Prabowo Ditinggal Sendiri di KMP

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dinamika politik di DPR RI tampaknya masih akan dipengaruhi oleh manuver dua poros kekuatan politik KMP dan KIH

Dinamika politik di DPR RI tampaknya masih akan dipengaruhi oleh manuver dua poros kekuatan politik yang telah tumbuh sejak akhir periode parlemen 2009-2014.

Dua poros kekuatan yang masih ada, Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Namun dalam perkembangannya menjelang akhir 2015, ada partai di KMP yang mendukung pemerintah. (Baca: KMP Kian Ditinggalkan)

Adalah Partai Amanat Nasional (PAN) yang telah secara terbuka mendukung pemerintah, meski menyatakan tetap berada di KMP.

Diakui atau tidak, sikap PAN itu menyebabkan peta politik di DPR berubah. Di akhir Desember 2015 juga ada pertemuan elit Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Presiden Joko Widodo. Pertemuan ditafsirkan beraneka ragam, termasuk kemungkinan PKS berubah haluan politik.

Sebelum pergantian tahun, 31 Desember 2015, tersiar berita Kementerian Hukum dan HAM mencabut kepengurusan Partai Golkar hasil munas Ancol Jakarta pimpinan Agung Laksono.

Namun kementerian ini juga tidak mengeluarkan surat perpanjangan kepengurusan DPP Golkar hasil munas di Riau dan Bali pimpinan Aburizal Bakrie.

Bahkan Golkar kubu Ical sudah memberikan isyarat akan masuk ke pemerintahan Jokowi. Dengan masuknya Golkar ke pemerintahan menjadikan KMP hanya Partai Gerindra saja.

PKS yang sudah silaturahim ke Presiden Jokowi menjadi indikasi bisa bergabung ke pemerintah. Lihat saja selama ini PKS tidak bersuara kritis.

Presiden PKS pun sudah mengingatkan para kadernya untuk tidak menyebarkan hate speech di media sosial ataupun berbagai forum.

Sedangkan PPP kubu Djan Farid sendiri sebagai partai yang kecil dan sedang dilanda kisruh akan bergabung dengan pemerintah. Berada di luar pemerintah justru merugikan bagi PPP.

Tentang kondisi KMP, maka tak berlebih peneliti senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wobowo melihat koalisi yang dibangun Prabowo Subianto itu tidak akan solid.

Ia juga berpendapat Partai Demokrat posisi sudah jelas tidak ada di KMP maupun KIH. Posisi penyeimbang ini sudah diperlihatkan Demokrat dalam berbagai kasus seperti kisruh calon Kapolri.

Dalam berpolitik itu tidak ada koalisi permanen, namun yang ada kepentingan bersama dan cair, terlebih lagi jelang Pemilu 2019.

 

Sumber Tulisan

Bagikan Artikel Ini
img-content
maskusdiono

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler