x

Arah Politik Presiden Jokowi

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 29 Januari 2024 10:14 WIB

Pilpres Merusak Kesehatan Akal

Pemilihan presiden tahun ini memeras energi dan akal. Untuk meraih kemenangan segala macam cara ditempuh. Akal sehat dipaksa berpikir untuk menemukan celah-celah dalam aturan agar seorang calon bisa lolos.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemilihan presiden tahun ini bukan hanya memeras energi, tapi juga memeras akal. Untuk meraih kemenangan, dalam pengertian memperoleh suara terbanyak dalam pemungutan suara nanti, segala macam cara ditempuh. Akal sehat dipaksa berpikir untuk menemukan celah-celah dalam aturan agar seorang calon bisa lolos. Akal sehat dipaksa bekerja keras untuk menemukan siasat apapun, sekalipun terasa ngeri-ngeri sedap.

Pelan tapi pasti, akal sehat tergelincir menjadi alat pembenaran terhadap siasat-siasat yang ngeri-ngeri sedap tadi. Pelanggaran etika dianggap lumrah asalkan tujuan tercapai. Lain kali, argumentasi disorongkan: pedoman etikanya belum ada—seorang profesor menyebut hal ini sebagai pembelaan atas orang yang didukungnya. Bila aturan hukum tak bisa ditabrak, maka diubahlah aturan ini; lagi-lagi akal dipaksa mencari pembenaran agar tujuan tercapai.

Akal sehat adalah salah satu unsur yang membedakan manusia dari makhluk lain. Manusia diberi akal sehat sebagai alat untuk berpikir positif bagi kebaikan dirinya dan orang banyak, sebab manusia adalah makhluk sosial. Dengan akal sehatlah, kebaikan masyarakat dapat dicapai. Dengan akal sehatlah, kebaikan individu dapat diraih. Bila akal diajak untuk memikirkan hal-hal yang positif bagi kebaikan individu maupun masyarakat, kesehatan akal akan terpelihara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebaliknya, ketika akal sehat dipaksa untuk memikirkan cara mencurangi aturan, kiat mengkadali etika, mencari-cari pembenaran atas muslihat, maka perlahan tapi pasti kesehatan akal akan berkurang. Bagaikan virus, perintah-perintah yang diberikan oleh hasrat kuasa akan mengurangi kesehatan akal, mengikis ketajamannya untuk memikirkan hal-hal baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakatnya. Perintah negatif itu akan menggerogoti kesehatan akal manusia.

Mengapa terjadi penggerogotan atas kesehatan akal? Karena untuk setiap kecurangan yang dilakukan, setiap dusta yang dijalankan, setiap siasat hitam yang dipraktikkan, maka seseorang harus memikirkan kecurangan, dusta, serta siasat hitam lagi untuk menutupi hal-hal buruk terdahulu. Mengapa hidung Pinokio semakin lama semakin panjang? Karena untuk setiap dusta yang ia katakan, ia harus menutupinya dengan dusta berikutnya. Begitu terus berulang hingga hidungnya bertambah panjang dari waktu ke waktu.

Begitu pula yang terjadi pada akal, yang semula sehat kemudian secara bertahap akan terjangkiti virus, yang menimbulkan penyakit, menularkannya ke seluruh akal hingga kesehatan akal pun tercemar. Seseorang yang kesehatan akalnya terganggu oleh virus buruk ini akan terdorong untuk terus berpikir tentang beraneka cara-gelap untuk mencapai tujuannya. Dan virus ini bukan hanya berkembang di benak orang-orang yang memang sudah terbiasa berpikir negatif karena keterbatasan akal, tapi juga menulari mereka yang semula berakal sehat serta cerdik pandai.

Di musim pilpres sekarang ini, banyak orang pintar yang menyelewengkan akal sehatnya hanya untuk membela ‘tuan’-nya yang berusaha untuk berkuasa maupun terus berkuasa. Orang-orang yang semula berakal sehat ini kemudian sibuk membangun argumen-argumen untuk memberi pembenaran atas apa saja yang dilakukan oleh ‘tuan’-nya. Mereka adalah orang-orang yang semula tahu bahwa suatu sikap atau tindakan itu salah, dan menentangnya, namun kini justru membangun argumen untuk membenarkan sikap atau tindakan itu. Banyak sekali akademisi dan guru besar yang mengajarkan pada para mahasiswanya untuk menegakkan kebenaran kini malah berperilaku sebaliknya, mencari pembenaran atas segala tindak lancung yang dilakukan oleh tuan-tuan mereka demi meraih kekuasaan.

Pilpres telah merusak kesehatan akal banyak orang pintar. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB