Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.
Novel The Unworthy: Mengungkap Ekstremitas Masyarakat Perempuan dalam Distopia
Sabtu, 15 Maret 2025 07:47 WIB
Novel The Unworthy mengulik dunia perempuan yang terisolasi di sebuah biara setelah dunia luar hancur akibat bencana lingkungan.
***
Pada 14 Maret 2025, majalah The Atlantic menerbitkan ulasan mengenai novel terbaru karya Agustina Bazterrica berjuluk The Unworthy, The Unworthy adalah novel terbaru dari penulis Argentina, Agustina Bazterrica, yang sebelumnya dikenal melalui karyanya Tender Is the Flesh.
Novel ini berlatar di sebuah biara tua yang berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi perempuan dari dunia luar yang beracun dan tandus akibat perubahan iklim. Di dalamnya, perempuan diklasifikasikan ke dalam hierarki ketat berdasarkan tingkat "kesucian" yang ditentukan oleh mutilasi fisik yang mereka alami.
Tokoh utama, yang tidak disebutkan namanya, termasuk dalam golongan "unworthy" atau "tidak layak", yang hidup dalam kondisi memrihatinkan dan hanya diberi makanan berupa jangkrik. Di atas mereka, terdapat "Minor Saints" yang lidahnya dipotong, "Diaphanous Spirits" yang gendang telinganya ditusuk, dan "Full Auras" yang kelopak matanya dijahit. Kelompok-kelompok ini, meskipun dihormati karena status "kesucian" mereka, juga menimbulkan rasa iri dan kebencian di kalangan perempuan lainnya.
Menurut kritikus sastra Hillary Kelly melalui novel ini Bazterrica menantang pandangan stereotip tentang masyarakat perempuan yang utopis atau penuh konflik. Ia menggambarkan kompleksitas perilaku manusia dalam kondisi ekstrem, menunjukkan bahwa perempuan juga dapat menunjukkan sifat baik dan buruk tergantung pada tekanan lingkungan dan sosial.
Tema-tema yang diangkat dalam The Unworthy mengingatkan pada karya-karya sebelumnya yang mengeksplorasi masyarakat perempuan, seperti Herland oleh Charlotte Perkins Gilman dan The Female Man oleh Joanna Russ. Namun, Bazterrica menawarkan perspektif baru dengan menyoroti bagaimana hierarki dan penderitaan dapat terbentuk bahkan dalam komunitas yang homogen.
Novel ini juga menantang anggapan bahwa perempuan secara alami lebih damai atau penyayang. Sebaliknya, The Unworthy menunjukkan bahwa dalam situasi tertentu, perempuan dapat menunjukkan perilaku yang sama kerasnya dengan laki-laki, terutama ketika berjuang untuk bertahan hidup atau mencapai status tertentu.
Dengan latar belakang dunia yang hancur akibat bencana lingkungan, The Unworthy juga mengajak pembaca merenungkan dampak perubahan iklim. Selain itu, mengajak pula bagaimana hal itu dapat memengaruhi struktur sosial dan moralitas manusia.
Bazterrica menggunakan latar biara sebagai metafora untuk isolasi dan kontrol, menggambarkan bagaimana tempat yang seharusnya menjadi perlindungan dapat berubah menjadi penjara dengan aturan dan hierarki yang menindas.
Secara keseluruhan, The Unworthy menawarkan pandangan mendalam tentang sifat manusia, hierarki sosial, dan ketahanan dalam menghadapi kondisi yang paling sulit. Ini menjadikannya sebagai bacaan yang provokatif dan menggugah pikiran bagi mereka yang tertarik pada eksplorasi masyarakat perempuan dalam fiksi distopia. ***

Penulis Indonesiana
7 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler