x

Iklan

Ibnu Affan Frananda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Agustus 2020

Selasa, 22 September 2020 15:14 WIB

Pegiat Alam dan Penikmat Alam, Kata yang Sering Disalahpahami Kaum Milenial

Alam memiliki makna dan arti sangat luas yg merupakan segala yg ada di langit dan di bumi , Segala Sesuatu yg ada dalam Lingkungan Kehidupan dan Bukan buatan manusia seperti Gunung-Laut-Danau-Hutan-Sungai-Perbukitan-Lembah-Habitat Flora/Fauna dan Lingkungan Manusia .

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pegiat Alam/Pecinta Alam

orang-orang yang bergiat, baik itu kelompok, pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat umum
yang ikut serta peduli untuk bersama-sama menjaga dan merawat alam dan lingkungan, yang berdasarkan semangat keinginan dan niat dari hati untuk peduli, bukan karena paksaan ataupun ikut-ikutan. Bukan juga orang-orang yang suka menjadikan alam sebagai alat yang hanya semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi .

Peduli itu bisa kita mulai dari hal terkecil di lingkungan tempat tinggal kita masing-masing agar secara perlahan bisa terbiasa sampai keluar dan ke alam bebas. Bukan brarti kita harus langsung buat gebrakan Aksi besar, semua tetap pada perosesnya .

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penikmat Alam

Penikmat Alam atau bisa di sebut dengan wisatawan, pengunjung objek wisata, traveler, penjelajah dan sebagainya adalah orang-orang yang mengisi waktu luang untuk berlibur, menjelajah dan berpetualang di alam dengan bidang dan keinginannya masing-masing. Ada yang suka mengunjungi pantai, danau, air terjun, laut-dan sebagainya. Ada juga yang suka berpetualang dan menjelajahi gunung, hutan, lembah dan sejenisnya .


Asal sesuai dengan perbekalan, baik itu fisik, peralatan maupun uang saku, karena itu salah satu kenyamanan untuk nepergian. Bukan hanya dengan memaksakan kehendak sendiri tanpa kesiapan Jangan juga memaksakan kehendak saat cuaca atau keadaan alam yang lagi tak Bersahabat, agar kita terhindar dari hal yang tak di inginkan .

Dan hal yang harus kita lakukan sebagai pengunjung wisata adalah :
- Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, seperti jangan meninggalkan sesuatu yang bisa mencemari alam .
- Jangan mengambil apapun kecuali foto, seperti jangan mengambil sesuatu yang bisa merusak alam dan merusak flora/fauna
- Jangan membuang apapun kecuali waktu, cukup membuang waktu untuk menikmati alam tanpa membuang sampah sembarangan, sisihkan sampah di tempat yg sudah di sediakan oleh pengelola wisata.

Tetap pada rtika, tutur kata dan tingkah laku yang baik, agar alam tetap bersahabat dengan kita .

Bergiat sambil menikmati alam

Banyak para pegiat yang melakukan kegiatan sambil menikmati alam, seperti kemping konservasi, diklat, kemping santai sambil menanam, kemping edukasi dan sebagainya. Kegiatan itu kadang dilakukan di luar objek wisata alam, ada yang melakukan kegiatan di Kawasan alam yag krisis, di hutan konservasi, di lingkungan masyarakat Pedesaan, di cagar alam, dan sebagainya.

Di sini para pegiat biasanya merangkul pihak-pihak lain seperti pelajar, mahasiswa , atau masyarakat umum untuk bergabung dalam kegiatan.

Nah kalau di objek wisata, kegiatan peduli alam juga sering di lakukan dengan berbagai cara, ada yang dengan edukasi disertai dengan hiburan seperti live music, permainan, dan lain-lain.

Ada juga edukasi yang disertai dengan aksi, seperti aksi menanam pohon di seputaran objek wisata, aksi bersih-bersih atau peduli sampah, dan lainnya. Hal-hal positif seperti ini yang perlu diketahui para generasi muda, agar suatu hari timbul dari hati untuk menikmati alam sambil ikut serta menjaga dan merawat nya .

Sampah di obyek wisata yang disalahkan pecinta alam?

Sering kita lihat di Media Sosial postingan-postingan tentang keadaan wisata yang kotor dari sampah, salah satunya objek wisata gunung. Nah, kenapa dalam postingan-postingan tersebut selalu mengkaitkan atau selalu menyindir pecinta alam? Di sini la banyak pemahaman-pemahaman yang menyimpang.

Banyak oknum-oknum yang suka teriak lestari dan mengklaim atau membentuk sebagai kelompok pecinta alam hanya dengan aktivitasnya beberapa kali kemah dan mendaki. Apakah menurut kita sesuai? Mungkin tidak, karena aktivitasnya di alam hanya sekedar menikmati dan baru beberapa kali.

Seharusnya disesuaikan dengan bidangnya dalam menikmati alam seperti komunitas adventure , komunitas traveling, komunitas explore, ekspedisi, dan sebagainya.

Saat ini lagi ramai yang suka mengklaim sebagai pecinta alam padahal hanya sekedar menikmati alam seperti orang pada umumnya. Jadi orang-orang yang di luar hoby alam langsung tertuju kepada pecinta alam saat melihat objek wisata alam menjadi kotor karena sampah.

Padahal sama-sama kita ketahui, objek wisata itu terbuka oleh umum yang dikunjungi dari segala penjuru dan dari segala watak manusia yang tujuannya untuk berlibur, menjelajah dan menikmati alam. Jadi di Alam itu 90% kita para penikmat dan 10% para pegiat/pecinta .

Dan mengenai sampah atau hal yang mencemari lainnya di objek wisata kita memohon untuk tindakan tegas dari pengelola, lebih baik kita tegas ke 1 pengunjung yang menyampah karena suatu hari kita akan kedatangan ribuan pengunjung karena kenyamanannya, terutama nyaman dari yang namanya sampah.

Salam lestari buat teman-teman pecinta alam. Salam rimbawan buat teman-teman Rimbawan. Salam adventure buat teman-teman penjelajah dan petualang. Salam konservasi/salam Hijau buat teman-teman aktivis alam dan lingkungan.

Dan salam sejahtera buat kita semua.

 

Ikuti tulisan menarik Ibnu Affan Frananda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler