x

Ilustrasi Pungutan liar (Pungli)/Korupsi/Suap. Shutterstock

Iklan

Teguh Henry Prayitno, SIAN

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menyemai Perang Melawan Pungli

Pemberantasan Pungli harus dilakukan secara masif oleh Pemerintah dan Masyarakat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nasib bangsa ini akan terancam jika semua kalangan ramai-ramai melakukan pungli. Kenyataan yang sangat miris bahwa Nusantara akan luluh lantak karena kerakusan segelintir orang berfoya-foya menikmati hasil pungli.

Pemberantasan pungli sampai saat ini masih belum menunjukkan hasil yang membanggakan. Tiga kasus besar yang terungkap menunjukkan pungli masih ada dan kian eksis, diantaranya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, operasi tangkap tangan di Kementerian Perhubungan, hingga terjeratnya salah satu petinggi di Pelindo III Surabaya.

Upaya peningkatan pelayanan publik melalui pemberlakuan Reformasi Birokrasi (RB) ke semua instansi pemerintah tidak terlalu berpengaruh dalam memusnahkan benih-benih pungli di sektor birokrasi. Reformasi Birokrasi yang dijalankan sejak tahun 2004 hanya sebagai instrumen administratif untuk mendongkrak penghasilan aparat birokrat. Hal ini sudah melenceng dari tujuan awal adanya RB.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semoga himbauan Presiden Jokowi saat kunjungan operasi tangkap tangan di Kementerian Perhubungan, dapat efektif mengurangi upaya pungli di instansi pemerintah. "Kepada seluruh instansi, lembaga, mulai sekarang hentikan yang namanya pungli, terutama terkait pelayanan kepada rakyat." Itulah cuplikan komentar Jokowi yang diharapkan mampu menggugah semua instansi untuk serius menangani pungli. Ulasan demikian dapat diibaratkan sebagai genderang perang melawan pungli. 

Berkaca pada era Pemerintahan SBY, beliau pernah mengeluarkan anjuran serupa dalam memerangi pungli. Beliau mempersilahkan masyarakat untuk mengirimkan SMS terkait pungli. Namun, keputusan yang dibuat tidak bertahan lama karena mendapat banyak kritikan dari berbagai kalangan. Mungkinkah himbauan Jokowi dapat berjalan lebih baik dari era SBY? Metode yang sama biasanya akan berbuah hasil yang sama.

Keputusan Jokowi untuk membentuk Tim Sapu Bersih Pungli (Saber Pungli) belum dapat dibuktikan efektivitasnya. Mungkin hasil yang cukup membanggakan adalah tertangkapnya Direktur Pelindo III Surabaya dalam kasus ijin importir. Namun, dalam beberapa bulan ini kelanjutan kiprah Tim Saber Pungli bagai lenyap ditelan bumi. Tidak ada lagi kredit poin kasus yang dapat diungkap. Kenihilan kasus dapat ditafsirkan dalam dua hal. Pertama, indikasi menunjukkan bahwa pungli mampu diredam karena keberadaan Tim Saber Pungli. Kedua, para oknum yang bermain pungli telah menemukan intrik baru untuk mngelabui tim Saber Pungli.

Budaya pungli yang telah terungkap di berbagai media hanyalah sedikit gambaran bahwa pungli telah hampir menyusup di semua instansi pemerintah. Peraturan dan sanksi belum bisa membuat jera para oknum untuk terus leluasa menikmati pungli.

Pungli ibarat fenomena gunung es. Hanya sedikit yang telah nampak tetapi sesungguhnya masih banyak kasus yang belum dapat diketahui karena rapi dan beragam modus oknum yang terlibat. Petugas hukum harus lebih piawai untuk menangkap pelaku pungli. 

Pemerintah yang telah mati-matian melawan pungli ternyata belum cukup membendungnya. Jerat hukum yang dikenakan pada pelaku pungli belum mampu membuat jera. Padahal, hukuman yang dijatuhkan tidak main-main yaitu vonis maksimal 20 tahun penjara karena pungli termasuk dalam kriteria tindakan korupsi. Diperlukan upaya aktif masyarakat untuk ikut membantu pemberantasan pungli. Masyarakat sebagai korban pungli jangan menganggap pungli sebagai hal biasa.

Imbas yang diakbatkan oleh pungli sangat besar efeknya. Indonesia mengalami banyak hambatan dengan penyebaran virus pungli. Virus ini seakan-akan terus bertumbuh dan berkembang di seluruh lapisan masyarakat dan jenjang profesi. Ancaman hukuman yang sewaktu-waktu dapat membelit para pelaku ternyata masih dianggap sebagai angin lalu.

Peran masyarakat sangat penting karena merekalah yang benar-benar memahami pungli yang mereka alami. Sistem yang dibangun untuk pencegahan pungli harus lebih diperkuat, jangan sampai ada celah, walau sekecil apapun. Kolaborasi yang hebat antara pemerintah dan masyarakat akan mampu memberangus pungli sampai ke akarnya. Hilangnya pungli akan berdampak pada akserasi kemajuan dunia usaha dan kesejahteraan masyakat tentunya.

Ikuti tulisan menarik Teguh Henry Prayitno, SIAN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu