x

Gambar oleh jodeng dari Pixabay

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Kamis, 14 Maret 2024 14:12 WIB

Mengapa Indonesia Harus Impor Aspal?

Mengapa aspal impor tidak mampu disubstitusi oleh aspal Buton?Soalnya bukan mampu atau tidak, tapi mau atau tidak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada sebuah fenomena yang sungguh aneh di negeri Indonesia kita ini. Fenomena itu adalah: “Mengapa Indonesia harus impor aspal, padahal deposit aspal alam di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, jumlahnya adalah yang terbesar di dunia?

Adapun pak Jokowi sendiri sudah pernah menanyakan hal yang sama, ketika beliau sedang berkunjung ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, pada tanggal 27 September 2022. Tetapi alih-alih pak Jokowi mau menginstruksikan kepada semua jajaran kementerian-kementerian terkait untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton, pak Jokowi justru memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Akibatnya kunjungan pak Jokowi ke Pulau Buton tersebut adalah mubazir dan sia-sia. Karena pada tahun 2024 sekarang ini, Indonesia masih terus mengimpor aspal.

Akhir-akhir ini, harga beras di pasar telah melambung sangat tinggi. Harga tertinggi di dalam sejarah Indonesia 78 tahun merdeka. Dalam upaya-upaya pemerintah untuk menurunkan harga beras, maka pemerintah terpaksa harus melakukan impor beras. Kelangkaan beras ini adalah akibat dari efek El Nino, dimana cuaca berubah, sehingga masa panen beras mengalami keterlambatan. Tetapi terlepas dari masalah cuaca, pertanyaannya adalah Indonesia sebagai negara agraris, mengapa Indonesia masih belum mampu juga berswasembada beras?. Mengapa Indonesia masih harus impor beras?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan menggunakan nalar dan logika yang sama mengenai fenomena impor beras ini, pertanyaannya adalah mengapa Indonesia harus impor aspal? Indonesia memiliki deposit aspal alam terbesar di dunia. Mengapa Indonesia tidak mau memanfaatkan dan mengolah aspal alam, karunia Allah SWT ini, untuk mensubstitusi aspal impor? Pak Jokowi sendiri yang sudah sangat paham mengenai mengapa sampai saat ini aspal impor masih belum mampu disubstitusi oleh aspal Buton, juga tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya bagi rakyat Indonesia, hal ini tidak masuk akal, dan bisa dipercaya sama sekali. Jadi kalau pak Jokowi sendiri sudah tidak bisa berbuat apa-apa untuk aspal Buton? Lalu siapakah yang masih bisa? Bukankah pak Jokowi adalah Presiden yang memiliki kekuasaan tertinggi dan terbesar di negeri Indonesia ini?

Kelihatannya masalah fenomena: “Mengapa Indonesia Harus impor aspal. Dan mengapa aspal impor tidak mampu disubstitusi oleh aspal Buton?”, adalah bukan masalah “mampu” atau tidak. Tetapi adalah masalah “mau” atau tidak. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia telah mengimpor aspal selama 45 tahun. Dan mirisnya lagi, Indonesia masih belum memiliki target kapan Indonesia akan mampu berswasembada aspal. Dua fakta ini sudah menjadi bukti yang kuat, bahwa Indonesia tidak memiliki kemauan politik sama sekali untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton. Oleh karena itu sudah tidak ada gunanya lagi rakyat menanyakan: “Mengapa Indonesia harus impor aspal?”. Karena pak Jokowi sendiri sebagai seorang Presiden sudah pernah menanyakan hal yang sama. Dan lucunya, pak Jokowi sendiripun tidak mampu menjawabnya.

Kesimpulannya, mengapa Indonesia harus impor aspal adalah karena aspal Buton masih belum mampu mensubstitusi aspal impor. Dan Mengapa aspal Buton masih belum mampu mensubstitusi aspal impor? Karena Indonesia tidak memiliki kemauan politik untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton. Dan mengapa Indonesia tidak memiliki kemauan politik untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton? Karena Indonesia sudah berada di dalam zona nyaman impor aspal selama 45 tahun.

Dari kesimpulan di atas dapat dipahami dengan baik bahwa mengapa Indonesia harus impor aspal adalah karena Indonesia sudah berada di dalam zona nyaman impor aspal selama 45 tahun. Jadi tidak ada hubungannya dengan alasan bahwa aspal Buton tidak mampu mensubstitusi aspal impor. Sehingga dengan demikian, alasan yang masuk akal dan dapat dipercaya adalah karena Indonesia sudah berada di dalam zona nyaman impor aspal selama 45 tahun, maka Indonesia sudah tidak memiliki kemauan politik sama sekali untuk mau mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton.

Setelah kita mendapatkan jawaban jitu dari pertanyaan: “Mengapa Indonesia harus impor aspal?”, what next?. Kelihatannya sebagai rakyat Indonesia, kita hanya dapat berdoa saja kepada Allah SWT, semoga pemerintahan yang baru periode 2024-2029, mulai sadar diri bahwa Indonesia sebagai negara agraris harus mampu berswasembada pangan. Dan Indonesia sebagai pemilik deposit aspal alam terbesar di dunia harus mampu berswasembada aspal. Siapakah yang bilang bahwa Indonesia tidak mampu? Masalah utamanya adalah: “Apakah pemerintah sudah memiliki kemauan politik atau tidak?

Mari kita renungkan sejenak, apa makna dari kemuan politik tersebut. Politik adalah proses pembentukan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Sedangkan kemauan atau kehendak merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu hal dalam kehidupan nyata. Kemauan merupakan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri. Dorongan dapat juga dikatakan sebagai kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan tertentu sebagai kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan bebas, memutuskan, melatih mengendalikan diri, serta bertindak. Dengan demikian, makna dari kemauan politik adalah kehendak negara untuk membuat keputusan demi menyahterakan rakyatnya.

Berbahagialah rakyat Indonesia, apabila presiden yang baru periode 2024-2029 nanti, sudah memiliki kemauan politik untuk berswasembada pangan dan perswasembada aspal. Sejatinya Indonesia pasti bisa, kalau sudah mempunyai kemauan! Dimana ada kemauan, di situ pasti ada jalan.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu