x

Iklan

Nurbaya Nuby

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jalan-jalan Bersama IndII-PRIM di Lombok

PRIM merupakan pilot project di Nusa Tenggara Barat yang berfokus pada perbaikan dan perawatan jalan yang berkelanjutan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Welcome to Lombok. Kalimat inilah yang terlintas pertama kali dalam hatiku ketika membaca email dari Tempo Institute sebagai pelaksana lomba #InfrastrukturKitaSemua bekerja sama dengan IndII. Padahal belum juga sampai di Lombok. Saya baru saja membaca email bahwa tulisanku (Membangun Jalan: Membangun Masyarakat Adat Kaluppini) terpilih sebagai salah satu tulisan terbaik dalam lomba ini dan berhak atas tiket perjalanan ke Lombok. Pemenang satunya lagi adalah Abdullah Faqih, yang menjadi teman perjalanan selama di Lombok 27-29 April 2017.

Perjalanan sesungguhnya dimulai saat tiba di Bandara Internasional Lombok (27/04). Di bandara, sudah ada Mba Ayu dan tim dari dinas perhubungan yang menunggu dan akan sama-sama ke salah satu lokasi proyek IndII.

Sedikit pengantar, IndII (Indonesia Infrastructure Initiative-Prakarsa Infrastruktur Indonesia) adalah sebuah program yang didukung oleh pemerintah Australia yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. Salah satu programnya adalah PRIM (Provincial Road Improvement and Maintenance). PRIM merupakan pilot project di Nusa Tenggara Barat yang berfokus pada perbaikan dan perawatan jalan yang berkelanjutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kami di ajak jalan-jalan ke salah satu titik proyek PRIM di P-19. Mulai dari Pringgabaya lalu menyusuri jalan di sepanjang kaki gunung Rinjani yang indah di Sembalun. Mba Ayu, Junior Project Officer PRIM, banyak menjelaskan tentang perbedaan jalan yang termasuk dalam proyek PRIM dengan jalan yang tidak termasuk dalam proyek ini. Saya menyimak dan mengamati dengan baik bukti-bukti yang ada di sepanjang jalan.

Kunjungan ke lokasi Pilot Project PRIM di Sembalun, Lombok.

Memang benar terdapat perbedaan. Saya sendiri dapat melihat dan mulai bisa membedakannya. Terutama bahu jalan yang rata dengan jalan utama yang beraspal, ketersediaan patok-patok pengaman jalan, saluran air yang bersih serta kebersihan jalan itu sendiri. Semua ini bertujuan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan. Inilah yang menjadi nilai lebih dari proyek PRIM ini.

Di kampung saya di Wonomulyo-Polman, Sulawesi Barat. Saya sering mengeluh dalam hati. Mengapa setiap kali ada perbaikan jalan, terutama jalan poros provinsi, hanya fokus pada jalan utama saja. Jalan diperbaiki, dilapisi aspal berkali-kali hingga permukaan jalan semakin tinggi dari permukaan tanah di kanan kiri bahu jalan. Ketinggian jalan sekitar 10-15 cm dari permukaan tanah di bahu jalan. Jalan-jalan seperti ini banyak di temui di berbagai lokasi. Hal ini sangat tidak aman.

Salah satu titik proyek PRIM. Permukaan bahu jalan yang rata dengan permukaan jalan utama.

Bahu jalan sangat penting bukan hanya untuk pejalan kaki, tapi juga untuk pengguna kendaraan bermotor. Bahu jalan berfungsi sebagai ruang untuk berhenti jika kendaraan mogok atau untuk menghindarkan diri dari kecelakaan atau saat-saat darurat lainnya. Jadi sudah seharusnya bahu jalan pun menjadi perhatian dalam setiap proyek perbaikan jalan.

Permukaan bahu jalan seharusnya diperkeras dengan cara disemen dan rata dengan permukaan jalan yang telah diaspal berkali-kali. Sehingga fungsinya sebagai bahu jalan untuk alasan darurat tetap terpakai. Itulah yang dilakukan oleh PRIM.

Foto bersama dengan bapak Hatta dan Mba Ayu setelah diskusi banyak tentang Pilot Project PRIM.

Kami juga berkesempatan berdiskusi dengan Bapak M. Hatta Latief, Road Management Specialist PRIM. Beliau menjelaskan bahwa salah satu tujuannya proyek ini agar pengguna jalan lebih aman. Selain itu untuk mendorong pemerintah dalam meningkatkan tata kelola dan pemeliharaan jalan berbasis kinerja dengan standar kualitas tinggi. PRIM sangat memperhatikan dan rutin mengevaluasi kualitas hasil perawatan jalan. Semuanya dipastikan benar-benar harus sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam rancangan awal.

Menurut Bapak Hatta, yang sulit dalam proyek PRIM ini bukanlah perbaikan jalannya, tapi perawatan rutin jalan. Baik jalan yang masih baik ataupun jalan-jalan yang telah diperbaiki oleh PRIM. Karena ini membutuhkan perawatan berkala, jika tidak, jalan yang semula telah baik dapat berlubang dan cepat rusak. Jalan yang berlubang atau rusak parah dapat membahayakan pengguna jalan.

Beliau juga menambahkan bahwa musuh utama jalan adalah air. Ketika ada genangan air dan tidak segera dialirkan maka jalan akan cepat rusak. Karena itulah pembangunan dan pembersihan kanal-kanal di sepanjang jalan pun menjadi prioritas.

Di sepanjang jalan raya Sembalun kami dapat melihat di beberapa titik sedang dilakukan pembersihan bahu jalan dan drainase sebagai bagian dari perawatan rutin. Para petugas kebersihan ini adalah warga lokal yang dilibatkan dalam proyek PRIM. Mereka sehari-harinya bekerja sebagai petani.

Petugas kebersihan bekerja secara berkelompok dan disebar di 3 titik di sepanjang jalan P-19. Satu kelompok terdiri dari 8-10 orang. Dua atau tiga diantaranya adalah perempuan. Pembagian tugasnya pun sangat jelas. Petugas laki-laki memotong dan mencabut rumput sedangkan yang perempuan menyapu, merapikan dan mengumpulkan rumput-rumput yang telah dibabat di satu tempat. Setelah semua selesai, akan ada mobil pick-up yang mengangkut dan membuang tumpukan rumput tersebut.

Diskusi dan foto bersama dengan Ibu Herjan dan Ibu Keni saat bersih-bersih bahu jalan.

Ibu Herjan, salah satu perempuan dalam kelompok ini mengaku sangat bersyukur bisa diajak yang terlibat dalam pekerjaan perawatan rutin ini. Bukan hanya senang karena dapat penghasilan tambahan tapi juga karena bisa bantu bersih-bersih jalan.

“Aduh, maklum kita orang tidak ada sekolah. Diajak kerja-kerja begini sudah sangat senang. Bukan hanya bersih-bersih jalan supaya tidak kotor. Tapi kita juga bersyukur karena ada penghasilan tambahan untuk makan sehari-hari. Pahalanya juga ada.” Begitulah pengakuan ibu Harjan saat saya ajak berdiskusi tentang pengalamannya terlibat dalam proyek perawatan dan pembersihan jalan.

Keterlibatan perempuan dalam proyek ini turut menjadi perhatian dalam PRIM. Bukan hanya sebagai pekerja atau tenaga kebersihan saja. Mereka telah dilibatkan sejak awal, misalnya saat konsultasi publik. Tujuannya agar keterwakilan perempuan terpenuhi sehingga aspirasi mereka tentang pembangunan dan perbaikan jalan turut didengarkan.

PRIM telah membuktikan hasil dari pemeliharaan jalan dengan kualitas tinggi. Karena itulah PRIM di Nusa Tenggara Barat sebagai pilot project akan menjadi contoh bagi pemerintah dalam membangun dan merawat jalan-jalan di semua daerah di Indonesia.

Perjalanan hari itu tidak hanya mengamati dan membuktikan hasil nyata PRIM. Kami pun berkesempatan menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya udara di Taman Wisata Pusuk Sembalun di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani dan tentu saja sambil berfoto ria.

Berfoto di taman Wisata Pusuk Sembalun

Ikuti tulisan menarik Nurbaya Nuby lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu