x

Iklan

Mang Ujang

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

4 Alasan Inggris Tak Akan Bisa Menjuarai Piala Eropa 2016

Kisah Inggris di Piala Eropa adalah kisah kegagalan yang terus diulang-ulang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kisah Inggris di Piala Eropa adalah kisah kegagalan yang terus diulang-ulang. Delapan kali ikut, delapan kali pula gagal juara. Ini sungguh tak sepadan dengan nama besar mereka.

Pencapaian terbaik mereka adalah urutan ketiga pada 1968 dan jadi semifinal pada 1996. Di turnamen antara negara-negara Eropa ini The Three Lions belum pernah bisa mengulang sukses Piala Dunia, saat menjadi juara pada 1966.

Kali ini mereka tampil dengan membawa catatan campur-baur. Mereka lolos ke perempat final Euro 2012, tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2014, tapi lolos ke putaran final Piala Eropa ini dengan catatan sempurna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti biasa, tiap kali menyambut turnamen besar, Inggris selalu diberi perhatian lebih. Mungkin karena pengaruh liga negara itu yang paling banyak mendapat perhatian dan dianggap salah satu liga paling menarik di dunia. Liga yang hebat mestinya menghasilkan timnas yang bagus pula, bukan?

Kali ini ulasan soal timnas Inggris pun paling banyak muncul di media. Tak heran juga sih, karena media Inggris memang terkenal paling progresif kalau memberitakan soal sepak bola. Apa saja bisa mereka gali dan beritakan.

Ada saja media yang mengulas bahwa tim Inggris kali ini cukup mumpuni untuk menjadi juara. Tapi, bagi saya, peluang itu tampaknya tak terlalu besar. Ada sejumlah alasan yang membuat tim asuhan Roh Hodgson itu sudah menjadi juara.

Pertama, sejarah tak berpihak pada mereka. Seperti diulas sebelumnya, Inggris belum pernah sekalipun menjadi juara di ajang ini.

Kedua, tim Inggris kali ini tak memiliki keistimewaan ketimbang tim-tim sebelumnya. Rooney sudah mulai menua, bahkan di Manchester United ia tak lagi dipercaya sebagai striker. Harry Kane dan Jamie Vardy sama-sama tajam di Liga Inggris musim ini, tapi duet keduanya belum benar-benar teruji. Vardy bahkan tak banyak terlibat dalam babak kualifikasi lalu.

Lalu, ada pula pemain-pemain muda yang jadi bintang Liga Inggris musim ini. Delle Ali dan Marcus Rashford dianggap memberi angin segar pada tim. Keduanya, bersama Raheem Sterling, dianggap mewakili wajah masa depan tim Inggris yang cukup menjanjikan.

Masalahnya kehadiran mereka dalam tim belum memberi bukti banyak. Rashford memang mencetak gol dalam debutnya, tapi banyak pihak meragukan ia akan kebagian kesempatan bermain di putaran final nanti.

Dan, dari sisi inilah saya mengedepankan alasan ketiga. Dengan segala kebaruannya, timnas Inggris belum bisa membuktikan diri sebagai tim yang digdaya. Dalam laga terakhirnya, melawan Portugal, mereka sudah payah menang 1-0, saat tim lawan hanya bermain dengan 10 orang.

Lalu, keempat, ada masalah bias. Sebagai liga yang paling disorot, pemain-pemain yang hadir di liga itu pun mendapat lebih perhatian lebih ketimbang pemain di liga lain. Jadi ketika bicara kehebatan pemain muda seperti Ali dan Rashford, bisa saja terjadi hal itu tak benar-benar obyektif. Di liga lain, mungkin banyak pemain seperti mereka atau bahkan lebih hebat, tapi tak cukup mendapat sorotan.

Jadi, melihat empat faktor itu, bisa saja Inggris kemudian akan tampil di Prancis dengan mengulang cerita lama. Meminjam bahasa ngapak: gagal maning, gagal maning.(*)

 

Foto: Mirror.co.uk

Ikuti tulisan menarik Mang Ujang lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB