x

Iklan

Hanifah Mahiroh Azizah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Mei 2023

Kamis, 4 Mei 2023 19:08 WIB

Mengulas Isi Novel Perempuan dan Kebangsaan

Novel Perempuan dan Kebangsaan ini lebih mengisahkan pertemanan antara 2 orang pengarang dari 3 orang pengarang, yang akhirnya beda pendapat akan hal kebangsaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nama Penulis : Idrus 

Tahun Terbit   : 2020 ( Edisi Elektronik )

Penerbit         : PT Dunia Pustaka Jaya 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumlah Halaman : 168 

ISBN           : 978 - 623 - 221 - 696 - 9 

Perempuan dan Kebangsaan adalah salah satu novel karya Idrus dari novel lainnya yaitu Aki, Hati Nurani Manusia, Hikayat Petualang Lima dan Hikayat Putri Penelope. Novel ini berceritakan Seorang pengarang bernama Nirwan. Dia adalah lulusan sekolah menengah dan bekerja pada sebuah penerbitan. Disana ia berkenalan dengan teman-temannya yang bernama Hasil dan Ismak, tetapi ia lebih dekat dengan Hasil. Hasil sendiri merupakan senior di tempatnya bekerja, bukan hanya itu Hasil juga paham betul terkait hal sajak-sajak. Sehingga Nirwan selalu berkonsultasi karya yang dia buat kepada Hasil. 

Sehingga pada suatu hari Hasil mengajak Nirwan ke perpustakaan untuk membaca sebuah buku. Saat membaca buku tersebut, Hasil menanyakan kepada Nirwan kenapa tidak membuat catatan saat membaca?. Nirwan pun menjawab sewaktu-waktu dia di sekolah tidak pernah membaca buku selain yang berhubungan dengan pelajaran sekolah. Kemudian Hasil menjawab catatan kadang-kadang sangat berguna sehabis membaca setiap buku .Biasanya isi buku itu dalam garis besarnya tinggal di otak kita buat selama-lamanya. 

Nirwan dari dulu tidak ada keinginan untuk menjadi pengarang. Bahkan dia menganggap pekerjaan sebagai Dokter lah yang paling bahagia dikarenakan bisa membeli apa saja yang dia mau. Sementara untuk menjadi pengarang dia selalu gagal dalam membuat sajak-sajak. Sehingga pada suatu hari terdapat pengarang yang mengirimkan naskahnya kepada penerbit dimana Nirwan bekerja. Saat itu juga pemimpin langsung menerbitkan karyanya tersebut tentu Nirwan merasa heran, ternyata pengarang tersebut merupakan salah satu pemimpin partai komunis. Keesokannya terdapat segerombolan orang bersenjata masuk ke dalam redaksi agar menarik ceritanya yang telah di terbitkannya itu. Pemimpin redaksi akhirnya menarik kembali karyanya.

Sempat ada konflik pertengkaran antara Hasil dan Nirwan bahkan saat melewati satu sama lain tidak ada tegur sapa. Tapi pada akhirnya berbaikan dan tidak berurusan satu sama lain agar tidak memancing keributan.

Di dalam novel ini juga menggunakan alur cerita maju dengan suasana konflik yang ada sedikit keributan antara Hasil dan Nirwan yang menurut Nirwan, Hasil selalu melebih-lebihkan mengenai Kebangsaan dan juga Hasil yang menikah dengan perempuan Belanda bernama Liesje yang saat itu hidupnya melarat sehingga dibawalah oleh Hasil kerumahnya beserta anak-anaknya. Karena Liesje hidup lama dirumah Hasil timbullah fitnah dari tetangga sehingga Liesje meminta Hasil untuk menikahkannya. Akhirnya mereka menikah dengan cara Islam.  Itulah yang Nirwan beranggapan mengapa harus Perempuan Belanda yang Hasil nikahkan sementara masih banyak perempuan pribumi yang juga hidup melarat.


Novel ini juga terdapat Filsafat Albert camus anti-kristen dan dengan tegas ia mengatakan bahwa ia tidak percaya dengan tuhan dan ia tidak mengakui nilai kealiman. Terdapat juga isi pembunuhan baik yang berupa putusan pengadilan maupun memperjuangkan kemerdekaan apalagi menjajah sesama manusia tetap suatu kejahatan yang harus di bantras. Kekuatan filsafat ini mungkin akan diejekkan oleh hakim-hakim perdana-perdana menteri atau pahlawan-pahlawan tanah air tapi jika kita semua sebaliknya mengejekkan hakim-hakim yang menjatuhkan putusan mati atau perdana perdana menteri yang mengumumkan perang atau pahlawan-pahlawan tanah air yang membunuh untuk kemerdekaan tanah air maka kekuatan itu akan melihatkan kebenaran yang terkandung dalamnya.

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini lumayan cukup berat dan susah untuk dipahami. Terdapat bagian kalimat yang harus kita baca dengan teliti dikarenakan mengenai nama Hasil yang tidak digunakan dengan huruf kapital sehingga pembaca takut salah pengertian dari kata tersebut. Banyak kata yang salah seperti kekurangan huruf, tidak pakai spasi bahkan terdapat cerita yang terpotong. Itulah yang membuat cerita ini harus dibaca dengan teliti agar tidak salah penafsiran.

Ikuti tulisan menarik Hanifah Mahiroh Azizah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu