x

ilustr: Search Engine Journal

Iklan

Amalia Puji Adjani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Agustus 2020

Jumat, 21 Agustus 2020 18:33 WIB

4 Prinsip Menjaga Kesehatan Imunitas Tubuh di Tengah Pandemi Covid-19

Imunitas menjadi hal yang penting dalam menjaga dan membentengi diri dari virus Covid-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saat ini dunia sedang dihantam pandemi Coronavirus (Covid-19). Kasus ini berawal dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020.

Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, Covid-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita Covid-19 yang berat, dapat menimbulkan pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian. Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara.

Melansir data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di tanah air hingga saat ini telah merenggut 6.418 jiwa dari 147.211 warga terkonfirmasi positif dan 100.674 jiwa diantaranya sembuh. Imunitas merupakan pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus hingga parasit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk melindungi diri dari paparan virus corona, masyarakat dunia telah banyak menjalankan langkah pencegahan, seperti dengan berdiam diri di rumah, menjaga jarak dari orang lain, hingga rajin mencuci tangan. Pemerintah Indonesia pun turut menerapkan kebijakan tersebut dalam mencegah penularan virus mematikan ini.

Penting untuk menjadi catatan bahwa belum ada vaksin untuk mencegah Covid-19. Sehingga langkah pencegahan lebih dimaksimalkan untuk meredamnya. Selain langkah pencegahan, satu hal lagi yang krusial untuk dilakukan adalah menjaga sistem imun atau daya tahan tubuh agar tetap sehat. Mengukur imun sehat atau tidak pun tentu sulit dilakukan. Yang paling penting, kita harus menghindari paparan virus, dan menjaga imun tubuh tetap sehat.

Cara menjaga sistem imun tetap sehat melawan virus corona terlihat sepele namun vital, caranya bisa dengan berjemur, istirahat yang cukup, menjaga waktu tidur dan menjaga pola makan yang sehat. Lebih utama dianjurkan pada orang yang diduga terinfeksi virus corona akibat interaksi langsung dengan pasien positif maupun memiliki riwayat perjalanan dari negara yang terpapar pandemi mematikan tersebut.

Dikutip dari situs resmi Kementrian Kesehatan menyatakan masa karantina yang telah ditetapkan yaitu selama 14 hari berdasar pada estimasi periode inkubasi dari virus corona yang memicu penyakit Covid-19. Dijelaskannya awal infeksi virus corona terjadi antara 2 hingga 7 hari setelah seseorang terpapar virus. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi. Seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. 

 

Saat inilah kita dituntut untuk tetap menjaga sistem imun agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Menjaga sistem imun tubuh sangatlah mudah yaitu dengan menjalankan prinsip gizi seimbang. Berdasarkan organisasi internasional FAO (Food and Agriculture Organization) prinsip gizi seimbang adalah Mengonsumsi makanan beragam, Membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB).

 

Prinsip pertama yaitu dengan mengonsumsi makanan beragam. 

Artinya semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi.  Cara menerapkan pesan ini dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok yang mengandung karbohidrat (beras, jagung, singkong, ubi, talas, garut, sorgum, sagu dan produk olahannya), lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani (daging sapi, daging kambing, daging rusa dll), daging unggas (daging ayam, daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahnya dan pangan sumber protein nabati (kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang tolo dan lain-lain). Apakah mengonsumsi makanan beragam tanpa memperhatikan jumlah dan proporsinya sudah benar? Tidak. Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Contohnya, saat ini dianjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral. Demikian pula jumlah makanan yang mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko beberapa penyakit tidak menular seperti diabetes, dianjurkan untuk dikurangi.

 

Prinsip kedua yaitu dengan membiasakan perilaku hidup bersih, dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh yang diterapakan pada masa Covid-19 ini adalah selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan virus.

 

Prinsip ketiga yaitu melakukan aktivitas fisik artinya aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel, naik turun tangga dan lain-lain.

 

Prinsip keempat yaitu mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya. Membiasakan minum air putih yang cukup dan aman juga sebaiknya diterapkan. Air merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang berarti bahwa air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup sehat, dan tubuh tidak dapat memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan ini. Air diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sehingga keseimbangan air perlu dipertahankan dengan mengatur jumlah masukan air dan keluaran air yang seimbang.

 

Keep Safety and Stay Healthy

 

 

Ikuti tulisan menarik Amalia Puji Adjani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler