x

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mau Bantu Tapi Jangan Sambil Memaki

Asap masih menggila membekap beberapa provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Ribuan orang dilaporkan tersiksa dan menderita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Asap masih menggila membekap beberapa provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Ribuan orang dilaporkan tersiksa dan menderita. Mereka harus hidup setiap hari, setiap detik dengan sekapan asap. Bahkan sudah berbulan-bulan itu mereka akrab dengan asap. Ribuan orang pun terserang penyakit ISPA, penyakit saluran pernafasan yang bisa membuat fatal. 
 
Pemerintah bukan berdiam diri. Berbagai cara dilakukan memadamkan api, dan mengusir asap. Water bombing entah berapa kali dilakukan. Ribuan tentara dan polisi pun dikerahkan memadamkan api. Namun, hingga sekarang asap masih tetap mengepung. 
 
Akhirnya pemerintah pun menerima uluran bantuan dari negara lain, setelah sebelumnya sempat menolak. Menurut siaran pers yang saya terima dari Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, sudah ada beberapa negara yang siap bantu Indonesia 'memerangi' asap. Negara yang sudah menyatakan siap membantu itu adalah Singapura, Malaysia, Tiongkok, Australia dan Rusia. Beberapa negara lainnya juga menyatakan kesiapannya membantu Indonesia mengusir asap.
 
Singapura dan Malaysia, adalah dua tetangga dekat Indonesia yang memang paling merasakan dampak asap. Dua negara ini, sempat protes karena wilayahnya dapat kiriman asap dari Indonesia. 
 
Jumat, 9 Oktober 2015, saya berada di Kota Palembang. Dan, itu pertama kalinya saya ikut merasakan menderita disekap asap. Memang benar-benar tak nyaman dan menderita hidup berkawan dengan asap. Hari itu, saya dapat tugas kantor meliput acara Jambore Nasional Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Palembang. 
 
Acara Jambore sendiri dipusatkan di sebuah lapangan dekat arena tembak yang ada di komplek Jakabaring Sport Centre, Palembang. Saya sendiri selama ada di kota pempek itu menginap di sebuah hotel, agak jauh dari Jakabaring. Sejak saya menginjakan kaki di Palembang, asap sudah langsung menyergap paru-paru. 
 
Nafas jadi tak nyaman. Dada sesak. Mata perih. Itulah yang saya rasakan selama ada di Palembang. Pagi hari, sekitar pukul 06.00 Wib, saya dan beberapa wartawan lain berangkat dari hotel menuju ke Jakabaring. Sepanjang jalan yang tertangkap adalah kota yang diselimuti kabut.
 
Sepintas, Palembang seperti sebuah kota yang ada di ketinggian. Kota dikaki gunung, yang akrab dengan kabut. Namun, sayang itu bukan kabut yang mengandung embun. Tak ada embun dan hawa dingin yang membuat tubuh menggigil. Justru, yang dirasakan adalah hawa gerah dan pengap. 
 
Kabut pagi itu, bukan kabut embun. Bukan kabut dari gunung. Tapi kabut asap yang datang dari lahan yang terbakar. Perjalanan pun terasa tak nyaman. 
 
Akhirnya kami pun sampai di Jakabaring. Suasana di Jakabaring pun sama saja. Bahkan lebih parah. Kabut asap terasa lebih tebal. Jarak pandang pun jadi terbatas. Setelah berputar-putar sebentar, sampailah ke lapangan, tempat upacara Jambore Satpol digelar. 
 
Di lapangan, personil Satpol PP yang akan ikut upacara sudah berbaris rapi. Satu jeep disiapkan, untuk membawa Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo memeriksa 'pasukan' penjaga Perda tersebut. 
 
Tak berapa lama Menteri Tjahjo datang. Acara pun dimulai. Sampai kemudian tiba saat Tjahjo memberi kata sambutan. Dalam kata sambutannya Tjahjo meminta Satpol PP jangan arogan dalam menjalankan tugas. Jangan sampai ketika melakukan penertiban, Satpol PP melakukan tindak kekerasan. Pendekatan dialogi harus dikedepan. 
 
Sampai kemudian Tjahjo menyentil soal asap dan juga bantuan negara tetangga yang mau ikut memadamkan api. Saat bicara soal bantuan dari Singapura dan Malaysia, suara Menteri Tjahjo meninggi. Ia mengkritik Singapura dan Malaysia yang katanya mau bantu, tapi tetap mencaci dan menyalahkan Indonesia. 
 
"Kami ingatkan pemerintah Singapura, Malaysia, sebagai negara bersahabat, kalau mau bantu Indonesia, bantu dengan ikhlas, jangan mencaci maki masyarakat Indonesia," kata Tjahjo dengan suara lantang.
 
Ucapan Tjahjo pun langsung disambut tepuk tangan  dari yang hadir di acara jambore. Tjahjo pun kembali melanjutkan sambutannya. Katanya, tak ada keinginan dari pemerintah sengaja meniupkan asap ke negara tetangga. 
 
" Katanya negara bersahabat. Bantu dengan ikhlas, tanpa harus menghujat, memaki dan menyalahkan pemerintah Indonesia," katanya.
 
Namun Tjahjo bersyukur, sudah ada respon positif dari beberapa negara, termasuk dari Singapura dan Malaysia untuk membantu Indonesia memadamkan api dan mengenyahkan asap. Presiden sendiri, sudah berupaya keras memadamkan asap. Bahkan terus memantau proses pemadaman api. 
 
" Mari kita sama-sama padamkan," kata Tjahjo.
 
Bila terbukti ada perusahaan yang sengaja membakar lahan, Tjahjo minta tindak tegas. Blacklist mereka. Dan, cabut izin perusahaannya. 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu