x

Nadiem Makarim tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 21 Oktober 2019. TEMPO/Subekti.

Iklan

Dara Safira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Januari 2020

Selasa, 16 Juni 2020 15:48 WIB

Soal Nadiem, Media yang He-hehe Hi-hi-hi


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hehee, hihihi...

Tertawa saja rasanya. Baca framing opini digiring media.

Soal kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim terbaru soal aktivitas sekolah yang sudah masuk tahun ajaran baru 2020/2021 --keputusan Senin, 15 Juni.

Yang kebetulan situasinya masih pandemi virus Covid-19.

Ada angka hanya 6 persen peserta didik di zona hijau yang dianggap boleh saja mulai lakukan belajar tatap muka.

Berarti ada 94 persen yang masih tidak boleh lakukan aktivasi belajar tatap muka. Wajib tetap seluruh peserta didik di daerah yang 94 persen itu tetap harus belajar dari rumah.

Itu pun angka 6 persen daerah zona hijau yang dipertimbangkan bisa saja lakukan belajar tatap muka, wajib juga patuhi persyaratan.

Ada syarat izin dari Pemda. Ada syarat izin mematuhi protokol kesehatan
Dan ada syarat berdasarkan persetujuan orang tua murid. Apakah rela membolehkan lagi anaknya datang ke sekolah. Belajar tatap muka.

Satu syarat saja tidak dipenuhi, maka sekolah tetap tak boleh lakukan belajar tatap muka.

Meskipun itu tadi, berada di zona hijau.

Lha, kenapa yang dibesarkan opininya terkesan Nadiem sudah boleh, bebaskan lagi, belajar tatap muka di sekolah.

Ke mana angka 94 persen keputusan Nadiem tetap melarang sekolah tidak boleh lakukan belajar tatap muka? Para murid tetap belajar dari rumah.

Hehehe, hihihi...

Makanya tertawa saja.

Sebab lucu. Ada pesan utama pada jumlah yang lebih besar bahwa tidak ada belajar tatap muka, tapi kok tidak digelembungkan informasinya.

Inilah yang jadi pembodohan. Akhirnya begitu.

Media tidak meluruskan apa yang jadi inti besarnya. Angka 94 persen kalah opini oleh 6 persen.

Kasihan pembaca. Kasihan masyarakat.

Penjelasan 94 persen keputusan Nadiem tetap melarang adanya belajar tatap muka tertutupi. Media dominan membingkai seolah Nadiem bolehkan sekolah lagi --meski ditambahi embel-embel di zona hijau.

Ambil rapor belajar dilaksanakan hari Sabtu. Kecuali beberapa murid saja hari Jumat. Apakah sama artinya bahwa seluruh murid harus ambil rapor belajar hari Jumat?

Begitulah media. Yang terbaca dominan opininya memberitakan soal aktivitas sekolah pada tahun ajaran baru 2020/2021 saat pandemi.

Efeknya, dapat membuat orang tua murid atau masyarakat salah tafsir. Dipikir informasi pengambilan rapor belajar adalah semuanya hari Jumat.

Media mencerahkan. Begitu seharusnya. Bukan membuat publik punya persepsi berbeda. Apa karena tidak seru bagi media jika situasi tidak gaduh? Lalu bakal kehilangan target berita karena semua tenang.

Entahlah...

Hanya bisa tertawa saja. Hehe, hihihi...*

Ikuti tulisan menarik Dara Safira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu