x

image: The Conover Company

Iklan

Dzakwan Ariqah

Siswa Kelas Beasiswa PT Timah Tbk di SMAN 1 Pemali
Bergabung Sejak: 3 Februari 2022

Senin, 19 Februari 2024 07:33 WIB

Pentingnya Mendengarkan dan Menerima Nasihat

Ketika seseorang rela meluangkan waktu memberi nasihat, itu menunjukkan betapa ia menginginkan kebaikan bagi kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nasehat dari orang yang tulus dan menyayangi kita adalah anugerah yang berharga. Ketika seseorang rela meluangkan waktu untuk memberi nasihat dengan penuh kebijaksanaan dan kasih sayang, itu menunjukkan betapa ia menginginkan kebaikan bagi kita. Sayangnya, tidak semua orang mampu menerima nasehat dengan lapang dada.

Mengapa begitu sulit menerima nasihat dari orang lain? Ada beberapa alasan di baliknya. Pertama, ego. Ketika menerima nasihat, kita dituntut untuk merendahkan diri dan mengakui bahwa kita tidak sempurna. Ini bisa melukai harga diri, terlebih jika nasihat diberikan di depan umum.

Kedua, gengsi. Menerima nasihat berarti mengakui bahwa orang lain lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Ini bisa terasa memalukan bagi sebagian orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, rasa curiga. Terkadang kita curiga nasihat diberikan dengan motif tertentu, misalnya ingin menjatuhkan kita.

Keempat, tidak suka diatur. Sebagian orang enggan dinasehati karena merasa kebebasan mereka dibatasi

Kelima, tidak siap berubah. Menerima nasihat berarti harus melakukan perubahan, yang mungkin belum siap dilakukan.

Lantas, mengapa kita sebaiknya terbuka menerima nasihat dari orang lain yang tulus menyayangi kita? Ada beberapa alasan penting di baliknya.

Pertama, nasihat membantu kita menyadari kesalahan yang mungkin luput dari perhatian kita. Setiap orang memiliki blind spot, area buta di luar kesadaran diri kita. Nasihat dari orang lain membantu mengungkap area buta tersebut.

Kedua, nasihat membuka perspektif baru. Terkadang kita terjebak dalam cara berpikir atau paradigma lama sehingga tak mampu melihat solusi terbaik. Nasihat dari sudut pandang baru dapat membuka cakrawala berpikir kita.

Ketiga, nasihat menguatkan karakter. Menerima nasihat dengan lapang dada, apalagi yang disampaikan dengan cara bijaksana, melatih kematangan emosi dan kesabaran. Karakter yang kuat diciptakan melalui keterbukaan terhadap nasihat dan kesediaan untuk terus belajar dan berbenah diri.

Keempat, nasihat mendorong kita menjadi lebih baik. Nasihat yang bijaksana dan penuh kasih ditujukan demi kebaikan kita. Jika kita menerapkan nasihat tersebut dalam hidup, tentu kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.

Kelima, nasihat mempererat hubungan. Menerima nasihat dengan terbuka dan berterima kasih adalah ungkapan hormat dan penghargaan kepada sang penasihat. Hal ini memperkuat hubungan kita dengannya. 

Merendahkan hati untuk menerima nasihat memang tidak mudah. Namun demikian, kita perlu belajar terbuka terhadap nasihat, terutama dari orang-orang yang tulus menyayangi dan menginginkan kebaikan bagi kita.

Tidak ada malunya menerima nasihat. Sebaliknya, kita justru harus berterima kasih kepada sang penasihat. Karena ia peduli dan rela meluangkan waktu untuk membantu kita menyadari kesalahan dan menjadi manusia yang lebih baik.

Semoga kita bisa menjadi orang yang rendah hati dan mampu mendengarkan dan menerima nasihat dari orang-orang di sekitar kita. 

 

 

Ikuti tulisan menarik Dzakwan Ariqah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu