x

Foto ilustrasi capres 2024

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Senin, 29 Januari 2024 12:01 WIB

Gagasan Swasembada Aspal, Masalah Calon Presiden ?

Pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, pilihlah calon presiden periode 2024-2029 yang akan berani berjuang mati-matian untuk menyejahterakan rakyatnya. Dan perjuangan itu bernama “swasembada aspal”.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tinggal beberapa hari lagi seluruh rakyat Indonesia akan memilih calon presiden periode 2024-2029. Diharapkan seluruh rakyat Indonesia tidak akan main-main dan sembarangan untuk memilih calon presiden yang diyakininya akan mampu untuk menyejahterakan dan memakmurkan rakyat Indonesia. Karena memilih calon presiden ini adalah masalah negara. Salah memilih calon presiden akan berdampak buruk kepada negara selama 5 tahun ke depan. Oleh karena itu kita harus bijak dalam memilih calon presiden yang akan mampu menepati janjinya untuk menyejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyat Indonesia. Calon presiden yang bagaimana yang wajib kita coblos? Calon Presiden yang memahami masalah-masalah bangsa dan negara dengan baik sekali. Dan mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut secara bijak dan elegan, tanpa akan menimbulkan masalah-masalah baru.

Sejatinya, ada sebuah masalah nasional, yang sudah 45 tahun lamanya tidak mampu diselesaikan oleh presiden-presiden sebelumnya, dan presiden pada saat ini. Masalah apakah itu? Masalah penting dan mendesak itu, bernama: “Gagasan Swasembada Aspal”. Mendengar kata “aspal” saja, pasti orang akan berpikir, bahwa masalah ini adalah tidak penting dan mendesak. Kalau masalah “beras”, itu baru penting dan mendesak. Karena beras adalah kebutuhan pokok makan sehari-hari. Kalau tidak ada beras, rakyat bisa mati, dan kelaparan. Tetapi tanpa adanya aspal untuk pelapis jalan-jalan, rakyat masih akan tetap bisa hidup.

Pendapat ini benar. Tetapi sekaligus juga salah. Bagaimana bisa begitu? Yang harus menjadi perhatian seksama dari para calon presiden periode 2024-2029 adalah mengapa gagasan swasembada aspal ini perlu diviralkan? Adapun gagasan untuk swasembada beras sudah sejak lama digaungkan. Tetapi buktinya sampai saat ini, Indonesia masih tetap saja impor beras. Dimana letak permasalahannya, mengapa Indonesia masih belum mampu swasembada beras? Permasalahannya adalah karena rakyat Indonesia butuh beras untuk makan. Jadi agar tidak akan terjadi kelaparan, maka mau tidak mau, pemerintah harus tetap selalu impor beras.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah gagasan swasembada aspal, berbeda dengan masalah gagasan swasembada beras. Gagasan swasembada aspal timbul ke permukaan, karena Indonesia memiliki deposit aspal alam di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, yang melimpah sebesar 662 juta ton. Dan kalau deposit aspal alam yang melimpah ini mau diolah dan dimanfaatkan, maka akan cukup untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional selama lebih dari 100 tahun. Masalah gagasan swasembada aspal ini dianggap penting dan mendesak, karena Indonesia sudah mengimpor aspal selama 45 tahun. Dan mirisnya, sampai saat ini, pemerintah masih belum juga memiliki niat baik untuk mau swasembada aspal. Atas dasar inilah Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Krinbang) Rachmat Gobel. Pada tanggal 27 September 2022, beliau menyatakan bahwa Indonesia harus memiliki target khusus untuk berswasembada aspal.

Sebenarnya masalah gagasan swasembada aspal ini adalah wajar apabila kita masih memiliki akal sehat. Tetapi yang tidak wajar itu adalah mengapa gagasan cemerlang ini tidak mendapatkan tanggapan sama sekali dan tindak lanjut dari pemerintah?. Memang selama ini tanpa adanya aspalpun rakyat masih bisa tetap makan. Namun sejatinya, masalahnya bukan masalah bisa makan, atau tidak. Tetapi sejatinya, masalah gagasan swasembada aspal ini adalah masalah negara atau bukan. Kalau bukan, silahkan pemerintah impor aspal terus selamanya. Tetapi kalau memang ini adalah masalah negara, ayo kita bicarakan baik-baik. Apa yang harus pemerintah segera upayakan agar gagasan dari Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Krinbang) Rachmat Gobel, bahwa Indonesia harus memiliki target khusus untuk berswasembada aspal akan bisa terwujud.

Bukankah masalah ini sangat sederhana? Gagasan swasembada aspal adalah masalah negara atau bukan? Mungkin pertanyaan ini seyogyanya ditanyakan kepada pak Anies, pak Prabowo, dan pak Ganjar, sebagai calon presiden periode 2024-2029. Apa strategi dan gagasan mereka untuk mewujudkan Indonesia mampu berswasembada aspal?. Ini tantangan adu nyali yang sederhana. Tetapi tidak akan mudah untuk dilaksanakan, seandainya saja para calon presiden tersebut tidak memiliki wawasan yang luas mengenai gagasan Trisakti dari Bung Karno. Dengan perkataan lain, tantangan gagasan swasembada aspal ini adalah batu ujian untuk rakyat menilai, siapakah diantara para calon presiden tersebut yang paling baik memahami dan mengenal cita-cita kemerdekaan Bung Karno.

Gagasan swasembada aspal, sejatinya adalah masalah negara. Karena negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menyejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan UUD’45, Pasal 33, Ayat 3. Dan kalau gagasan ini adalah masalah negara, seharusnya di dalam narasi-narasi kampanye-kampanye para calon presiden harus dijelaskan, apakah misi dan visi mereka sudah mencakup gagasan swasembada aspal, swasembada beras, dan swasembada energi, dll, atau belum?. Tetapi yang kelihatannya luput dari perhatian para calon presiden periode 2024-2029 adalah langkah kecil yang akan berdampak luas kepada perubahan besar Indonesia adalah gagasan swasembada aspal. Karena gagasan ini adalah sebagai aba-aba untuk tidak mau berkompromi dengan msuknya produk-produk impor. Adapun, tidak setiap calon presiden yang akan berani berjuang mati-matian demi untuk Indonesia mampu berswasembada aspal.

Seandainya tidak ada deposit aspal alam yang melimpah di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, impor aspal tidak ada masalah, seperti yang terjadi di negara-negara lain. Tetapi di Indonesia berbeda, dan tidak bisa disamakan dengan negara-negara lain. Kalau Indonesia tidak mau mengolah dan memanfaatkan aspal Buton untuk memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri, dan malah justru mengimpor aspal dari luar negeri dalam jumlah besar dan harga tinggi, apa kata dunia? Bukankah hal ini sudah merupakan bukti kuat yang tak terbantahkan lagi, bahwa sejatinya, ada masalah negara yang penting dan mendesak untuk segera diselesaikan oleh presiden periode 2024-2029 terpilih nanti?.

Pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, pilihlah calon presiden periode 2024-2029 yang akan berani berjuang mati-matian untuk menyejahterakan rakyatnya. Dan perjuangan itu bernama “swasembada aspal”. Rakyat Buton, mana suaramu? Suaraku ada bersama suaramu. Bagaimana dengan suara rakyat Indonesia?

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu