x

Iklan

Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.
Bergabung Sejak: 28 Mei 2022

Kamis, 2 November 2023 11:51 WIB

Prediksi Berdasar Evolusi Kecerdasan: Presiden Berikutnya adalah Prabowo

Disclaimer: Tulisan ini bukan Kampanye dan bersifat Subjektif. Yang menjadi dasar tulisan ini adalah Konstitusi dasar negeri kita, yang mana dunia kepemerintahan wajib mewujudkan visi mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam Alkitab Efesus 4:23-24 berbunyi:

"Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."

Dalam penjelasan ayat suci diatas, saya menganalisa bahwa Allah menghendaki pembaharuan manusia dalam aspek kesadaran (Roh) dan Pikirannya. Artinya aspek evolusi kesadaran dan kecerdasan manusia sedang Allah persiapkan guna umat manusia siap menyambut kerajaan-Nya yang Kekal.

Relevansinya dengan Evolusi Kecerdasan Masyarakat Indonesia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manusia memiliki potensi kecerdasan yang berbeda dengan makhluk lainnya, dan saat ini evolusi kecerdasan dan kesadaran nampak sukses semenjak era SBY hingga Jokowi khusus untuk Rakyat Indonesia.

Jika dijabarkan berdasar konsep Kecerdasan yang ditawarkan Jenama Anak Negeri yakni STIFIn, ada 5 jenis kecerdasan manusia yakni: Sensing (Inderawi), Thinking (Kepintaran), Instinct (Naluri), Intuiting (Intuisi), dan Feeling (Perasaan).

Jika digambarkan urutan ideal evolusi kecerdasan tersebut ialah:

Sensing -> Thinking -> Instinct -> Intuiting -> Feeling

Ciri utama yang menggambarkan 5 kecerdasan tersebut:

  • Sensing, condong pada harta dan materi.
  • Thinking, condong pada tahta dan posisi.
  • Instinct, condong pada religiusitas dan kebahagiaan.
  • Intuiting, condong pada ilmu pengetahuan.
  • Feeling, condong pada kebajikan, kebijaksanaan dan cinta.

Referensi urutan diatas mengacu pada evolusi kesadaran spiritual sang jiwa dalam Kitab Suci Veda yang sudah diakui oleh Vaisnava (Penyembah Sri Wisnu) yakni:

Sakta (Penanggungjawab Dewi Durga) -> Saura (Penanggungjawab Dewa Surya) -> Ganapatya (Penanggungjawab Dewa Ganesha) -> Saiva (Penanggungjawab Dewa Siwa) -> Vaisnava (Penanggungjawab Dewa Wisnu).

Dalam referensi Veda dapat dijabarkan urutan kesadaran:

  • Sakta menggambarkan paham materialis;
  • Saura condong pada paham kebebasan berfikir (liberalis);
  • Ganapatya condong menggambarkan paham kenikmatan hidup yang sah secara agama (tidak hedonis) dan potensi survival manusia sebagai makhluk;
  • Saiva menggambarkan paham sosialis kemanusiaan dan menunjukan potensi manusia dalam berkreasi (Dalam pewayangan adalah tokoh Baladewa);
  • Vaisnava menggambarkan paham berketuhanan dan disertai karakter manusia yang dipenuhi sifat kebaikan (Dalam pewayangan dalah tokoh Sri Krsna);

Kecerdasan yang disadari masyarakat saat SBY menjabat

Pada periode SBY, kecerdasan Sensing mendominasi, karena banyak kalangan Artis atau Pekerja Seni diangkat derajatnya. Kita tahu sendiri SBY adalah sosok seniman ulung dengan karya yang cukup memikat masyarakat dari menyanyi hingga melukis, dan ini merupakan representasi cerminan masyarakat saat beliau memimpin.

Sehingga rakyat tertantang untuk mengasah kecerdasan Sensing yang dimilikinya saat pemerintahan SBY. Dan benar ... kini masyarakat menjadi menghargai dan mengapresiasi seni dan kemampuan inderawi dalam berkehidupan bermasyarakat untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang sah.

Kecerdasan yang disadari masyarakat saat Jokowi-Ma'ruf menjabat

Pada periode Jokowi - Ma'ruf, kecerdasan Thinking dan Instinct mendominasi. Setelah masyarakat merasakan kecerdasan Sensing telah terkuasai, lanjut pada evolusi kecerdasan selanjutnya seperti urutan diatas. Kita mengetahui Jokowi adalah sosok 'the Great Marketer' yang memiliki potensi Thinking yang mumpuni pada kelasnya (bisa terlihat dari kebijakan Pro UMKM yang direalisasikan beliau). Sementara Ma'ruf Amin adalah sosok religius yang memiliki potensi Instinct yang cukup baik pada kelasnya.

Sehingga rakyat tertantang untuk mengasah Thinking dan Instinct yang dimilikinya saat pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf. Dan benar ... Kini masyarakat menjadi analitis, kritis, sekaligus religius, semenjak berbagai fenomena bangkitnya UMKM negeri dan tragedi Pondok Pesantren Al-Zaytun sampai Perang Pejuang Palestina melawan Penjajah Zionis, membuat masyarakat melek akan evolusi kecerdasan ini.

Lantas siapakah sosok yang cocok untuk melanjutkan Evolusi kecerdasan menuju Intuiting?

Sosok tersebut merujuk pada salah satu capres yang saat ini menjadi pro-kontra bagi masyarakat nasional disebabkan manuver-manuver yang dinilai minus kebajikan oleh berbagai kalangan masyarakat. Maka dari pengamatan tersebut sosok yang dapat mengaktivasi kecerdasan Intuisi masyarakat yakni idealnya Prabowo.

Mengapa Prabowo? Hal ini disebabkan banyak informasi yang didapat bahwa sosok Prabowo adalah seorang kecerdasan Intuiting dimata pakar psikologi pada zamannya saat menghadapi pesaingnya Jokowi yang berkecerdasan Thinking sejak saat rivalitas pemilu kemarin. Prabowo dinilai mampu menuangkan ide-idenya yang bersumber dari kecerdasan intuisi yang mendominasinya.

Saya tidak sedang berkampanye atau keberpihakan lainnya, namun sosok beliau yang bakal menantang Intuisi masyarakat kedepannya, dan saat beliau menjadi pemimpin negeri ini ... aktivasi kreativitas, inovasi dan perkembangan ilmu pengetahuan mulai diperhatikan masyarakat Indonesia karena tuntutan zaman.

Hal ini ditandai Kebijakan Publisher Right oleh pemerintahan Jokowi mulai menjadi sorotan untuk kesejahteraan Jurnalis dan Media dalam waktu dekat, dan terdapat itikad Prabowo untuk melanjutkan program pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, seperti dalam penjelasan berita Tempo yang berjudul: Jamin Prabowo Subianto Akan Lanjutkan Program Jokowi, Hashim Djojohadikusumo: 99,99 Persen Sama.

Memang sepertinya bangsa ini kedepannya terdapat kemungkinan masih belum dapat menikmati pemerintahan yang diharapkan orang banyak. Tapi tantangan yang dihadapi negeri ini kedepannya cukup rumit, dimana kita membutuhkan sosok pemimpin yang mengetahui peta dunia yang kini dipenuhi konflik dan perang yang sangat berdampak pada kehidupan masyarakat negeri ini dalam berbagai sektor kehidupan (seperti ekonomi dan kesejahteraan). Maka untuk mengantisipasinya diperlukan pemimpin negeri yang dapat memperkuat intuisi masyarakat kita.

Sementara itu bagaimana dengan sosok pemimpin berikutnya dengan Kecerdasan Feeling?

Untuk kecerdasan ini saya masih menyimpannya untuk dibahas pada hari berikutnya, yang jelas ia masih piningit (disembunyikan). Namun dalam ajang kontestasi pemilu saat ini, sosok berkecerdasan Feeling melekat pada figur Anies Rasyid Baswedan.

Biasanya seorang yang sudah ditahap Kecerdasan Intuiting, lebih condong memilih Anies menjadi pemimpin berikutnya, memang pada hakikatnya seorang berkecerdasan Intuiting condong mendukung kecerdasan Feeling. Sementara seorang berkecerdasan Insting condong mendukung kecerdasan Intuiting.

Maka melalui pemerintahan yang dialami masyarakat, dengan sendirinya 5 Kecerdasan diatas dikuasai oleh individu masyarakat kita. Dan hal ini sudah digambarkan dalam Al-Kitab, bahwa Tuhan telah merencanakan evolusi kecerdasan ciptaannya demi umat manusia siap menyambut kerajaan-Nya yang kekal.

Wasana Kata

Dari era SBY hingga Jokowi-Ma'ruf, terlepas dari pro-kontra, sejatinya beliau semua sukses dalam peranannya untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa seperti yang tertuang dalam Konstitusi Dasar negeri kita Indonesia tercinta.

Kemajuan bangsa yang kritis dengan fenomena pencapresan, membuktikan bahwa kecerdasan masyarakat untuk menilai kebajikan sebuah keputusan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dinilai sukses.

Amanah Konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa sudah dilaksanakan dengan baik oleh kepemimpinan presiden sebelumnya hingga saat ini, ditandai masyarakat kini menjadi peka terhadap peluang, kritis, memiliki kemampuan analisa, dan juga memiliki kesadaran religius. Dengan kata lain kecerdasan Sensing, Thinking dan Instinct sudah mulai dikuasai oleh Rakyat Indonesia saat ini.

Dan hal ini tentu melalui kepemimpinan beliau semua, menggambarkan dedikasi dan bhakti untuk negeri, demi kepentingan rakyat yang sesungguhnya, agar rakyat memiliki kekuatan lebih dan kesiapan matang guna membendung tantangan nasional hingga global yang kelak dihadapi.

Cimahi, 2 November 2023.

 

 

Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu