Ventriloquism atau ventrilokuisme atau yang biasa dikenal sebagai seni suara perut. Seni ini masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda, mereka yang membawa dan mengajarkan ke beberapa orang Indonesia. Pada tahun 1950-an sempat tercatat ada dua orang ventriloquist yaitu Prof. Waldo Waldini dan Tee Bian Ing. Lalu pada tahun 1960-an ada Bapak Marijoen V. M. dengan bonekanya, yang beliau beri nama Koko. Selain mereka mungkin ada ventriloquist lainnya, akan tetapi tidak sempat tertulis dalam sejarah.

Pada tahun 1980-an Bapak Marijoen V.M sempat mebuat sebuah buku yang membahas tentang seni ventriloquisme. Dan pada tahun 1970-an hingga 1980 ada Gatot Sunyoto dengan bonekanya yang ia beri nama Tongki. Beliau juga sempat tampil dalam sebuah acara televisi di stasuin TVRI. 

Pada tahun 1990-an Kak Ria Enes menjadi salah satu seniman ventrilokuis yang berhasil meraih puncak popularitasnya di seluruh Indonesia bersama dengan bonekanya Suzan, dengan mengusung ventrilokuis tarik suara dengan lagu lagu anaknya mendapat tempat di hati seluruh masyarakat Indonesia.

Dan pada tahun 2000-an acara Reality Show di televisi semakin banyak, yang membuat perkembangan ventriloquist di Indonesia cukup baik. Beberapa Ventriloquist, seperti: Budi Haha, Radit Vent, Suhu Imin dan Jerry Piko, sering mendapat panggilan untuk mengisi acara tersebut. Dengan hal tersebut masyarakat Indonesia jadi lebih mengenal dan menyukai ventriloquisme.

Hingga saat ini ventriloquist memiliki komunitasnya sendiri dan memiliki akun di instagram yaitu @indonesianventriloquist Salah satu ventriloquist Indonesia saat ini yang populer di OME TV adalah Tenggo Wicaksono dengan empat bonekanya yang ia beri nama Jojo, Rendi, Oncu dan kakek.

Saat ini Komunitas Ventriloquist Indonesia (Vent Indo) memiliki lebih dari ratusan anggota Ventriloquist dari berbagai profesi mulai pengkisah, pendongeng, sulap, badut, pendakwah, pendeta, hingga profesional.

Sumber: Wikipedia dan sumber lainnya.

Ikuti tulisan menarik Indonesian Ventriloquist lainnya di sini.