x

Iklan

Muhamad Riza

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Belajar dari Kerja Keras dan Optimisme Mang Kiki

Mang Kiki adalah seorang pekerja keras dan selalu optimis walaupun hanya berprofesi sebagai tukang sol keliling

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Ordinary people can do extra ordinary things when they create opportunity towards their passion” 

Sivaprakash Sidhu

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan tenaga yang tidak sekuat dulu, mang Kiki berkeliling perkampungan, perumahan maupun pertokoan berharap ada sepatu maupun sandal rusak yang bisa disol. Berjalan di bawah terik matahari dengan membawa alat-alat sol yang tentu saja tidak ringan, Mang Kiki tidak pernah mengeluh. Beliau tetap berkeliling menawarkan jasa sol sepatu supaya bisa membawa pulang uang untuk istri dan anak-anaknya.

Itulah kesan pertama yang saya tangkap dari Mang Kiki. Seorang bapak dari 10 orang anak yang terkesan tidak mengeluhkan kondisi beliau yang pas-pasan. Dengan sepatu rusak yang sedang diperbaikinya, beliau menceritakan bagaimana perjalanan hidup beliau dari masa muda hingga sekarang menjadi tukang sol sepatu keliling di Bandung. Beliau  menceritakan perjalanan hidupnya dengan antusias dan terkadang mengeluarkan lelucon yang membuat saya tertawa. Yang saya tangkap, beliau memang seseorang yang suka mengobrol dengan orang lain, apalagi ketika sedang memperbaiki sepatu atau sendal rusak, mungkin itu membuat pekerjaannya menjadi lebih menyenangkan atau mungkin beliau mencoba   untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen.

Mang Kiki lahir di Garut 60 tahun yang lalu. Beliau, seperti halnya anak dari keluarga tidak berada, harus bekerja keras untuk supaya bisa bertahan hidup. Beliau diharuskan untuk memiliki kemampuan untuk bisa dalam segala hal, mulai dari berjualan buah-buahan,  menjual domba, dan beberapa profesi “kasar” lain yang pernah beliau coba. Beliau menjelaskan bahwa memang untuk bisa bertahan dalam kondisi serba kekurangan adalah dengan menjadi serba bisa. Keterampilannya dalam beberapa hal, beliau mengatakan, bukan karena kemauan tapi karena keharusan.

Tahun 1985 , beliau mulai merantau ke Bandung untuk mencari pekerjaan  yang lebih baik. Dengan keterampilan yang dimiliki beliau beranggapan bahwa pekerjaan tidak akan sulit di dapat. Namun, seperti halnya kebanyakan pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk memiliki ijazah, sesuatu yang tidak dimiliki Mang Kiki, dari situlah Mang Kiki mulai menjadi tukang reparasi sepatu keliling. Sebuah keterampilan yang beliau pelajari secara otodidak.

Mang Kiki tidak memungkiri memang bahwa profesinya sebagai tukang sol sepatu tidak menjadikan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik, namun hal tersebut lebih baik daripada menganggur. Beliau bercerita bahwa memang pendapatannya dari profesi tersebut  tidak menentu. Kadang banyak konsumen namun juga kadang sepi. Belum lagi harus bersaing dengan tukang sol keliling lainnya.

Namun dengan nada suara optimis, beliau mengatakan bahwa walaupun tidak sedikit orang yang berprofesi seperti dirinya dan beroperasi di daerah yang sama dengan beliau, beliau tidak pernah sampai merasa sangat kekurangan sehingga ingin berhenti dan mencoba profesi lain. Beliau beranggapan bahwa rezeki memang sudah ada yang mengatur yang penting adalah usaha manusianya itu sendiri.

Mang Kiki dengan usia yang sudah 60 tahun tetap kuat berjalan jauh untuk memperbaiki sepatu yang rusak. Terik matahari sudah menjadi hal biasa. Pulang ke rumah dengan upah yang sedikit juga tidak jarang ia alami. Walaupun tenaganya tak sekuat dulu sikap optimismenya sepertinya tak pernah pudar.  Kerja kerasnya, sikap optimisme, dan perasaan selalu bersyukur beliau adalah percikan inspirasi bagi saya pribadi maupun orang lain untuk bekerja keras dan selalu bersyukur. Mang Kiki walaupun hanya orang biasa bahkan hanya tukang sol sepatu keliling, namun terlepas dari profesi apapun seseorang, ketika ia bekerja keras dan tak pernah mengeluh akan keadaannya ia bukanlah orang “biasa”, ia adalah inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya.  

Ikuti tulisan menarik Muhamad Riza lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler