Perawat adalah profesi yang tugasnya memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang di dalamnya terdapat body of language. Perawat memiliki tanggung jawab serta peran yang cukup tinggi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Saat menjalankan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, masih banyak anggapan ataupun citra negatif masyarakat terhadap perawat.
Sering ditemukan masyarakat masih menganggap perawat kurang ramah, kurang cepat dalam memberikan asuhan, dll. Stigma negatif ini dilandasi oleh sejarah keperawatan di Indonesia. Keperawatan mengalami kemunduran pada masa penjajahan Jepang dimana pelayanan keperawatan dilaksanakan oleh orang yang pendidikannya kurang sesuai atau memadai serta organisasi profesi yang masih belum terbentuk di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui serta menerapkan sikap profesionalisme pada diri perawat.
Pada dasarnya, sikap profesionalisme didasari oleh nilai-nilai profesionalisme keperawatan. Saat perawat menerapkan nilai profesionalisme tentunya akan sejalan dengan sikap profesional. Nilai adalah kepercayaan diri tentang kebiasaan, sikap, atau objek yang menjadi tolak ukur serta mempengaruhi perbuatan (Potter & Perry, 2017).
Nilai-nilai dasar profesionalisme keperawatan yaitu altruism, autonomy, human dignity, integrity, dan social justice (AACN, 2008). Altruism atau alrtruisme yaitu sikap peduli terhadap orang lain. Banyak sikap dan perilaku yang termasuk altruisme, termasuk kepedulian, komitmen, kasih sayang, kemurahan hati, ketekunan, dan kesabaran, dapat digunakan untuk menunjukkan sifat ini.
Autonomy yaitu perawat dalam memberikan keputusan ataupun asuhan keperawatan harus menjunjung, mengakui, dan melindungi klien dalam mengambil keputusannya secara mandiri. Human dignity dengan menghormati harkat dan martabat klien. Integrity atau integritas dengan perawat yang senantiasa bersikap jujur, bertanggung jawab, dan teladan. Social justice sesuai dengan konsep ini, perawat bersikap tidak membeda-bedakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan ras, suku, negara asal, status sosial, atau faktor lainnya (AACN, 2008).
Nilai tidak begitu saja terwujud dalam diri seseorang, apalagi bagi seorang perawat. Pendidikan perawat merupakan salah satu dari beberapa elemen yang dapat berdampak pada perkembangan nilai-nilai keperawatan. Kriteria ini telah dikemukakan oleh berbagai ahli. Nilai dapat diajarkan melalui observasi dan pengalaman (Berman & Snyder, 2016).
Stigma negatif masyarakat saat ini mulai memudar secara bertahap. Stigma tersebut juga sirna akibat meningkatnya kesadaran masyarakat akan peran perawat. Pada akhirnya, stigma tersebut merupakan hasil dari bagaimana perawat berperilaku secara profesional berdasarkan nilai-nilai profesionalisme. Oleh karena itu, sangat penting bagi perawat untuk mendapatkan melatih dan membangun nilai-nilai profesional untuk memberikan asuhan keperawatan yang kompeten. Dengan menjunjung tinggi prinsip profesionalisme yang baik dan benar, perawat juga dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa stigma dan miskonsepsi yang mereka miliki tentang profesi keperawatan adalah tidak benar.
Daftar Pustaka
AACN. (2008). The Essentials of Baccalaureate Education for Profesional Nursing Practice.
Berman, Audrey., Snyder, Shirlee., Frandsen, Geralyn. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals Of Nursing Concepts, Process, And Practice Tenth Edition. United States of America: Pearson Education, Inc.
Potter & Perry. (2017). Fundamentals of Nursing (9th Edition). St. Louis, Missouri: Elsevier.
Ikuti tulisan menarik Reiza Rachmadani lainnya di sini.
