusan yang bagus dalam menembak bola ke gawang lawan. Namun kadang juga sebaliknya. Pengamat sepak bola di Belanda menyebut Depay bukanlah produk yang sudah jadi. Tapi karena dia memiliki talenta yang bagus, sekejap banyak pula klub yang tertarik untuk membelinya.
Sedangkan Wijnaldum dianggap lebih matang ketimbang Depay. Selama di PSV Eindhoven, hanya dia dan Andres Guardado yang selalu dimainkan oleh pelatihnya, Phillip Cocu. Wijnaldum diibaratkan seperti barang jadi, yang siap untuk bertarung di luar Eredivisie.
Gini memang lebih cepat beradaptasi. Selama 9 pekan, dia sudah tahu bagaimana cara bermain di Liga Inggris. “Saya menyadari bahwa setiap laga memang berbeda,” katanya. “Saya akan selalu fokus pada itu.”
Kini, pemain berumur 24 tahun itu pun tercatat sebagai pencetak gol terbanyak di klubnya dengan 6 gol. Dua gol sebelumnya ia buat ketika melawan Chelsea dan Southampton.
Seperti yang diucapkannya, mencetak empat gol dari satu pertandingan memang sangat istimewa. “Sekarang saya menikmati dulu kemenangan ini. Selanjutnya, fokus untuk menghadapi Sunderland.”
Bahan tulisan diambil dari CHRONICLELIVE, BENEFOOT, DAILYSTAR
Ikuti tulisan menarik Irfan Budiman lainnya di sini.
