Di dunia sastra terdapat berbagai kajian yang dipelajari dan diterapkan dalam kebahasaan. Salah satunya yaitu kajian semiotika, dikenal juga dengan istilah ilmu ketandaan. Konsepnya berhubungan dengan hal terkait indikasi, mirip atau tidak, simbolisme, dan banyak spesifikasi lainnya dalam sebuah komunikasi.
Bahkan dalam penjabarannya, juga berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan sosial. Nah apa sebenarnya kajian semiotika tersebut, apakah ada jenis-jenisnya, hingga contoh lengkap? Semua dikaji lengkap disini.
Apa Itu Kajian Semiotika?
Mungkin Anda masih bingung tentang makna lengkap dari semiotika tersebut, jika dilihat dari definisinya adalah sebuah ilmu yang mengkaji tentang tanda dan semua hal terkait penandaan.
Sobur, dalam buku Analisis Teks Media (2015) menjelaskan bahwa kata semiotika diambil dari bahasa Yunani “Semeion” artinya tanda. Secara lebih luas dikatakan sebagai konvensi sosial yang mewakilkan penjelasan terhadap hal lain. Sebagai contoh, sesuatu yang basah menandakan adanya air.
Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan sebagai ilmu atau teori yang berhubungan dengan tanda dan lambang-lambang yang ada dan dikenal oleh manusia. Seperti kode morse, tanda baca dalam tata bahasa, hingga tanda lalu lintas.
Preminger, menyebutkannya sebagai ilmu tentang tanda yang menempatkan fenomena sosial sebagai tanda. Kemudian sistem yang ada di masyarakat, konvensi, maupun aturan memiliki peranan menentukan apakah sebuah tanda memiliki sebuah arti penting atau tidak.
Jenis Kajian Semiotika
Terdapat banyak jenis dari Semiotika, yang penggunaannya sangat familiar dalam kehidupan. Bahkan mungkin tanpa disadari, Anda sering menggunakannya. Berikut ini jenisnya berdasarkan buku Semanti Leksikal (2001).
- Deskriptif
Merupakan kajian semiotika pada sebuah sistem tanda yang sudah ada sejak lama, lalu masih ada sampai saat ini dengan arti yang tidak berubah. Contohnya adalah tanda ketika gemuruh terdengar dari sebuah gunung merapi, biasanya akan diiringi oleh meletusnya gunung tersebut.
- Analitik
Jenis ini mengkaji tentang berbagai sistem pertandaan yang nantinya akan menghasilkan sebuah makna, obyek, maupun ide. Kebanyakan digunakan dalam sebuah penyampaian informasi. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang bertepuk tangan menandakan sebuah apresiasi terhadap sesuatu.
- Kultural
Kajian kultural berhubungan dengan sebuah kebudayaan, karena pastinya dalam sebuah budaya ada tanda-tanda tertentu yang menjelaskan sebuah informasi penting terkait budaya tersebut. Misalnya, pawai ogoh-ogoh yang dilaksanakan oleh umat Hindu menandakan akan tibanya hari raya Nyepi.
- Faunal
Beda lagi dengan semiotika faunal yang mengkaji berbagai tanda dari hewan. Biasanya akan berhubungan dengan kebiasaan hewan, kemudian menjadi sebuah tanda dan kebenarannya bisa dibuktikan.
Contoh, kucing mengelus kaki majikannya karena dia merasakan sayang atau meminta makan. Bisa juga tanda pada hewan anjing yang menggonggong di malam hari, menandakan bahwa ada sesuatu yang dilihatnya.
- Natural
Kajian natural akan mengidentifikasi berbagai tanda natural yang terjadi di alam, tanpa campur tangan manusia. Misalnya, mendung yang menandakan bahwa akan turun hujan.
- Naratif
Jenis semiotika naratif menjelaskan tentang tanda-tanda narasi yang diucapkan atau ditulis pada zaman dahulu dan masih menjadi sumber informasi bagi sebagian orang. Salah satunya adalah tanda dari mitos orang tua zaman dahulu, tentang duduk di depan pintu rumah memiliki arti negatif yaitu menjauhkan rezeki. Namun kebenaran informasi tersebut tidak bisa dipastikan.
- Struktural
Berhubungan dengan pertandaan yang muncul dari sebuah struktur bahasa. Sebagai contohnya adalah, dalam bahasa Jawa ada struktur bahasa formal yang diucapkan saat bertemu dengan orang penting atau orang lebih tua. Kemudian ada juga struktur non formal yang diucapkan kepada rekan sebaya dan bersifat lebih santai.
- Sosial
Merupakan kajian tanda yang berkaitan dengan komunikasi sosial di tengah masyarakat. Misalnya berjabatan tangan saat memperkenalkan diri, mengangguk ketika setuju akan sesuatu, menutup muka ketika takut, menggeleng jika tidak setuju, dan masih banyak contoh lainnya.
- Normatif
Yaitu berupa kajian untuk melihat tanda yang menjadi perwujudan dari berbagai norma di tengah masyarakat. Misalnya, janur kuning menandakan ada orang yang menikah. Bendera hitam, menandakan ada orang meninggal, juga lampu lalu lintas dimana setiap warna memiliki maknanya sendiri.
3 Instrumen Utama Kajian Semiotika
Untuk memastikan bahwa sebuah tanda termasuk dalam kajian semiotika, ada tiga instrumen yang ada karena instrumen itu akan menjadi penyebab terjadinya komunikasi yang menghasilkan sebuah pemahaman.
- Isyarat
Yaitu upaya seseorang memberitahu sebuah informasi kepada orang lain, dengan melakukan hal tertentu. Sifatnya temporal atau sesuai dengan waktu terjadinya komunikasi.
Ketika seseorang mengacungkan jari jempolnya kepada seseorang, ketika ditanya soal keadaannya. Hal itu merupakan sebuah isyarat, yang akan ditanggapi oleh penanya tanpa perlu melakukan komunikasi lanjutan.
- Lambang
Adalah sesuatu yang menjadi sumber pemahaman seseorang terhadap sebuah objek. Keberadaannya dihubungkan dengan berbagai kondisi sosial, kultural, maupun sesuatu bersifat kondisional. Makna dari lambang ini juga bergam, ada yang bermakna kias, subjektif, khusus, maupun dinamis. Sedangkan bentuknya juga variatif, bisa berupa warna, benda, nada, hingga bentuk-bentuk imajinatif namun memiliki makna tersendiri.
- Tanda
Sebuah kajian semiotika juga memiliki instrumen berupa tanda, yang akan menjelaskan tentang sebuah kondisi atau objek. Bentuknya sangat beragam, seperti benda, sebuah tulisan, kode, kalimat yang diungkapkan, hingga sebuah kejadian tertentu.
Contoh Tanda Dalam Kajian Semiotika
Secara umum, tanda yang sering digunakan dalam penjabaran jenis-jenis semiotika dikategorikan pada dua hal. Pertama adalah tanda verbal dan kedua non verbal. Ada tanda yang masuk dalam semua jenis semiotika, ada juga yang tidak. Seperti apa contohnya?
Tanda Verbal
Didefinisikan sebagai tanda yang dijelaskan menggunakan berbagai alat komunikasi dan media-media penyampai informasi. Anda pastinya sangat sering berhubungan dengan tanda-tanda ini, seperti:
- Komunikasi Tatap Muka
Ketika melakukan komunikasi tatap muka, akan banyak informasi disampaikan langsung lewat ucapan dengan makna-makna tertentu.
- Informasi Melalui Media
Pembicaraan penyiar radio dan pembawa acara televisi juga memberikan banyak informasi melalui berbagai kalimat yang diucapkan
- Komunikasi Interaksi Saat Belajar di Sekolah atau Kampus
Ketika seorang staf pengajar seperti guru atau dosen memberikan penjelasan tentang materi pelajaran, mereka sedang memberikan tanda verbal untuk dipahami oleh siswa.
- Komunikasi Saat Transaksi Jual Beli
Sama halnya dengan tanda verbal lainnya, ketika terjadi komunikasi antara penjual dan pembeli di sebuah pasar. Tanda-tanda verbal juga disampaikan melalui ucapan. Contoh, saat pembeli bertanya harga lalu dijawab penjual dengan angka tertentu.
Tanda Non Verbal
Tanda ini adalah selain dari tanda verbal, artinya tidak ada percakapan langsung yang terjadi ketika sebuah informasi disampaikan. Non verbal dibagi atas dua, yaitu non verbal bunyi atau suara dan non verba, bahasa tubuh. Berikut ini contohnya:
- Non Verbal Bunyi dan Suara
Bersiul saat memanggil seseorang dari kejauhan, mengerang ketika merasakan sakit di bagian tubuh, berteriak ketika akan minta tolong.
- Non Verbal Bahasa Tubuh
Mengacungkan jari telunjuk saat menunjuk sesuatu atau orang, membungkukkan badan saat memberi hormat, menundukkan kepala ketika sedih, mengangguk saat setuju, berkacak pinggang ketika emosi.
Penting memahami lebih dalam tentang kajian semiotika, karena pada dasarnya kita selalu berhubungan dengan hal tersebut dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Informasi di atas, merupakan penjelasan lengkapnya sebagai penambah wawasan bagi Anda.
Ikuti tulisan menarik Siska Shafitri lainnya di sini.