x

image: Hipwee

Iklan

Rini Andriani12

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Desember 2023

Jumat, 29 Desember 2023 09:56 WIB

Strategi Mengasah Keterampilan Membaca Intensif pada Siswa

Artikel ini berisi rekomendasi strategi-strategi untuk mengasah keterampilan membaca para siswa. Tentunya strategi-strategi ini cocok untuk dipraktikkan di dalam proses pembelajaran. Semoga membantu dan selamat membaca!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebelum mencari tahu kiat mengasah keterampilan membaca intensif, tentu penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan membaca intensif. Menurut Tarigan (Kusmayadi, 2008), membaca intensif adalah melakukan studi yang cermat, analisis mendalam, dan penanganan yang terperinci di dalam ruang kelas terkait suatu tugas yang singkat, umumnya sekitar dua hingga empat halaman setiap hari. Dengan kata lain, membaca intensif adalah proses membaca dengan tujuan mendapatkan informasi yang komprehensif dan jelas.

Penting juga untuk mengetahui manfaat-manfaat yang akan para siswa dapatkan ketika berhasil mengembangkan keterampilan membaca intensif guna meningkatkan semangat mereka saat berlatih. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu memiliki pemahaman yang mendalam tentang ilmu pengetahuan, memahami ide-ide dalam sebuah teks mulai dari ide pokok hingga ide-ide penjelas, menguasai seluruh konten teks, meningkatkan daya ingat terkait dengan isi teks yang dibaca, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Andika et al., 2021).

Ada banyak informasi mengenai kiat-kiat mengasah keterampilan membaca intensif, baik dari sumber dalam jaringan maupun luar jaringan. Hal tersebut memungkinkan guru merasakan kebingungan dalam memilih kiat yang akan dipraktikkan di kelas. Untuk itu, penulis telah menyaring informasi tersebut sehingga kiat-kiat berikut adalah rekomendasi yang layak untuk dicoba.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Menggunakan Strategi KWL

Strategi membaca KWL adalah kependekan dari K (know), W (want to know), dan L (learned). Know merujuk pada pengetahuan yang sudah dimiliki sebelum membaca, want to know merujuk pada hal-hal yang ingin diketahui sebelum membaca, dan learned merujuk pada pengetahuan yang diperoleh setelah membaca. Strategi membaca KWL dapat membimbing siswa-siswa untuk menjadi aktif, baik sebelum, selama, dan setelah proses membaca.

Langkah pertama yang dilakukan dalam strategi KWL adalah K (what i know atau apa yang saya ketahui). Terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan pada langkah ini, yaitu mengetahui topik bacaan, mencatat ide-ide tentang topik yang akan dibaca, dan mengkategorikan ide-ide tersebut. 

W atau what i want to learn (apa yang ingin saya pelajari) adalah langkah kedua dalam strategi KWL. Kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini yaitu menyusun pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat langkah pertama. Pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab atau dijadikan tujuan dari kegiatan membaca yang akan dilakukan juga ditulisakan pada langkah ini.

Langkah terakhir yaitu what i have learned (L) atau apa yang telah saya pelajari. Langkah ini dilakukan setelah siswa-siswa selesai membaca suatu topik. Setelah membaca, para siswa harus mencatat informasi yang telah ditemukan dan mengidentifikasikan pertanyaan yang belum terjawab. Dengan menggunakan strategi KWL, siswa dapat membaca untuk memenuhi rasa ingin tahu, tidak hanya sekadar apa yang disajikan dalam teks (Nita Oktifa, 2022).

2. Menggunakan Strategi Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Metode CIRC adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang melibatkan empat anggota dalam setiap kelompok, di mana semua anggota terlibat dalam berbagai kegiatan bersama. Ini termasuk saling menulis satu sama lain. Di dalam kelompok, kegiatan melibatkan membuat prediksi tentang cerita naratif, membuat ringkasan bersama, menulis tanggapan terhadap cerita, dan berlatih pengerjaan serta pengembangan kosa kata.

Proses pembelajaran CIRC terdiri dari beberapa tahap. Pertama, siswa mengidentifikasi topik dan mengorganisir kelompok kerja, di mana guru membantu siswa mengumpulkan informasi. Kedua, siswa merencanakan tugas kelompok, menentukan topik yang akan dikaji, membagi tugas di antara anggota kelompok, dan menetapkan tujuan mereka dalam memilih topik tersebut.

Tahap ketiga melibatkan pelaksanaan pembelajaran, di mana siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menyumbangkan ide serta penjelasan dalam kelompok. Tahap keempat melibatkan persiapan laporan akhir, di mana masing-masing kelompok menentukan hal-hal penting dari pembelajaran mereka dan mempersiapkan laporan serta perwakilan kelompok. Terakhir, tahap kelima adalah evaluasi kegiatan pembelajaran, yang didasarkan pada hasil laporan siswa dan tanggapan terhadap kelompok lain. Evaluasi ini dilakukan bersama-sama oleh siswa dan guru (Maria Ulfa, 2015).

3. Menggunakan Strategi SQ3R

Strategi SQ3R merupakan metode membaca yang sangat efektif untuk membaca secara mendalam dan rasional, diperkenalkan oleh Prof. Francis P. Robinson, seorang guru besar psikologi dari Ohio State University pada tahun 1941. Metode ini semakin populer dan banyak digunakan seiring berjalannya waktu.

Langkah pertama dalam strategi ini adalah survey, di mana siswa diajak untuk mengenal keseluruhan struktur buku sebelum membaca. Mereka membuka buku dengan cepat untuk melihat unsur-unsur utama, memberikan gambaran isi, daya tarik, dan manfaatnya. Langkah kedua, question, melibatkan siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan terkait dengan bacaan. Tujuannya adalah membantu siswa memahami isi bacaan dan fokus pada materi yang akan dibaca, menjadikan mereka pembaca yang aktif.

Langkah ketiga, read, merupakan tahap pembacaan setelah siswa melakukan survei dan merumuskan pertanyaan. Siswa diberikan kebebasan untuk melambatkan kecepatan membaca pada bagian-bagian penting atau sulit, dengan konsentrasi yang sangat penting. Langkah keempat, recite, melibatkan pembuatan catatan penting oleh siswa tentang bagian yang telah dibaca, seperti kutipan, simpulan, atau komentar. Jika diperlukan, siswa diizinkan untuk membaca ulang bagian yang sulit untuk memastikan pemahaman.

Langkah terakhir, review, meminta siswa untuk meninjau kembali hal-hal penting setelah selesai membaca seluruh buku. Mereka diminta untuk mengingat kembali bagian-bagian penting, terutama yang telah diberi tanda atau digarisbawahi, untuk memperjelas pemahaman dan menemukan informasi penting yang mungkin terlewat (Lilis Siti Sulistyaningsih, 2014).

Sebagai tambahan, perlu dicatat bahwa penerapan strategi-strategi tersebut dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap interaksi antara guru dan siswa. Dengan merinci langkah-langkah yang dapat diambil oleh guru, diharapkan pembelajaran di dalam kelas tidak hanya menjadi lebih efektif tetapi juga lebih terstruktur. Selain itu, strategi tersebut dapat meningkatkan tingkat partisipasi siswa dan memperkuat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, semakin variatif dan kontekstual strategi yang diterapkan, semakin besar peluang terbentuknya lingkungan pembelajaran yang dinamis dan berdaya guna di dalam kelas.

Ikuti tulisan menarik Rini Andriani12 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu