x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 25 Juli 2019 22:52 WIB

Ketika Surya Paloh dan Anies Curi Perhatian

Ada kesan bahwa Surya Paloh mengirim sinyal kepada PDI-Perjuangan agar jangan berjalan sendirian. Ini tak lain karena pertemuan Surya dan Anies bersamaan waktunya dengan pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belum lagi presiden terpilih dilantik, Surya Paloh sudah menggadang-gadang Anies Baswedan untuk ikut pencalonan presiden 2024. Ini langkah yang sangat dini, karena itu belum sepenuhnya bisa jadi pegangan mengenai arah Partai NasDem dan relasinya dengan Gubernur DKI Jakarta itu. Walaupun, tentang pertemuan ini, sebagaimana dikutip media, Surya mengatakan, “Supaya Anies bisa mengeluarkan potensi kemampuan yang dimilikinya.... Kami dukung Anies lahir dan batin.”

Yang justru langsung terlihat ialah kesan bahwa Surya Paloh mengirim sinyal kepada PDI-Perjuangan agar jangan berjalan sendirian. Ini tak lain karena pertemuan Surya dan Anies bersamaan waktunya dengan pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto. Walaupun Surya mengatakan bahwa kesamaan waktu itu hanya kebetulan. Surya mungkin juga ingin menunjukkan bahwa ia dan NasDem juga bisa menaikkan tingkat permainan dengan menggandeng sekutu potensial lainnya.

Aksi Surya itu mungkin saja mewakili kegusaran elite koalisi pengusung Jokowi terhadap langkah Megawati tentang kemungkinan menarik Gerindra dan Prabowo ke dalam barisan koalisi. Gagasan itu, jika memang ada dan hendak diwujudkan, dikhawatirkan akan mengganggu ‘stabilitas internal’ koalisi. Namun, tampaknya Gerindra juga memahami posisinya dalam konteks ini karena tidak akan mudah mengatur harmoni dengan para mantan kompetitor kalaupun kemudian diperbolehkan bergabung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan menarik Anies ke dalam arena permainan, Surya seolah melempar batu ke air dan ingin tahu ke arah mana riaknya bergelombang. Masa lima tahun ke depan boleh dibilang pendek, boleh juga dibilang panjang, tergantung dari sudut mana melihatnya. Bagi orang yang ingin terjun dalam kontestasi sepenting pilpres, rentang waktu ini akan terasa berjalan cepat, karena itu harus bergegas melakukan investasi politik di berbagai tempat dan membangun banyak relasi.

Lemparan batu Surya itu sudah berhasil menimbulkan riak, berupa reaksi Partai Solidaritas Indonesia yang menolak pencalonan Anies dan menyindir NasDem, sedangkan PDI-P terpancing untuk mengatakan ‘silakan mempersiapkan diri’.

Bagi Anies sendiri, sejak pertemuannya dengan  Surya, segala gerak-geriknya akan semakin dipantau oleh partai politik. Banyak partai punya agenda sendiri untuk tahun politik lima tahun mendatang. Banyak nama yang tampaknya juga berminat terjun ke pilpres 2024. Jika tidak cermat dan cerdik melangkah serta mungkin terpeleset, perilaku kontroversial Anies berpotensi jadi amunisi bagi lawan politiknya untuk melancarkan serangan.

Di sisi lain, masa jabatan Anies sebagai gubernur akan habis pada 2022, atau dua tahun menjelang perhelatan pilpres. Ia perlu dan penting mempersiapkan diri untuk mencari mitra yang tepat jika kemudian tidak mencalonkan diri lagi sebagai gubernur Jakarta periode kedua, sebab panggungnya mungkin—sesuatu yang belum pasti terjadi—menjadi lebih terbatas. Pertemuan dengan Surya boleh dibilang semacam menabung dukungan ketika panggung masih tersedia.

Menjadi penting bagi Anies untuk menabung kebaikan dalam masa jabatannya yang sekarang sebagai investasi jika ia memang ingin terjun ke medan pilpres 2024. Jika kinerja bagus, investor dari luar akan mendekati—Surya adalah salah satu yang tertarik, walaupun belum tentu ia sungguh-sungguh akan mengusung Anies, tergantung perkembangan lima tahun ke depan. Tapi, akan banyak pula pihak yang berusaha agar Anies tidak mampu mewujudkan impiannya. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler