x

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menteri yang Menenteng Tasnya Sendiri

Jadi pejabat, apalagi menteri, banyak yang menilai enak sekali. Punya ajudan, juga staf pribadi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jadi pejabat, apalagi menteri, banyak yang menilai enak sekali. Punya ajudan, juga staf pribadi. Kemana-mana selalu dihormati. Mobil pun yang terbaik. Misalnya jika berkunjung ke daerah, penyambutan kelas satu selalu disediakan. Tak pernah kenal macet, karena selalu dapat pengawalan. Juga tak repot membawa barang, karena ada ajudan atau staf yang membawakan tasnya. 

 
Mungkin itu benar adanya. Tapi tak semua menteri seperti itu. Ini cerita berdasarkan pandangan mata saya, saat beberapa kali meliput kunjungan kerja Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Misalnya saat meliput kegiatan Tjahjo ke Kabupaten Kuningan, untuk menghadiri sidang paripurna DPRD Kabupaten Kuningan dalam rangka hari jadi kabupaten tersebut yang ke 517. 
 
Saat itu saya naik kereta berbeda dengan Mendagri. Saya naik kereta Argo Jati sementara Menteri Tjahjo bersama beberapa staf dan ajudannya naik kereta Gajayana jurusan Malang. Kereta yang saya tumpangi tiba terlebih dahulu. 
 
Di stasiun Cirebon, tempat pemberhentian terakhir, sudah menunggu Pak Acho Maddaremmeng, salah satu staf Humas Kemendagri yang berangkat terlebih dahulu memakai mobil. Maka setelah turun, saya langsung mencari Pak Acho yang sudah menunggu di stasiun, menanti kedatangan Mendagri. Kebetulan saya berangkat sendiri, karena tiket yang saya dapat tak satu kereta dengan rombongan menteri. 
 
Di stasiun akhirnya saya bisa bertemu dengan Pak Acho, setelah saling berteleponan. Kami pun menunggu kedatangan Mendagri. Dan, kereta Gajayana yang ditumpangi Mendagri tiba di stasiun. Kami pun bergegas menuju gerbong yang dinaiki Mendagri. Keluarlah sosok yang tak asing, sedikit tinggi besar, berkacama mata dengan gagang hitam. Dialah Tjahjo Kumolo, mantan Sekretaris Jenderal PDIP yang kini menjabat sebagai Mendagri, menteri yang bisa dikatakan salah satu tangan kanan Presiden. 
 
Tjahjo pun langsung menyunggingkan senyum begitu keluar dari pintu gerbong dan melihat kami sudah menantinya. Tapi ada kehebohan sedikit, ketika beberapa ibu-ibu yang satu gerbong dengan Mendagri tiba-tiba mencegat orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri tersebut. Ternyata mereka meminta untuk foto bareng. 
 
Tak hanya ibu-ibu yang meminta foto bareng dengan Mendagri. Tapi, Kepala Stasiun Cirebon yang ikut menyambut, juga meminta hal yang sama, berpose bareng dengan Mendagri. Stafnya yang disuruh jadi juru jepret dadakan. Beberapa staf stasiun yang ikut menyambut tak mau kalah, minta foto bareng. Bahkan ada satpam, yang langsung meminta temannya untuk menjepret Mendagri dengan handphone genggamnya. 
 
Namun yang menarik saya, adalah tas hitam yang dijinjing Mendagri. Ia menenteng tasnya sendiri. Saat foto bareng, tasnya di titipkan ke Mas Adi, staf pribadinya. Namun setelah selesai acara foto bareng, tas kembali ia ambil dan tenteng sendiri. 
 
Saya hanya tersenyum melihat Tjahjo menenteng tas sendiri. Padahal dia adalah menteri. Menteri Dalam Negeri pula, salah satu posisi menteri yang berpengaruh karena mengurusi urusan pemerintahan dalam negeri. Tapi dia tak mau repotkan orang. Padahal, bisa saja dia minta staf atau ajudannya untuk membawakan tasnya. Toh dia adalah bos kementerian. Pemandangan menteri menenteng tasnya sendiri adalah pemandangan baru bagi saya. Sebab selama saya meliput kunjungan menteri, tasnya selalu dibawakan oleh staf atau ajudannya. Menteri Tjahjo berbeda. Dan ini cukup berkesan bagi saya. 
 
Saya pun coba mengorek kepada ajudannya, apakah Menteri Tjahjo memang selalu begitu, menenteng tasnya sendiri. Salah satu ajudannya yang ikut kala itu, membenarkan, bahwa bosnya memang selalu begitu, menenteng tasnya sendiri. Bahkan kata dia, pernah suatu ketika, ada staf protokol tiba-tiba langsung mengambil tas Menteri Tjahjo, dan membawakannya. " Pak Menteri agak kurang suka," katanya.
 
Pemandangan serupa pernah pula saya saksikan ketika meliput kegiatan Mendagri ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Saat itu, saya dan dua orang wartawan tiba terlebih dahulu. Sementara Mendagri berangkat esok harinya. Pagi hari, kami menjemput di Bandara Kualanamu bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara, Teungku Erry Nuradi.
 
Saya kira, di ruangan VIP, kita akan menunggu kedatangan Mendagri. Tapi, ternyata Mendagri datang di pintu kedatangan penumpang biasa, alias bukan lewat jalur VIP. Dan, saya saksikan Mendagri hanya datang ditemani staf pribadinya, Mas Adi. Ia santai saja melenggangkan kaki. Satu tangan masuk di saku. Satu tangannya lagi menenteng tas. Santai tapi tak kelihatan rempong.  
 
 
 
 
 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu