Polemik mengenai solusi banjir di Ibukota sempat sengit. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono cukup yakin normalisasi Ciliwung akan mengurangi banjir.
Itu sebabnya Basuki mendorong agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersedia menyokong proyek ini dengan melakukan pembebasan lahan. Normalisasi Ciliwung baru dilakukan sepanjang 16 kilometer (km) dari total target 33 km.
Padahal sejak dua tahun lalu pemerintah pusat sudah mengingatkan agar program--sempat berjalan pesat di era gubernur sebelumnya-- itu tetap dilanjutkan. Gubernur Anies rupanya punya konsep yang sedikit beda, yakni naturalisasi, bukan normalisasi. Hanya, konsep Anies pun tidak bisa berjalan tanpa pembebasan lahan.
Gubernur Anies juga sempat mempertanyakan efektivitas proyek normalisasi Ciliwung dengan mangatakan bahwa di wilayah yang telah dinormalisasi pun masih tergenang.
Mengurangi 24 persen genangan
Para pejabat sebetulnya tidak perlu debat kusir soal cara mengatasi banjir. Sudah terlalu banyak studi yang membahas hal itu. Tim di Kementerian PUPR juga memiliki segudang ahli. Kajian ini hanyalah sebuah contoh bahwa semua proyek bisa diukur efektivitasnya.
Salah salah studi itu pernah dilakukan oleh Segel Ginting, mahasiswa progam magister Pengelolaan Sumber Daya Air di Institut Teknologi Bandung. Ia membuat tesis dengan judul “Kajian dan Efektivitas Pengendalian Banjir di Jakarta” yang diselesaikan pada 2015. Segel dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. M. Syahril B. Kusuma, M.Sc dan Dr. Ir. Suardi Natasaputra, M.Eng.
Segel membikin simulasi terhadap berbagai solusi mengendalikan banjir antara lain normalisasi Ciliwung, pembuatan sodetan dan pembuatan deep tunnel. Kesimpulanya cukup menarik. Hampir semua program itu bisa mengurangi banjir dengan porsi tertentu.
Berdasarkan kondisi kejadian banjir 2007, peneliti menyimpulkan dari hasil simulasi itu bahwa normalisasi Ciliwung akan menurunkan muka air banjir sekitar 0.5 m sampai dengan 2 m. Adapun dampaknya bagi genangan di wilayah sekitar aliran sungai itu dapat mengurangi luas genangan banjir sekitar 24 persen dari total genangan di daerah layanannya untuk kejadian banjir 2007.
Normalisasi itu memiliki dampak yang sangat besar untuk periode ulang 2 tahun dan menurun pada periode ulang 5 tahun kemudian meningkat lagi pada periode ulang 10 tahun.
Selanjutnya: sodetan....
Ikuti tulisan menarik Dian Novitasari lainnya di sini.