2020, Isu Khilafah Terus Bergulir: Muwafid Bilang Produk Gagal, UAS Surut?
Rabu, 1 Januari 2020 08:02 WIBIsu sensitif khilafah diprediksi akan terus menjadi perbincangan pada 2020. Kelompok pro ide ini masih banyak kendati organisasi masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia –penyokong utama gagsan tersebut--telah dicabut status badan hukumnya oleh pemerintah .
Isu sensitif khilafah diprediksi akan terus menjadi perbincangan pada 2020. Kelompok pro ide ini masih banyak kendati organisasi masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia –penyokong utama gagsan tersebut--telah dicabut status badan hukumnya oleh pemerintah .
Menkopolhukam Mahfud Md pernah menegaskan bahwa tidak ada sistem negara khilafah dalam Islam. “Yang ada itu prinsip khilafah, dan itu tertuang dalam Al Quran,” ujar Mahfud , 26 Oktober 2019.
Menurut Mahfud, dalam Al Quran yang dimaksud khilafah adalah negara yang memiliki pemerintahan. Namun, Islam tidak mengajarkan soal sistem. “Artinya setiap negara bisa menentukan sendiri sistem pemerintahannya tersebut," katanya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga pernah mempertanyakan soal khilafah. "Pertanyaannya, khalifahnya itu sopo? Kalau saya baca-baca soal khilafah itu adalah sebuah seperti nation tanpa border. Lalu bagaimana ya memilih khalifahnya," ujar Megawati, awal Desember lalu.
UAS telah surut?
Sistem pemerintahan khilafah yang pernah membawa kejayaan Islam di era pasca Nabi Muhammad SAW merupakan inspirasi bagi para penyokong gagasan ini. Sistem ini pernah bertahan selama berabad-abad dan dinilai menciptakan keberhasilan umat Islam dalam segala aspek kehidupan.
Beberapa tahun lalu, Ustad Abdul Somad (UAS) juga dianggap sebagai pendukung gagasan tersebut. Hal itu terlihat dari sejumlah ceramahnya. Pendapat UAS bisa dilihat antara lain dalam sebuah ceramahnya yang diunggah di youtube pada 29 Desember 2017.
Selanjutnya: petikannya
<--more-->
Berikut ini petikan ceramah UAS 2017:
- "Penceramah kondang, berapapun jam terbangnya, tidak bisa mengubah apa-apa. Saya capek lah. Saya dari 2009 sampai 2013 ini menjadi komisi pengembangan di badan amil zakat Riau.. Masuk kantor ke luar kantor…’ Wahai kaum muslimin….bayarlah zakat..tunaikan zakat.”…. Tapi habis sosialisasi, pegawai bilang: 'Pak Ustad, kami tidak bisa membyar zakat karena gaji kami habis dipotong bank…'
- .....Oleh sebab itu….solusi umat ini hanya satu. Apa itu? Khilafah… Tegaknya khilafah, maka selesailah masalah. "
Hanya, setidaknya sejak tahun 2018, UAS sudah tidak tampak menyebutkan “khilafah sebagai solusi satu-satunya”. Dalam ceramah UAS yang diunggah di youtube pada 25 Juli 2018, misalnya, pendapatnya mengenai khilafah sudah agak bergeser. Berikut petikannya ketika ia menjawab sebuah pernyataan jamaah mengenai khilafah:
Khilafah itu politik Islam. Ada namanya fiqih Islam, di dalamnya ada ibadah: sholat, zakat,..puasa, haji. Ada namanya muamalah: gadai menggandai, pinjam memimpjam, utang piutang. Ada yang namanya nikah: talak, rujuk.. Ada namaya siasah, khilayah, imamah… Islam punya politik. Jadi Islam itu bukan sekedar akhlak: tempeleng pipi kanaan, berikan pipi kirimu… Jadi Islam itu ada politiknya, bagaimana mengangkat pemimpin. Itu namanya khilafah
UAS juga pernah bertemu dengan Din Syamsuddin di Jakarta pada, 3 November 2018. Saat itu Din menyatakan prihatin terhadap penghadangan yang menimpa UAS. “Saya sudah mengikuti apa yang disampaikan Ustad Abdul Somad. Beliau menjelaskan khilafah dari Alquran. Beliau ahli hadits.”ujar Din.
Selanjutnya: ...terus melawan
<--more-->
Kalangan NU terus melawan
Para ulama yang konsisten menentang gagasan khilafah tentu saja kalangan NU. Sejak awal tokoh seperti Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan penceramah Ahmad Muwafid atau Gus Muwafid selalu mengecam gagasan itu.
Said Aqil, misalnya, mengungkapkan lagi kritiknya mengenai khilafah dalam acara ceramah di Jember yang dunggah di Youtube pada 24 Desember 2019. Berikut petikannya:
- “…Sekarang kita tanya, kriteria orang yang bisa dipilih jadi khalifah seperti apa? Kalau sudah ada, cara milihnya bagaimana? Kalau milihanya pakai coblosan, berarti bukan sistem Islam…coblosan itu kan Barat… Terus nanti yang mengesahkan siapa. Oleh karena itu, khilafah itu utopia. Mimpi…romantisme ….”
Adapun Gus Muwafid juga berpandangan senada. Dalam ceramah yang diunggah di youtube pada 28 November 2019, Muwafid mengatakan bahwa khilafah yang diusung Hizbut Tahrir merupakan produk gagal. Berikut petikannya:
- “.Ini sudah maju…demokrasi. Mau mau mundur lagi…pakai khilafah…. Apalagi yang punya Hizbut Tharir..tambah kacau. Itu dulu untuk menyelesaikan masalah Palestina. Lah itu Hitbut Tahrir gagal menyelesaikan problem Palestina. Produk gagal … di bawa ke Indonesia. ..”
Gus Muwafid juga menyingung lagi soal yang sama dalam ceramahnya di Magelang pada 13 September lalu. Ia mengatakan bahwa banyak orang seenaknya saja berbicara khilafah. Berikut ini petikannya:
“ Orang kalau membicarakan khilafah sak udele dewe (seenaknya sendiri). Khilafah, bendera tauhid… Lupa kalau khilaf itu bikin terbunuhnya cucunya Nabi SAW.. Terbunuhnya cucu Rasullah itu karena perebutan kekuasaan …setelah Rasullah…..
ISIS ngomong khilafah… Suriah terbunuh semua… Taliban ngomong khilafah… di Afganistan..terbunuh semua… Amrozi bicara khilafah, ngebom…
- Soal khilafah setelah Sayyidina Ali dulu rebutan.. apa turun ke Syayidina Husein atau… ke Muawiyah. Itu perang.. Dan hasilnya tidak main-main..korbannya cucu Kanjeng Nabi. Anda bisa bayangkan…ya ini cucunya Nabi… Sayyidina Husein itu dikepung pasukan Yazid bin Muawiyah..dipenggal kepalanya… Makanya jangan sembrono.. “
****
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Anies Berlebihan Banggakan Angka Kemiskinan: Data Ini Tunjukkan Prestasi DKI Buruk
Minggu, 26 Januari 2020 18:47 WIBKisruh Kawasan Monas, Gubernur Anies Dua Kali Langkahi Pemerintah Jokowi?
Kamis, 23 Januari 2020 11:18 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler