x

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Minggu, 30 Agustus 2020 05:45 WIB

Indonesia Mencari Bapak Aspal Buton

Apalah arti sebuah nama? Bunga mawar mekipun namanya bukan mawar, tetapi akan tetap wangi. Ini adalah ucapan Pujangga Inggris William Shakespeare. Tetapi ungkapan tersebut tidak berlaku untuk sebutan Bapak Aspal Buton yang tentunya akan memiliki arti yang sangat jauh berbeda dengan sebutan Bapak Aspal Impor. Sebutan Bapak Aspal Buton mempunyai makna yang sangat mulia karena mampu menyejahterakan 260 juta rakyat Indonesia. Sedangkan kalau sebutan Bapak Aspal Impor maka hanya akan menyejahterakan segelintir rakyat Indonesia saja. Dan mungkin malah akan menyejahterakan jutaan rakyat negara-negara lain. Sekarang tinggal pilih siapa diantara kita yang akan mampu menjadi Bapak Aspal Buton sebelum tahun 2024?. Atau akan menjadi Bapak Aspal Impor selamanya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton pertama kali ditemukan oleh seorang Geolog Belanda yang bernama W.H. Hetzel pada tahun 1924. Apakah beliau dapat disebut sebagai Bapak Aspal Buton? Kelihatannya tidak bisa. Memang benar Meneer Hetzel adalah orang yang pertama kali menemukan batuan aspal Buton. Tetapi sampai sekarang batuan aspal Buton tersebut masih tetap saja sebagai batuan aspal Buton. Dan masih belum mampu menggantikan aspal impor. Lalu siapa yang sekarang kira-kira paling pantas untuk dapat disebut sebagai Bapak Aspal Buton? Inilah hebatnya Indonesia. Dari hampir 260 juta rakyat Indonesia, kita masih sangat sulit untuk mendapatkan 11 orang pemain sepakbola yang memiliki prestasi kelas Asia. Apa lagi untuk mendapatkan 1 orang anak bangsa saja yang pantas disebut sebagai Bapak Aspal Buton.

Mungkin kalau kita samakan dengan prestasi Bapak BJ Habibie yang mendapat predikat Bapak Teknologi Indonesia berkat kompetensinya dalam bidang teknologi pesawat terbang, maka tidak ada seorangpun yang akan mampu disebut sebagai Bapak Aspal Buton. Perbedaannya dapat diibaratkan sebagai bumi dan langit. Karena sampai sekarang ini masih belum ada seorangpun Pemimpin yang peduli kepada nasib aspal Buton untuk menyejahterakan rakyat Indonesia. Belum ada sosok Pahlawan yang gagah berani untuk tampil membela kezaliman terhadap aspal Buton yang selama bertahun-tahun ini dibiarkan menanti tanpa adanya kepastian. Dan seolah-olah ada kesan bahwa aspal Buton diabaikan karena dianggap tidak penting. Tentu saja hal ini sangat menyakitkan perasaan anak bangsa, karena aspal Buton itu diyakini sejatinya adalah aset bangsa yang sangat berharga.

Setiap zaman ada Pemimpinnya. Dan setiap Pemimpin ada zamannya. Inlah kata-kata bijak yang kita perlu renungkan bersama. Pada tahun 2024 aspal Buton akan genap berusia 100 tahun. Dan kalau kita anggap bahwa 1 zaman itu adalah 100 tahun, maka zaman aspal Buton 4 tahun lagi akan segera berakhir. Dan Pemimpin yang diharapkan masih belum juga muncul. Pemimpin yang dapat kita sebut sebagai Bapak Aspal Buton. Pemimpin yang dapat menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia dengan memanfaatkan aspal Buton. Pemimpin yang ditunggu-tunggu selama hampir 100 tahun. Padahal semua daya, upaya, dan doa sudah dilakukan, tetapi Pemimpin yang selalu didambakan rakyatnya masih belum juga kunjung tiba.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia pada saat ini sedang mengalami musibah besar. Ada krisis ekonomi dan kesehatan akibat wabah pandemi Covid-19. Sampai kapan akan berakhir masih belum ada yang bisa memastikan. Mungkin sampai tahun 2024 nanti akan masih terasa dampaknya. Dalam situasi yang problematik ini, Indonesia membutuhkan seorang Pemimpin yang bisa memberi contoh, bisa memberi motivasi, dan ikut mendorong sebuah perubahan. Seseorang yang mampu mendobrak tradisi dan kenyamanan agar dapat memberikan harapan sejahtera untuk masa depan generasi penerus bangsa. Seseorang yang mempunyai sense of urgency untuk memberikan kesejahteraan lahir dan batin kepada rakyatnya. Rakyat Indonesia sangat berhak untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan bathin karena memang Indonesia memiliki sumber daya alam aspal Buton yang deposit bitumennya sangat melimpah. Dalam mengelola aset Bangsa ini tentunya dibutuhkan sosok Pemimpin yang luar biasa sangat mencintai rakyatnya lahir dan bathin juga.

Bapak Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto diberi penghargaan sebagai Bapak Pembangunan karena telah melakukan banyak pembangunan di Indonesia dalam berbagai bidang. Bapak Presiden ketujuh Joko Widodo juga sudah banyak melakukan banyak pembangunan di Indonesia, khususnya dalam pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol di seluruh Indonesia. Mulai dari Provinsi Aceh hingga provinsi Papua. Tetapi sangat disayangkan beliau masih belum dapat disebut sebagai Bapak Aspal Buton, karena semua infrastruktur jalan-jalan Tol yang telah dibangun dimasa pemerintahan Pak Jokowi masih menggunakan aspal impor.

Pemerintahan Pak Jokowi akan masih berkuasa sampai tahun 2024. Oleh karena itu Pak Jokowi masih memiliki kesempatan untuk dapat disebut sebagai Bapak Aspal Buton dalam 4 tahun ke depan. Syaratnya adalah pak Jokowi harus segera memanfaatkan aspal Buton untuk menyejahterakan rakyat Indonesia. Padahal apabila pemerintah sudah memiliki kemauan politik untuk memanfaatkan aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor, maka insya Allah akan terbuka jalannya untuk mencapai tujuan itu.

Apalah arti sebuah nama? Bunga mawar mekipun namanya bukan mawar, tetapi akan tetap wangi. Ini adalah ucapan Pujangga Inggris William Shakespeare. Tetapi ungkapan tersebut tidak berlaku untuk sebutan Bapak Aspal Buton yang tentunya akan memiliki arti yang sangat jauh berbeda dengan sebutan Bapak Aspal Impor. Sebutan Bapak Aspal Buton memiliki makna yang sangat mulia karena mampu menyejahterakan 260 juta rakyat Indonesia. Sedangkan kalau sebutan Bapak Aspal Impor maka hanya akan menyejahterakan segelintir rakyat Indonesia saja. Dan mungkin malah akan menyejahterakan jutaan rakyat negara-negara lain. Sekarang tinggal kita sebut satu nama siapa anak bangsa yang akan mampu menjadi Bapak Aspal Buton sebelum tahun 2024?. Atau yang akan menjadi Bapak Aspal Impor selamanya?

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB