x

cover buku Lekra Lesbumi Manifes Kebudayaan

Iklan


Bergabung Sejak: 5 Januari 2024

Jumat, 5 Januari 2024 14:26 WIB

Lekra: Sejarah Ringkas dan Perjalanannya

Organisasi kebudayaan ini memperbolehkan semua seniman, sastrawan, dan pekerja-pekerja kebudayaan, seperti buruh dan tani untuk bergabung bersama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra adalah organisasi kebudayaan yang didirikan atas inisiatif DN Aidit, Nyoto, MS Ashar, dan AS Dharta pada tanggal 17 Agustus 1950. Lekra bertujuan untuk mengajak para seniman yang mewujudkan Republik Indonesia yang demokratis. Lewat Lekra, organisasi ini ingin mengajak para seniman mewujudkan Republik Indonesia yang demokratis. Beberapa tokoh yang terkenal dalam anggota Lekra adalah Pramoedya Ananta Toer, Rivai Apin, Affandi, dan lain-lain.

Organisasi kebudayaan ini memperbolehkan semua seniman, sastrawan, dan pekerja-pekerja kebudayaan, seperti buruh dan tani untuk bergabung bersama. Pokok dasar terbentuknya Lekra ini adalah untuk memerdekakan rakyat. Artinya, seluruh rakyat harus terpenuhi haknya, baik hak pendidikan, kebebasan berekspresi, dan sebagainya.

Setelah Lekra dibentuk, mereka merilis mukadimah tahun 1956 yang berisi visi dan misi Lekra, yaitu merangkul seniman agar bergabung dan mewujudkan Republik Indonesia yang demokratis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 1959, Lekra mengadakan konferensi nasional pertamanya di Surakarta yang turut dihadiri oleh Presiden Soekarno. Konferensi tersebut dihasilkan pengesahan Mukadimah Lekra yang mencantumkan peraturan dasarnya sebagai salah satu lembaga kebudayaan.

Pada konferensi ini, Lekra berusaha untuk membentuk langkah-langkah serta visi berkesenian dan berkebudayaan, yaitu seni untuk rakyat dan politik adalah panglima. Maksud dari seni untuk rakyat adalah seni bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, melainkan juga setiap insan. Sedangkan politik adalah panglima berarti setiap karya seni seharusnya menyampaikan aspirasi rakyat karena kehidupan rakyat termasuk seni, tidak lepas dari kehidupan politik.

Setelah itu, Lekra melebarkan sayapnya ke masyarakat luas. Lekra terbuka untuk para buruh dan tani. Dalam untuk menyampaikan aspirasi dan apresiasinya terhadap kebudayaan. Kemudian, Lekra juga menerapkan Gerakan 1-5-1 yang merupakan basis dari lima kombinasi kerja, (yaitu meluas dan meninggi, tinggi mutu dan ideologi, tradisi baik dan kekinian revolusioner kreativitas individual dan kearifan massa, realisme sosial dan romantik revolusioner)

Agar lima kombinasi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan metode turun ke bawah, yaitu dengan turun langsung melihat kondisi masyarakat. Dari nilai-nilai tersebut, karya-karya seniman Lekra lahir yang disebut realisme-sosialis. Artinya, realisme yang didasarkan pada tujuan sosialisme. Maksud realisme-sosialis adalah mempertahankan dan mengembangkan antikapitalisme internasional. Berawal dari sinilah, Lekra kemudian memiliki kedekatan ideologis dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kesepahaman ideologi antara Lekra dan PKI memberikan fasilitas terhadap Lekra itu sendiri. Karya tulis seniman Lekra kerap dimuat dalam surat kabar Harian Rakjat milik PKI. Sebagai balasannya, Lekra juga memberi dukungan pada setiap acara kebudayaan PKI. Maka dari itu, Lekra dan PKI saling membutuhkan satu sama lain.

Pada 30 September 1965, terjadi peristiwa yang disebut Gerakan 30 September 1965 atau G30S. PKI pun dituduh menjadi dalang dibalik peristiwa tersebut. Akibatnya, PKI harus dituntas habis yang kemudian juga memberikan dampak bagi Lekra. Semua karya Lekra dilarang oleh pemerintah karena dianggap merongrong kewibawaan pemerintah. Hal ini lantas membuat Lekra masih belum menerima kalau masuk dalam underbow dari PKI. Namun, bukti-bukti dokumen menunjukkan bahwa Lekra termasuk dalam ormas yang didukung oleh PKI.

Daftar Pustaka

Adryamarthanino. V. (2021). “Lekra: Latar Belakang, Tokoh, dan Perkembangannya”. Kompas.com. Diakses pada tanggal 5 Januari 2024.

 

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu