Gus Yaqut - Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia
Senin, 7 Oktober 2024 10:26 WIB
Buku ini memberikan informasi siapa Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama yang berusia muda.
Judul: Gus Yaqut – Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia
Penulis: Ansor Channel
Tahun Terbit: 2023
Penerbit: Rayyana Komunikasindo
Tebal: xiii + 485
ISBN: 978-623-5378-22-0
”Agama biar menjadi inspirasi dan bukan menjadi aspirasi. Biarkan agama membawa nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Buku Berjudul ”Gus Yaqut – Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia” ini mengobati sebagian rasa penasaran saya terhadap sosok muda yang begitu berani menghadang organisasi radikal seperti HTI dan FPI. Buku ini juga memberi penjelasan mengapa Presiden Jokowi memilih anak muda untuk memimpin kementerian yang biasanya diisi oleh seorang meteri yang dianggap telah matang secara usia dan mempunyai pengetahuan agama yang mumpuni.
Dulu saya heran, siapa sebenarnya Yaqut si Ketua GP Ansor, kok begitu berani berhadapan dengan organisasi yang saat itu mendapat dukungan masa yang cukup besar. Apalagi organisasi tersebut dianggap garang oleh banyak pihak. Ia tampil di depan bersama Banser. Berhadap-hadapan langsung di lapangan.
Lebih aneh lagi setelah dua organisasi yang dianggap radikal dan tidak mengakui Pancasila dan NKRI tersebut dibubarkan, Yaqut malah diangkat menjadi Menteri Agama. Aneh karena Kementerian Agama biasanya diisi oleh seseorang yang sudah matang, berilmu agama tinggi dan teduh. Sepertinya Yaqut tidak memenuhi kriteria tersebut.
Informasi yang disampaikan dalam buku ini membuat saya mengerti mengapa Yaqut begitu cinta Indonesia. Nasab, pendidikan, pergaulan dan karir politiknya membentuknya menjadi seseorang yang tanpa reserve membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Informasi yang tertuang dalam buku ini juga membuat saya mengerti mengapa akhirnya Presiden Joko Widodo menunjukkan menjadi Menteri Agama.
Yaqut Cholil Qoumas adalah keturunan ulama besar dari Rembang. Ayahnya bernama Cholil Bisri adalah kyai yang mempunyai julukan Singa Podium. Sebab Cholil Bisri memang jago dalam membakar semangat mereka yang menghadiri pengajian atau pidato politiknya. Kakeknya bernama Bisri Mustofa. Bisri Mustofa adalah seorang pedagang kaya yang sangat mencintai agama. Paman Yaqut bernama Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Siapa tak kenal dengan Gus Mus? Gus Mus adalah seorang ulama, cendekiawan sekaligus sastrawan unggul. Gus Mus pernah menjabat sebagai Rais Am Nahdatul Ulama (NU). Sang kakak, Yahya Staquf adalah tokoh NU yang mempunyai reputasi internasional. Saat ini Yahya Staquf menjabat sebagai Ketua PBNU.
Yaqut dikenal sejak kecil sudah suka menolong. Beberapa kihsa termuat dalam buku ini. Misalnya tentang tas baru yang dibelikan oleh ibunya malah diberikan kepada temannya yang tidak mempunyai tas. Saat ditanya mengapa tas barunya yang diberikan, Yaqut mengatakan bahwa tidak patut memberikan barang bekas. Beberapa kali Yaqut juga memberikan seragam sekolah barunya kepada teman-temannya yang tidak memiliki seragam.
Anak lelaki kedua Kyai Haji Cholil Bisri ini dididik dalam toleransi. Rembang adalah wilayah yang masyarakatnya beragam. Rembang memiliki banyak penduduk Tionghoa. Keluarganya sangat akrab bermasyarakat dengan tetangga yang berbeda etnis dan agama. Sejak kecil Yaqut hidup dalam lingkungan seperti ini. Ia sering ikut perayaan Imlek untuk berburu angpao. Yaqut malah punya teman akrab bernama Doni. Doni adalah anak yang beragama Katholik.
Suami dari Eny Retno Purwaningtyas – mereka menikah Juli 2003, menempuh sekolah sekuler dari sejak SD sampai SMA. Namun Yaqut tetap belajar agama di pesantren saat sore hari. Ia kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Sayang ia tak bisa menyelesaikan kuliahnya karena terhambat dengan komunikasi yang kurang lancar dengan dosennya. Saat berkuliah di UI inilah ia memulai jejak politiknya. Ia mendirikan PMII cabang. Melalui akyifitasnya di PMII inilah karir politiknya menanjak sampai dengan menjadi Menteri Agama Republik Indonesia.
Yaqut pernah membangun karir di tempat lahirnya, Rembang. Ia berkiprah di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia terpilih menjadi anggota DPRD Rembang dan terpilih menjadi Wakil Bupati Rembang. Ia gagal saat mencalonkan diri menjadi Bupati Rembang.
Di tingkat nasional Yaqut pernah menjadi anggota DPR melalui Pergantian Antar Waktu. Ia terpilih kembali menjadi anggota DPR di periode berikutnya. Saat menjadi Anggora DPR dan mengusulkan perubahan UU ASN supaya Pemerintah bisa menindak orang-orang yang tidak setia kepada Pancasila dan NKRI. Sebab ia melihat bahwa banyak ASN yang sudah terpapar paham radikal.
Setelah kalah di Pilkada Rembang, Yaqut aktif di GP Ansor. Pemuda yang suka main gitar ini menjadi Ketua GP Ansor periode 2011-2015 di bawah kepengurusan Ketua Umum Nusron Wahid. Yaqut menjadi Ketua Umum pada periode 2016-2021 menggantikan Nusron Wahid.
Sebagai Ketua GP Ansor, Yaqut sangat aktif mengkounter gerakan radikal. Ia menginstruksikan agar Barisan Serba Guna GP Ansor (Banser) untuk menghadang HTI dengan melarang pengibaran bendera HTI. Perseteruannya dengan HTI semakin meruncing saat Banser membubarkan tabliq akbar HTI di Semarang, bahkan pembubaran kegiatan yang sama di Makassar sampai menimbulkan bentrok. Bentrokan di Makassar bukannya membuat Yaqut mundur, ia malah mendesak Pemerintah untuk membukarkan HTI. Usulan Yaqut tersebut dipenuhi oleh Pemerintah. HTI dibubarkan pada tanggal 19 Juli 2017. Bukan hanya HTI, Front Pembela Islam (FPI) juga akhirnya dibubarkan.
GP Ansor dibawah kepemimpinannya pernah mengawal diskusi buku ”Allah, Liberty and Love,” karya seorang feminis-lesbian bernama Irshad Manji di Kantor Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) di Kalibata. Diskusi karya Manji ini telah dibubarkan oleh kelompok-kelompok radikal. Maka, saat AJI menyelenggarakan diskusi tersebut, Yaqut memerintahkan supaya Banser menjaganya.
Mengetahui bahwa keluarga para tahanan radikal di penjara Nusakanbangan mulai membangun rumah di Cilacap, Yaqut mengadakan Apel Banser di Cilacap. Apel Besar Banser ini untuk memperingatkan kepada kelompok radikal untuk tidak mengganggu keutuhan NKRI. Bukan itu saja, pada tahun 2018 Banser menyelenggarakan Kirab Satu Negeri. Kirab Bendera Merah Putih melewati seluruh pelosok negeri. Kirab Satu Negeri ini adalah untuk menunjukkan bahwa GP Ansor siap menjaga NKRI dan kebinekaan.
Sikap toleran dan kegigihannya untuk mempertahankan kebinekaan ditunjukkan saat ia mendukung Ahok di Pilkada DKI. Ia melihat adanya politisasi agama dalam Pilkada DKI.
Semua orang mengira bahwa Yahya Staquflah yang akan diangkat menjadi Menteri Agama. Sebab dari segi kematangan, ilmu agama dan kesejukan Yahya Staquf memang memadai. Sedangkan Yaqut Chilil Qoumas diisukan akan diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Tapi karena Yahya Staquf menolak, maka Yaqutlah yang akhirnya diangkat menjadi Menteri Agama. Presiden Joko Widodo memilih Gus Yaqut karena dia adalah Ketua Umum GP Ansor. Dalam situasi kebinekaan yang terancam, pilihan Joko Widodo untuk menempatkan Yaqut sebagai Menteri Agama adalah sangat masuk akal. Indonesia memerlukan seorang yang berani dan tampil paling depan dalam menghadang radikalisme. Joko Widodo menyebutkan tugas Gus Yaqut adalah memastikan kebhinnekaan Indonesia tidak terganggu dan memperbaiki tata kelola di Kemenag. 869

Penulis Indonesiana
2 Pengikut

Syahadat Dari Negeri Sutra
Minggu, 31 Agustus 2025 07:15 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler