
Nataliuus Pigai. TEMPO/Imam Sukamto
Rabu, 27 Januari 2021 13:06 WIB
Rasisme Kembali Menimpa Natalius Pigai, Pelaku Minta Maaf
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai yang berasal dari Papua kembali mendapatkan komentar rasisme. Diduga, penyebar dari komentar rasisme tersebut berasal dari relawan Presiden Joko Widodo.
Dibaca : 977 kali
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu Natalius Pigai harus kembali menerima komentar rasisme. Ujaran rasisme yang sebelumnya sempat dilontarkan oleh Permadi Arya atau Abu Janda, kini Natalius Pigai menerima komentar rasisme dari Ambroncius Nababan.
Laki-laki kelahiran Papua tersebut pernah bekerja sebagai Staf Khusus Menteri di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia pada masa kepemimpinan Alhilal Hamdi dan Jacob Nuwa Wea di tahun 1999-2004. Dia juga dikenal sebagai Aktivis Mahasiswa era tahun 1995-1999 pada masa perjuangan reformasi.
Ujaran rasisme yang beredar luas di media sosial tersebut menarik perhatian warganet. Apalagi, Ambroncius diduga merupakan relawan Presiden RI, Joko Widodo. Warganet yang melihat ujaran rasisme tersebut mengecam tindakan Ambroncius, namun berdasarkan penelusuran, akun Facebook milik Ambroncius Nababan diduga telah dihapus setelah unggahannya membuat heboh warganet.
Dalam tulisannya, Ambroncius menuliskan pada hari Selasa, 12/1, sebagai berikut:
"Mohon maaf yg sebesar-besarnya. Vaksin sinovac itu dibuat untuk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di Vaksin. Paham?" tulis akun Facebook Ambroncius Nababan pada Selasa (12/1/2021).
Diketahui Ambroncius menjabat sebagai Ketua Umum Projamin, namun saat ini pihak yang bersangkutan belum bisa dimintai konfirmasi tentang tulisannya tersebut. Beberapa warganet tidak tinggal diam menanggapi hal tersebut, salah satunya yang ditulis oleh akun Facebook bernama Kezia Dewi.
"Contoh kelakuan rasis : (trus saya diblock...) pintar! Kl ada yg mau, direport saja org tsb. Kalau suku-suku lain di Indonesia, yang merasa dirinya lebih cakep secara fisik dibandingkan orang-orang Papua terus saja mengolok-olok orang Papua, maka jangan marah kalau mereka minta merdeka," tulis akun Facebook Kezia Dewi.
"Gilak nih orang. Rasisnya sudah kelewatan. Kenapa orang-orang kayak gini bebas menebar kebencian dan permusuhan?" tulis akun Facebook Wendra Setiawan.
Beralih dari Facebook, pengguna media sosial Twitter pun juga turut mengecam aksi tidak terpuji ini.
“Kelakuan yang tidak patut dicontoh. RASIS...Mereka bebas melakukan, karena sudah tau bakal tidak tersentuh hukum?” tulis akun @Ameeranti pada tanggal 23 Januari 2021 lalu.
Indonesia dikenal dengan keberagamannya, maka dari itu lahirlah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Jangan sampai di kemudian hari anak dan cucu kita mencontoh perbuatan rasisme. Padahal, dengan adanya keberagaman ini menciptakan keindahan.
Akhirnya peristiwa ini sudah mendapatkan titik terangnya. Pada tanggal 25 Januari 2021 lalu, Ambroncius memberikan klarifikasi. dirinya menyebutkan bahwa tulisan yang disebarluaskan di Facebook bertujuan untuk memberikan tanggapan atas pernyataan Natalius Pigai yang menolak vaksin Sinovac dan memilih membeli vaksin merek lain.
Ambroncius mengakui kesalahannya, dirinya meminta maaf kepada Natalius Pigai sekaligus masyarakat Papua atas tindakannya. Ia tidak bermaksud melukai hati para masyarakat Papua.
"Saya menyesali kejadian ini dan saya akan bertanggung jawab bila saudara NP ingin menggugat saya secara hukum. Saya tidak akan lari, saya tetap bertanggung jawab kepada saudara NP bila saya dianggap bersalah dan melanggar hukum. Tapi intinya saya tidak ada maksud sedikit pun untuk melukai hati masyarakat Papua. Untuk itu kepada saudara, masyarakat Papua agar dapat memaafkan saya," ungkapnya.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Sabtu, 13 Februari 2021 18:57 WIB

Menerka di Balik Maksud Presiden Jokowi Meminta Rakyat Aktif Mengkritik
Dibaca : 931 kali
Senin, 8 Februari 2021 05:46 WIB

Nikel Menjadi Lembaran Baru Bagi Indonesia
Dibaca : 942 kali
Sabtu, 6 Februari 2021 07:54 WIB

Partai Demokrat Digoyang, Apa Motif Jangka Panjangnya?
Dibaca : 1.603 kali
Kamis, 28 Januari 2021 17:09 WIB

Revisi UU Pemilu: Mengapa Presidential Threshold Harus Dihapus
Dibaca : 1.817 kali
Rabu, 27 Januari 2021 13:06 WIB

Rasisme Kembali Menimpa Natalius Pigai, Pelaku Minta Maaf
Dibaca : 978 kali
Jumat, 15 Januari 2021 05:55 WIB

Raffi Ahmad Ceroboh Saat Digadang Menjadi Role Model
Dibaca : 1.044 kali
Rabu, 6 Januari 2021 18:11 WIB

Menanggulangi Mahalnya Harga Tempe dan Tahu
Dibaca : 1.257 kali
Rabu, 6 Januari 2021 12:32 WIB

Daya Tarik Pekerjaan Guru Itu Menjadi PNS, kok Disetop?
Dibaca : 1.141 kali
Kamis, 7 Januari 2021 11:23 WIB

Selebrasi Vaksin, Perlukah Saat Ini?
Dibaca : 1.486 kali
Senin, 28 Desember 2020 12:35 WIB

Lagu Indonesia Raya Diparodi, Momentum Refleksi dan Instrospeksi Pemimpin Negeri, dan Pelaku Ditangkap
Dibaca : 1.008 kali
2 hari lalu

Keluarga Pejabat Menyerobot Antrian Vaksinasi; Keadilan Dipertanyakan
Dibaca : 818 kali
4 hari lalu
