x

Ilustrasi alat film. Pixabay.com

Iklan

Siti Zahra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Desember 2023

Minggu, 17 Desember 2023 08:55 WIB

Kesalahan Penggunaan Bahasa Baku pada Film Pertaruhan 2017

Eksistensi bahasa gaul lebih dominan digunakan dibandingkan dengan bahasa baku atau resmi. Hal itu mampu melunturkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Film saat ini merupakan pelarian dalam menuangan segala bentuk kritikan ataupun cerminan kehidupan didunia nyata. Film menjadi sangat populer sejak tahun 1998—saat ini., tak jarang banyak karya film yang terikat dengan realitas lingkungan masyarakat guna mencari minat penonton. Penggunaan bahasa menjadi salah satu faktor pembangun suatu film dapat menjadi ‘bercahaya’. Para penulis naskah menganggap dengan menyelipkan atau bahkan menggunakan bahasa sehari-hari mampu memberi efek keakraban pada para penonton dan hal ini tanpa disadari menjadi faktor terkuat penyebaran bahasa gaul dan mengikisnya bahasa Indonesia yang baku pada pola berbahasa dimasyarakat.

Tidak dapat disanggah bahwa penggunaan bahasa gaul saat ini sudah menggeser bahkan menghilangkan jejak bahasa baku pada kebiasaan berbahasa. Bahasa gaul menurut Sarwono (2004), mengatakan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang sering digunakan oleh anak remaja, memiliki ciri kata yang diubah-ubah sedemikian rupa, sehingga bahasa gaul menjadi bahasa kelompok golongan anak remaja saja. Bahkan, saat ini masuknya bahasa asing mampu memposisikan bahasa baku menjadi bahasa yang terasingkan. Banyak film atau media lainnya yang menggunakan bahasa slang menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dibandingkan bahasa baku. Hal ini mampu memberikan kekeliruan makna dan kata yang benar karena sudah terbiasa mengatakan hal yang salah.

Salah satu film Indonesia yang menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa yang paling banyak digunakan pada dialog antar tokoh adalah film Pertaruhan karya Krishto Damar Alam. Film ini mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal dilingkungan keluarga serba kekurangan baik itu materi ataupun non materi. Film ini dimainkan oleh Adipati Dolken (Ibra), Aliando Syarief (Amar), Jefri Nichol (Elzan), dan si bungsu Giulio Parengkuan (Ical). Dengan pemain muda yang saat itu menjadi primadona menjadikan film ini mampu menarik 2 juta penonton pada penayangannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan banyaknya penonton terkhusus anak-anak muda menafsirkan bahwa bahasa yang digunakan pada film tersebut adalah hal yang biasa. Faktanya 80% penggunaan bahasa gaul lebih dominan digunakan dibandingkan bahasa baku. Ada beberapa bentuk bahasa gaul yang terdapat pada film Pertaruhan karya Kristho Damar Alam, antara lain: penggunaan sapaan Lu (kamu), dan Gue (saya/aku). Selain itu banyak digunakan bahasa gaul seperti kampret (kata umpatan), bokek (tidak memiliki uang), kacung (pembantu/pesuruh), dongo (tuli), nikung (mengambil miliki seseorang), bokap (bapak), nyokap (ibu), dan lain-lain. Penggunaan bahasa asing juga ditemukan pada film ini seperti Boss (tuan), Cheers (bersulang), sorry (maaf), dan I love you (aku cinta kamu). Kata-kata tersebut berbaur dan menjadi konsumsi pada penonton. Tidak heran para anak remaja bahkan milenial menjadi sangat tabu dengan bahasa baku yaitu bahasa Indonesia.

Sebagai penerus bangsa, menggunakan bahasa resmi Indonesia bukanlah hal yang memalukan bahkan sebaliknya, menggunakan bahasa gaul tanpa adanya penyaringan dapat menjadi nilai negatif dan melunturkan cinta terhadap bahasa resmi negara. Maka sebaiknya penggunaan bahasa gaul digunakan pada aspek atau kondisi tertentu saja bukan menjadikan bahasa gaul ataupun bahasa asing merajai sistem berbahasa di Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Siti Zahra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu