x

Gili Ketapang, Probolinggo.

Iklan

Andi Azizah Resky Amelia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Januari 2024

Selasa, 9 Januari 2024 05:42 WIB

Blue Economy; Strategi Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia

Blue economy merujuk pada pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang luas, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi maritim melalui penerapan konsep blue economy. Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah, termasuk kekayaan alam bawah laut, ikan, dan potensi pariwisata laut yang menarik, hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi ekonomi maritim yang besar. Meskipun potensi yang besar, sektor ekonomi maritim di Indonesia masih menghadapi tantangan. Namun. dengan strategi yang tepat, tantangan ini dapat diatasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi maritim secara optimal.

Komitmen presiden Indonesia menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia tentu saja harus dimulai dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang dapat memanfaatkan laut secara mandiri dan bertanggung jawab. Salah satu diantaranya adalah membuat sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu prioritas pembangunan Indonesia , demi tercapainya salah satu pilar sebagai poros maritim dunia yaitu tercapainya kedaulatan pangan laut (Pudjiastuti, 2016).

Blue economy adalah ekonomi laut berkelanjutan yang menghasilkan manfaat ekonomi dan sosial dengan memastikan kelestarian lingkungan tersebut dalam jangka waktu yang panjang. “Ekonomi biru bersinonim dengan konsep menghasilkan kekayaan dari aktivitas yang berhubungan dengan lautan sembari melindungi dan mendukung ekosistem laut” (Phelan et al., 2020). Pinsip utama Blue Economy meliputi pengelolaan yang berkelanjutan, inovasi teknologi, serta kolaborasi antar masyarakat dan pemangku kepentingan. Konsep blue economy dulunya hanya mencakup seluruh produk perikanan yang bernilai ekonomi, namun sekarang konsep blue economy mengacu pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan mata pencaharian, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah kelautan dan perikanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dapat menjadi konsep dasar penerapan Blue Economy. Penerapan blue economy di sektor perikanan meliputi pengelolaan yang berkelanjutan, peningkatan produksi ikan, dan penerapan teknologi canggih. Penerapan blue economy di sektor pariwisata laut mencakup pengembangan tempat pariwisata yang berkelanjutan, dan promosi pariwisata laut yang bertanggung jawab. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci dalam mendorong penerapan Blue Economy di Indonesia, kebijakan yang mendukung dan kerjasama akan mempercepat konsep tersebut.

Blue economy mempromosikan pembangunan ekonomi laut yang berkelanjutan, biasanya pemanfaatan laut yang diwujudkan dalam sosial, lingkungan, dan ekonomi. Blue economy  menjadi paling penting belakangan ini karena lautan yang sehat menyediakan pekerjaan dan makanan, membantu pertumbuhan ekonomi, serta mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir. Kehidupan yang bergantung pada sumber daya air/laut dapat menghasilkan bantuan yang sangat penting terhadap makanan, energi dan produk mendasar pada biota laut. Namun ekosistem laut merupakan pokok utama dari tekanan yang meningkat dan penggunaan yang mengandung daya saing mengakibatkan penggunaan sumber daya yang berlebihan dan meningkatkan polusi. Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan kemajuan ekonomi mengarah pada peningkatan penggunaan sumber daya laut dan pada saat yang sama meningkatkan pencemaran lingkungan.

Bagi industri energi terbarukan, tantangan Indonesia saat ini  adalah keterlibatan antara energi laut dan angin yang masih terbatas. Kurangnya energi terbarukan menandakan kurangnya kepercayaan investor di sektor ini. Para investor kecewa karena kurangnya dorongan yang diberikan oleh pemerintah melalui peraturan yang ada. Sektor industri memiliki tantangan dalam pengembangannya terutama pada kegiatan pengolahan. Kurangnya dana untuk mengembangkan teknologi yang berkelanjutan serta kurangnya kerjasama dari perpaduan berbagai sektor dan pemangku kepentingan untuk bekerja sama menuju tujuan blue economy.

Blue Economy memiliki tantangan utama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai prinsip Blue Economy. Untuk menerapkan Blue Economy yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi, membutuhkan tanggung jawab politik yang kuat, kesadaran dan sikap positif masyarakat. Strategi pertumbuhan blue economy, memanfaatkan samudera, laut, dan pesisir untuk pekerjaan. Strategi tersebut fokus untuk pertumbuhan ekonomi maritim yaitu, budidaya untuk menghasilkan biota laut lainnya. Sementara itu, kebijakan blue economy berfokus pada pertumbuhan ekonomi laut, mengambil beberapa langkah penting untuk melindungi ekosistem laut dengan lebih bijak, fokus utamanya tetap pada pembangunanan ekonomi.

Strategi pengembangan blue economy bagi Indonesia sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan mendasar pada kepentingan nasional melalui pembangunan ekonomi kelautan yang ramah lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlindungan ekosistem laut dengan tujuan pertumbuhan blue economy dapat memastikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, sehingga masyarakat yang mata pencahariannya bergantung pada laut dapat memperoleh manfaat dari penerapan konsep blue Economy tersebut.

Dengan menggunakan konsep blue economy diharapkan berfungsi sebagai pemanfaatan ekonomi maritim yang berkelanjutan, pengisian sumber daya laut yang melimpah, menciptakan perikanan ramah lingkungan dan ekowisata. Dengan melihat kekuatan dan kelemahan beserta tantangan yang ada maka diperlukan strategi untuk mendukung perkembangan budidaya laut berkelanjutan, sehingga dapat berkembang dengan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir dalam pemanfaatan sumber daya yang ada.

Untuk memastikan partisipasi yang lebih besar dibutuhkan kebijakan yang tepat untuk menerapkan konsep Blue Economy, termasuk peraturan perundang-undangan yang menyediakan praktik berkelanjutan. Kesadaran dan pendidikan dengan  cara melakukan seminar di lingkungan sekolah maupun masyarakat, membangun kerjasama dengan Lembaga keuangan dan menyediakan dana untuk beberapa proyek blue economy.

Sampai saat ini, contoh interaksi antara pertumbuhan dan ekonomi biru umumnya terlihat dalam trade-off antara ekonomi dan lingkungan (McIlgorm, 2016). Kehidupan yang bergantung pada sumber daya air/laut dapat menghasilkan kontribusi yang signifikan terhadap makanan, energi, dan produk berbasis bio. Namun, ekosistem laut merupakan subyek dari tekanan yang meningkat dan penggunaan yang kompetitif, akibat eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan polusi (Koundouri & Giannouli, 2015). Pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan dan kemajuan ekonomi dari sebagian besar ekonomi pasar maju mengarah pada peningkatan penggunaan sumber daya alam dan pada saat yang sama, meningkatkan penipisan dan pencemaran lingkungan (Sverdan, 2021). Untuk memiliki ekonomi biru yang berkelanjutan, setiap negara harus menemukan cara terbaik untuk menyeimbangkan keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi untuk memungkinkan penggunaan sumber daya maritim secara optimal, sekaligus memastikan manfaat maksimal bagi lingkungan (Olteanu & Stinga, 2019).

Teknologi memungkinkan pemantauan ekosisem laut dalam waktu singkat, membantu dalam pengawasan terhadap aktivitas manusia dan mempermudah untuk menemukan dampak terhadap lingkungan, membantu mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut serta memastikan keberlanjutan, meningkatkan keamanan perairan dengan penggunaan sistem dan pengawasan keamanan laut, desain kapal yang ramah lingkungan membantu mengurangi dampak negatif dari ekosistem laut, sistem pemantauan dan manajemen otomatis yang memastikan produksi ikan yang tepat. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memberikan potensi besar dalam pengembangan ekonomi maritim.

Untuk menunjang keberhasilan penerapan ekonomi biru yang berbasis transformasi digital di bidang usaha perikanan maka diperlukan adaptasi dan inovasi dari para pemilik selaku pelaku usaha. Adapatsi dan inovasi tersebut nantinya untuk mendukung keberlanjutan usaha di bidang kelautan dan yang telah dilakukan oleh petani ikan mandiri... Dengan menciptakan perikanan mandiri yang ramah lingkungan, mengolah limbah ikan yang mati menjadi tepung ikan atau olahan makanan lainnya merupakan salah satu bentuk inovasi dari perikanan yang mengadopsi konsep ekonomi biru. Implementasi kebijakan pemerintah dalam aksi nyata diperlukan untuk mendukung kegiatan perikanan mandiri masyarakat secara merata,karena keterlambatan globalisasi pemerataan di wilayah pesisir akan menghambat kelancaran rantai produksi secara global. Peran pemerintah dalam usaha perikaanan[sic] berbasis digitalisisasi[sic] dapat mendukung peningkatan oendapatan[sic] dan penyumbang pendapatan negara (Prayuda, Sary, and Riau, 2019)

Perkembangan Blue Economy diperlukan dukungan penelitian yang kuat untuk mempercepat solusi tantangan maritim, demi kepentingan sekarang dan yang akan mendatang, serta diperlukan untuk pendidikan kelautan. Untuk mewujudkannya, diperlukan kebijakan nasional yang di susun secara rapi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang mengganggu. Potensi penggunaan dalam mengembangkan sumber daya laut yang berkelanjutan. pendidikan kelautan diperlukan dalam membantu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melestarikan lingkungan di masa yang akan mendatang, khususnya pada ekosistem pesisir. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian laut, mendorong semua komunitas untuk bertindak lebih bertanggung jawab dalam keterkaitannya dengan sumber daya laut, dan meningkatkan kepedulian terhadap perlindungan laut dari upaya melindungi akan terjadinya ancaman dari kerusakan lingkungan .

Efektivitas politik dengan konsep blue economy dapat dilihat dari kemampuannya untuk memajukan hasil pembangunan laut yang berkelanjutan untuk kepentingan komunitas dan ekosistem, pengawasan yang lebih besar terhadap nilai material, dan kebijakan konsep tersebut (Louey, 2022). Blue economy dapat menjadi visi yang sah untuk mengatur laut dimana pemegang hak utama terhadap tata kelola laut yang bertanggung jawab harus melibatkan kepentingan industri,konservasionis, dan hak asasi manusia dari kelompok pengguna laut terbesar yaitu rumah tangga nelayan skala kecil atau Small-Scale Fisheries (SSF) (Cohen et al., 2019).

Pembelajaran kasus dari negara-negara maju seperti Belanda, Kanada, dan Norwegia dapat memberikan wawasan dan pembelajaran bagi Indonesia dalam menerapkan konsep Blue Economy. Pengalaman dari kasus tersebut harus menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia untuk mencapai kesuksesan dalam Penerapan Blue Economy.

Mendorong inovasi teknologi, memudahkan investasi berkelanjutan, dan membangun kesadaran masyarakat adalah kunci suksesnya penerapan Blue Economy di Indonesia.

Penerapan Blue Economy sebagai strategi pengembangan ekonomi maritim di Indonesia adalah langkah yang bijak, dengan memanfaatkan kekayaan laut secara berkelanjutan dan mengutamakan perubahan, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir.

 

DAFTAR PUSTAKA

Soemarmi, Amiek, et al. "Konsep negara kepulauan dalam upaya perlindungan wilayah pengelolaan perikanan Indonesia." Masalah-Masalah Hukum 48.3 (2019): 242.

Nasution, Marihot. "POTENSI DAN TANTANGAN BLUE ECONOMY DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA: KAJIAN LITERATUR." Jurnal Budget: Isu dan Masalah Keuangan Negara 7.2 (2022): 343-345.

Puspitasari, Diana, Amalia Nur Chasanah, and Masitha Fahmi Wardhani. "Peran Transformasi Digital dalam Industri Perikanan Berkelanjutan yang Berbasis Blue Economy di Desa Tlogoweru." Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE). Vol. 2. No. 10. (2022): 33.

Adibrata, Sudirman, Rahmad Lingga, and Mohammad Agung Nugraha. "Penerapan blue economy dengan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei)." Journal of Tropical Marine Science 5.1 (2022): 48.

 

Ikuti tulisan menarik Andi Azizah Resky Amelia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu