x

Iklan

Yana Sugiyana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kondisi Jalan dan Keselamatan

Infrastuktur jalan yang baik tidak hanya berdampak pada baiknya akses dan penunjang jalannya kegiatan ekonomi antar wilayah, tetapi juga aspek keselamatan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gambar diatas adalah spion mobil saya yang pecah lantaran menyenggol seorang pelajar yang mendadak ke tengah jalan untuk menghindari genangan air, berbenturan dengan lampu spion mobil sebelah kiri. Kejadiannya terjadi pada hari Senin, 20 Maret 2017, pagi hari dimana jam sebelum masuk kelas, sebelum jam 07.00 WIB, di daerah Cirebon bagian Timur.

Pagi itu saya pulang dari Jakarta menuju Cirebon sekitar pukul 01.00 dini hari dan pukul 07.00 WIB pagi saya sudah berada di daerah Lemah Abang, Cirebon. Dengan situasi yang ramai dengan kendaraan roda dua dan roda empat, saya tetap melaju dengan kecepatam 80km/jam lantaran dikejar jadwal dimana pagi itu saya harus mengantarkan para pekerja bangunan senderan jalan ke Cikamurang. Dari kejauhan saya melihat memang banyak anak pelajar berjalan menuju sekolah masing-masing. Entah kenapa posisi jalan aspal yang seharusnya lebih tinggi daripada jalur pedestrian, disana justru sejajar dengan jalan, sehingga terdapat genangan air tepat di sisi jalan beraspal tersebut.

Dalam kecepatan tinggi, tiba-tiba seorang pelajar demi menghindari genangan air, berjalan ke tengah jalan yang seharusnya adalah jalur untuk kendaraan bukan pedestrian dan… ‘Brakkkkk..’  saya tidak sempat menghindar ke kanan karena saat itu jalanan cukup ramai. Jika saya menghindar ke kanan kemungkinan mobil akan tabrakan dengan pengendara lain dijalur berlawanan. Kejadiannya cukup cepat hanya beberapa detik saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya menghentikan laju mobil, terlintas dipikiran saya, saya harus segera melarikan diri, karena saya rasa anak pelajar yang tersenggol sudah terkapar di pinggir jalan karena kencangnya laju mobil. Tapi kemudian saya berfikir, tidak, itu perbuatan tak bertanggung jawab. Saya spontan melihat ke spion tengah, anak itu ternyata hanya memegangi lengan kanannya. Dan terlihat shock atas apa yang menimpanya.

“De.. ayo kita ke Puskesmas, itu tangannya berdarah!” Ucap saya panik. Setelah anak itu berada tepat disamping mobil.

“Nggak usah, nggak apa-apa.” Jawabnya sangat halus namun tetap ada shock kulihat di raut wajahnya.

“Bener, nggak apa-apa, itu tangannya berdarah!” saya meyakinkan.

“Nggak.. nggak apa-apa.” Jawabnya masih halus dan sangat sopan.

 “Iya.. nggak apa-apa Pak” jawabnya sambil berlalu meninggalkan mobil saya berjalan cepat.

Saya masih dalam mobil dan mengejarnya kembali. Mobil saya hentikan di sampingnya dan memaksa dia untuk ke Puskesmas. Namun, dia tetap menolak dengan alasan di Sekolahnya ada UKS (Unit Kesehatan Siswa).

Karena dia tetap menolak ke Puskesmas, sayapun melanjutkan perjalanan ke daerah Waled Cirebon dimana saya harus mengantarkan rombongan keluarga yang baru saja melaksanakan acara wisuda di UNJ (Universitas Negeri Jakarta).

Belum begitu jauh, dari lokasi kejadian, kami dalam mobil membicarakan perkara yang baru saja terjadi. Tiba-tiba di depan pintu perlintasan kereta api tidak jauh dari pasar Cipeujeuh Cirebon seorang pengendara motor dari arah yang berlawanan terjatuh dalam genangan air. Nyali sayapun makin ciut meliahat pemandangan tersebut ditambah peristiwa yang baru saja saya alami.

Laju mobil saya pelankan, karena ternyata jalur aspal di jalan tersebut banyak berlubang. Saya tidak memikirkan lagi bagaimana saya harus segera tiba di rumah sesegera mungkin meskipun ada janji jemputan yang harus saya antarkan.

Kerusakan Jalan

Sementara, gambar kedua adalah  kondisi jalan di Desa saya pada hari yang sama. Tidak jauh berbeda bahkan lebih parah, jalan desa kami sudah sangat tidak layak lagi disebut jalanan desa. Namun seperti layaknya jalan menuju sawah yang biasanya berlumpur dan becek.

Saya kemudian teringat, aduan saya di forum online Desa beberapa pekan sebelumnya. Bahwa sebaiknya jalanan di desa ini kita swadaya untuk mengumpulkan dana perbaikan jalan. Lantaran jika menunggu pemerintah kabupaten entah sampai kapan harus menunggu. Namun usul saya ini dibantah aparat Desa. Katanya ini menjadi wewenang pemerintah kabupaten, kita tidak bisa mengambil alih begitu saja. Sayapun tidak ingin memperpanjang perdebatan. Aparat desapun memberikan informasi penting bahwa di tahun ini, 2017 jalanan didesa kami akan segera di perbaiki. Ini merupakan informasi yang sangat berarti bagi saya, dimana saya hampir seiap hari melalui jalan tersebut.

Jalanan Ambruk

Dua hari setelah kejadian dimana spion mobil saya pecah karena menyenggol anak pelajar yang menghindari genangan air. Yakni pada tanggal 22 Maret 2017, saya mengantar seorang bayi yang baru lahir untuk melakukan check up. Sayapu harus memutar arah jalan sedikit lebih jauh melalui  Desa Cikancas, Sindangkasih, Ciawi Gajah kemudian baru ke lokasi tujuan, yakni, Desa Kamarang.  Akses jalan yang seharusnya dari Desa Durajaya dilanjutkan ke desa Cikancas lalu kemudian Desa Kamarang sebagai tujuan tidak bisa dilalui, karena ada senderan jalan yang runtuh dan memakan badan jalan. Sehingga roda 4 tidak bisa lagi lewat.

Remaja Memperbaiki Jalan Seadanya

Namun ada pemandangan yang sedikit meneduhkan mata saya, dalam pulang, ada segerombolan anak remaja yang sedang menutupi lubang dijalanan dengan batuan dan alat seadanya.

                Saya berharap cerita saya ini menjadi atensi bagi kita semua untuk bisa ikut berpartisipasi mengembalikan jalan sebagaimana fungsinya.

#InfrastukturKitaSemua

Ikuti tulisan menarik Yana Sugiyana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler