x

Catatan dan Peringatan Reklamasi Jakarta

Iklan

Selamet Riyadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

POLEMIK: Pencemaran Teluk Jakarta Memprihatinkan

Teluk Jakarta yang kini menjadi sorotan karena adanya rencana pembangunan 17 pulau buatan, sebenarnya sudah menjadi problematika menahun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Teluk Jakarta yang kini menjadi sorotan karena adanya rencana pembangunan 17 pulau buatan, sebenarnya sudah menjadi problematika menahun. Namun hal tersebut bukanlah karena proyek reklamasi, melainkan pencemaran sungai oleh limbah-limbah industri dan rumah tangga yang berdampak negatif terhadap muara sungai, yaitu laut Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai lembaga-lembaga akademis yang  dimuat media, ikan dan kerang di Teluk Jakarta terkontaminasi merkuri  dengan kandungan antara 0,45 – 1,2 ppm. Hal ini sangat berbahaya untuk masyarakat sekitar yang mengkonsumsi ikan dan kerang tersebut. Alasanya, kandungan merkuri sangat berbahaya bagi tubuh manusia jika dikonsumsi, salah satun akibatnya adalah kerusakan/kelaian saraf. Disamping itu, WHO pada tahun 1980-an telah memperkenankan  0,5 ppm sebagai nilai batas normal merkuri pada ikan, dengan kata lain kandungan merkuri hasil laut di Teluk Jakarta melebihi ambang batas yang diperkenankan WHO.

Pencemaran itu terjadi akibat kualitas air sungai yang mengalir ke muara yang tercemar limbah. Namun beberapa kalangan berbeda penapat tentang masalah ini, sebagian kalangan menyebutkan bawha proyek reklamasi lah yang menyebabkan pencemaran hasil laut akibat lumpur dari pembangunan pulau tersebut. Padahal berdasarkan dokumen Departemen Kesehatan tahun 1980, sudah sangat jelas kondisi sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta sangat mengkhawatirkan. Jadi, tidak relevan jika dikatakan reklamasi menyebabkan pencemaran laut. Malah dari dokumen tersebut menjadi pendukung untuk rencana Presiden RI saat itu, Bapak Soeharto, untuk merevitalisasi kawasan teluk Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain mencemarkan laut dan mencemarkan biota laut, para nelayan beranggapan dengan adanya pembangunan pulau-pulau buatan di Teluk Jakarta membuat hasil tangkapan nelayan semakin berkurang. Para nelayan menilai proyek reklamasi akan membuat ikan dan hasil laut lainnya pindah ke tengah laut, sehingga nelayan berskala kecil tidak dapat menangkapnya karena bukan lagi wilayah penangkapan nelayan kecil. Hal ini terjadi karena Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di perairan 0-4 mil untuk nelayan berskala kurang dariatau 10 Gross Ton (GT).

Sebenarnya hal itu bukan menjadi masalah besar jika pihak Kementerian mengetahui betapa tercemarnya  hasil laut yang diperoleh di tepi laut akibat limbah sungai, maka pihaknya wajib memberikan kebijakan terhadap nelayan, atau memberikan sosialisasi terkait hal tersebut. Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga harus memberikan perlindungan wilayah penangkapan nelayan berskala kecil. Dalam hal mata pencarian nelayan, kebijakan Pemprov untuk membangun 17 pulau buatan di Teluk Jakarta juga akan memudahkan nelayan untuk melaut. Karena radius 100 meter di setiap pulau akan dijadikan pantai publik, dan akan dibuatkan jalur khusus nelayan untuk melaut.

Dalam hal pencemaran Teluk Jakarta Pemprov DKI yang bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan juga Kementerian terkait, saat ini sepakat melakukan reklamasi guna merevitalisasi kawasan Teluk Jakarta. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki dan memperbarui kawasan yang selama ini tercemar. Sebelumnya langkah-langkah untuk memperbaiki kawasan Teluk Jakarta sudah dilakukan demi mengurangi pencemaran laut. Salah satunya, sungai-sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta sudah dinormalisasi untuk meminimalisir limbah.

Adanya berbagai permasalahan yang terjadi di Teluk Jakarta, terutama pencemaran air dan biota laut, seharusnya menjadi sebuah dorongan bagi seluruh elemen masyarkat untuk mendesak agar pemerintah terkait segera merealisasikan rencana merevitalisasi kawasan teluk Jakarta. Jika hal itu dapat dilaksanakan dan dikelola dengan bijaksana, nantinya nelayan akan lebih mudah mencari ikan dan hasil tangkapannya pun layak dikonsumsi. Selain itu, kawasan utara Jakarta akan menjadi kawasan yang semakin indah bagi warga Jakarta.

Langkah yang diambil oleh Pemerintah untuk mengembalikan kawasan Teluk Jakarta menjadi kawasan yang lebih baik dan bersih, jangan dianggap sebagai mematikan mata pencarian nelayan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tangkapan nelayan, baik untuk nelayan kecil maupun nelayan bersekla besar.

Ikuti tulisan menarik Selamet Riyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu