Lalu bagaimana memutus mata-rantai penyebaran virus ini? Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan hal itu dapat dilakukan dengan isolasi mandiri. “Dengan isolasi mandiri, maka interaksi antar orang akan terbatas sehingga penularan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-2 dapat dikendalikan,” kata dia kepada Antara.
Ari Fahrial mengatakan tujuan isolasi ini adalah agar tidak terjadi interaksi dengan banyak orang karena proses infeksi terjadi lewat penularan dari satu orang kepada orang lain dengan cepat. Isolasi mandiri dilakukan karena transmisi atau penularan virus Corona itu sudah bersifat lokal, bukan lagi hanya mencurigai orang yang datang dari luar negeri atau yang telah bepergian ke luar negeri.
Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran UI itu mengatakan isolasi mandiri cukup dilakukan selama 14 hari. Dua pekan juga merupakan masa inkubasi, yakni rentang waktu antara terjadinya infeksi virus dan munculnya gejala.
Isolasi mandiri dilakukan baik orang yang sehat maupun yang sakit. Untuk yang sakit diharapkan segera memeriksakan kesehatan dan berobat ke dokter. Dia juga harus berdiam diri di rumah karena berpotensi menularkan penyakit dan rentan terkena penyakit. “Karena pada saat inilah daya tahan tubuh lemah.”
Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.