x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Operasi Mosul Hari ke-73: Diperpanjang Tiga Bulan Lagi

Operasi Mosul untuk menghancurkan Islamic State telah berlangsung 2,5 bulan dan belum tuntas. Perlawanan kombatan IS masih merepotkan pasukan reguler Irak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Operasi Mosul yang telah memasuki hari ke-73 pada 28 Desember 2016 belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Padahal awalnya Operasi Mosul diperkirakan akan tuntas pada akhir tahun 2016. Pada 27 Desember 2016, PM Irak Haedar Abbadi mengatakan bahwa Operasi Mosul masih memerlukan waktu sekitar tiga bulan tambahan untuk menghancurkan Islamic State (IS) di Mosul. Artinya, Operasi Mosul paling cepat berakhir pada akhir Maret 2017.

Selama periode 2,5 bulan Operasi Mosul yang mulai digelar sejak 17 Oktober 2016, tercatat beberapa dinamika dan perkembangan menarik sebagai berikut:

Pertama, pada 27 Desember 2016, PM Irak Haedar Abbadi mengatakan, selama operasi Mosul, pasukan reguler Irak telah menghancurkan lebih dari 900 mobil bom milik Islamic State. Tidak ada penjelasan apakah angka 900 bom mobil tersebut hanya mencakup yang dihancurkan dan berhasil digagalkan, atau termasuk bom mobil yang sukses menyerang titik kumpul pasukan reguler Irak. Namun perpanjangan waktu operasi sampai tiga bulan menunjukkan bahwa perlawanan kombatan IS cukup merepotkan gerak maju pasukan reguler Irak.

Akibat perpanjangan waktu tersebut, pemberitaan media tentang Operasi Mosul tidak lagi semeriah pada periode satu bulan pertama. Operasi Mosul telah diposisikan sebagai layaknya business as usual.

Kedua, sampai tanggal 28 Desember 2016, jumlah pengungsi Mosul yang kini bermukim di pusat-pusat pengungsian, terutama di wilayah Irbil, telah mencapai angka lebih dari 120 orang. Kondisi di penampungan tetap saja serba darurat. Dan suasanya semakin memburuk ketika bagian utara Irak mencapai puncak musim dingin.

Ketiga, Wilayah Timur Mosul relatif sudah dikuasai oleh pasukan reguler Irak, namun di beberapa titik masih kadang terjadi aksi baku tembak dengan kombatan IS. Berdasarkan perkiraan para pakar militer, Pasukan reguler Irak baru mampu menguasai sekitar seperempat wilayah Kota Mosul. Bahkan Operasi Mosul sempat dihentikan sementara akibat kekalahan demi kekalahan yang dialami unit-unit pasukan reguler Irak, dalam pertempuran kota di Mosul.

Keempat, Selain itu, warga Mosul bagian timur yang memilih tetap tinggal di rumahnya mengeluhkan tidak adanya pelayanan: listrik, air bersih, pengangkut sampah, dan lambannya penguasa militer merespon permintaan pelayanan dari warga.

Kelima, seperti diperkirakan sejak awal operasi Mosul, jajaran kombatan IS akan mengandalkan serangan bom bunuh diri dalam bentuk bom mobil, yang diisi penuh bom lalu dikendarai oleh pelakunya, dan diledakkan di titik target (biasanya pos-pos pasukan reguler).

Keenam, tidak ada perkiraan yang dapat dikonfirmasi tentang kondisi faktual para kombatan IS, misalnya tentang jumlah kombatannya yang tersisa, besaran kekuatan persenjataan yang masih efektif, logistik dan seterusnya. Yang bisa dipastikan bahwa Mosul sejak awal Oktober 2016 telah menjadi kota terisolasi, tidak ada lagi kendaraan logistik yang keluar/masuk dari dan ke Kota Mosul.

Ketujuh, tidak ada lagi pemberitaan dan kabar terbaru tentang Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin tertinggi IS. Sebagai catatan, rekaman suara tanpa gambar, berdurasi 32 menit, yang diklaim suara Abu Bakar Al-Baghdadi dan diupload ke dunia maya oleh Al-Furqan Media Center yang berafiliasi ke Islamic State, terakahir menjadi berita utama media global pada hari ke-18 Operasi Mosul (03 Nopember 2016). Setelah itu, Abu Bakar Al-Baghdadi ibarat hantu. Menyebutnya masih hidup, tak bisa dibuktikan, menganggapnya sudah tewas pun tak didukung fakta. Tapi prinsip dasar memperlakukan seorang buronan kelas kakap adalah tetap diasumsikan masih hidup, sampai akhirnya ditemukan bukti otentik bahwa sudah meninggal.

Syarifuddin Abdullah | Kamis, 28 Desember 2016 / 29 Rabiul Awal 1438H

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler