x

Iklan

MOHAMMAD TAKDIR ILAHI

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pendidikan Antikorupsi Berbasis Keluarga

sejak usia dini, anak harus diajarkan untuk belajar jujur pada dirinya sendiri agar kelak ketika sudah dewasa tidak melakukan tindakan koruptif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh. Mohammad Takdir Ilahi

Korupsi memang telah menjadi virus mematikan yang akan menghancurkan moralitas bangsa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ironisnya, pelaku korupsi yang sudah terbukti bersalah banyak dilakukan oleh kaum muda yang masih mempunyai masa depan cerah di masa mendatang.

Lebih ironis lagi, korupsi dilakukan dengan melibatkan satu keluarga, mulai dari ayah, anak, suami-istri, paman, keponakan, dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan bagaimana dalam satu keluarga bisa terlibat korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang merugikan negara. Tampaknya terdapat sebuah proses regenerasi dari praktik korupsi yang melibatkan hubungan kekeluargaan dalam pencurian uang negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika trend perkembangan korupsi yang melibatkan satu komponen keluarga tidak dicegah sejak sekarang, bukan tidak mungkin anak-anak Indonesia di masa mendatang akan menjadi generasi koruptor yang siap menghancurkan bangsa ini. Saya sangat khawatir jika trend korupsi yang melibatkan satu keluarga akan berakibat pada gaya hidup generasi muda yang semakin konsumtif dan hedonistik. Artinya, ketika anak-anak yang terdampak sikap ketidakjujuran dari orangtuanya, akan melakukan tindakan yang sama ketika sudah dewasa.

 

Pendidikan Antikorupsi

Praktik korupsi di negeri ini tidak mungkin bisa dicegah secara instan, namun membutuhkan waktu yang sangat panjang demi perbaikan moralitas bangsa yang semakin tidak karuan. Penanaman antikorupsi sudah saatnya dimulai sejak dini agar anak-anak kita mengerti apa itu korupsi dan dampaknya dalam kehidupan di masa depan.

Pendidikan antikorupsi berbasis keluarga merupakan gerakan nyata untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran kepada anak sejak usia dini agar menyadari tanggung jawabnya sebagai hamba Allah. Mengapa harus berbasis keluarga? Ini karena keluarga adalah pendidikan pertama dan utama yang akan menentukan terhadap masa depan anak, apakah akan menjadi pribadi yang berkarakter baik atau jahat.

Penanaman nilai-nilai antikorupsi berbasis keluarga tidak bisa sekadar dirumuskan dalam kurikulum pendidikan di sekolah, tetapi harus melibatkan peran orangtua dalam menumbuhkan kesadaran antikorupsi sejak dini kepada anak-anak mereka. Artinya, gerakan antikorupsi harus dimulai sejak anak sudah bisa melakukan komunikasi secara lancar dengan orangtuanya.

 

 

Bagaimana Peran Orangtua?

Permasalahan korupsi yang melibatkan satu komponen keluarga, haruslah menjadi pelajaran bagi para orangtua untuk berkomitmen dalam membentuk keperibadian dan karakter anak secara baik dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Para orangtua sebisa mungkin bisa memetik hikmah dari permasalahan korupsi yang melibatkan generasi muda dan hubungan kekeluargaan yang semakin masif.

Lalu apa fungsi keluarga bagi pembentukan karakter antikorupsi? Syamsul Yusuf dalam “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”, mengatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai fungsi biologi, ekonomi, pendidikan (edukatif), sosialisasi, perlindungan (proteksi), rekreatif, dan agama (religius). Sebagai pendidikan pertama, keluarga sangat tepat dijadikan solusi atas setiap persoalan yang menimpa anak usia dini. Melalui pendidikan keluarga, anak akan terdidik dan terbiasa dengan aktivitas yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.

Seorang ibu dalam kehidupan keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap proses pembentukan karakter anak agar terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh norma hukum dan agama. Dalam proses pembentukan karakter itu, peran ibu memainkan peran yang sangat urgen dalam mengajarkan nilai-nilai kejujuran sebagai modal awal dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Kejujuran adalah suatu tindakan yang lurus, tidak berbohong, dan tidak curang dalam situasi apa pun. Kejujuran merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam pendidikan antikorupsi, karena tanpa sifat kejujuran seseorang tidak akan memperoleh kepercayaan dari siapa pun. Ketika anak sudah mengerti dengan tugas-tugas perkembangannya, orangtua harus segera mungkin menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada dirinya.

Sebagai nilai penting dari pendidikan antikorupsi, kejujuran harus menjadi prinsip hidup bagi seorang anak dalam menempa hidupnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Prinsip untuk tidak berkata bohong kepada diri sendiri dan orang lain sebisa mungkin telah melekat dalam sanubari seorang anak, agar kelak ketika sudah dewasa mampu menjaga prinsip hidupnya tersebut. 

Nilai antikorupsi yang tidak kalah pentingnya adalah peran orangtua dalam mengajarkan hidup sederhana bagi anak-anak mereka. Dengan gaya hidup sederhana, seorang anak dibiasakan untuk tidak boros dan menerima apa yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Gaya hidup sederhana dalam kehidupan keluarga merupakan nilai penting yang bisa mencegah perbuatan anak untuk hidup dalam keserakahan atau ketamakan.

Dalam kehidupan keluarga, seorang anak tidak boleh dibiarkan hidup dengan kemewahan harta dan selalu dimanja untuk memenuhi keinginannya. Jika kita membiarkan anak hanya hidup berfoya-foya dan menghabiskan uang untuk kesenangan sesaat, maka bisa dipastikan gaya hidup itu akan menular sampai usia dewasa. Tanpa kita sadari, keluarga menjadi salah satu pemicu seorang anak untuk melakukan korupsi, karena pola hidup konsumtif dan hedonis yang dibina dari keluarga.

 Maka pendidikan antikorupsi dengan penanaman hidup sederhana dalam keluarga merupakan salah satu instrumen nyata dalam menumbuhkan kesadaran sejak dini bagi anak untuk menempa hidup dengan kesederhanaan. Ini karena, hidup sederhana menjadi bagian penting dari nilai antikorupsi untuk tidak hidup serakah dan selalu mensyukuri nikmat Tuhan dengan penuh kelapangan.

Akhirnya, pendidikan antikorupsi berbasis keluarga harus benar-benar dimulai dari peran penting orangtua dalam mendidik anak-anak mereka dengan penuh perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta yang mendalam. Pendidikan tentang kejujuran, kedisiplinan, dan kesederhanaan dalam lingkungan keluarga merupakan bentuk-bentuk pencegahan antikorupsi sejak dini dan diharapkan tetap menjadi pegangan hidup ketika seorang anak sudah memasuki usia dewasa serta berkecimpung dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahan.

Mohammad Takdir Ilahi, Dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA), Guluk-Guluk, Sumenep Madura.

Ikuti tulisan menarik MOHAMMAD TAKDIR ILAHI lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler