x

Presiden SBY (tengah) dalam pembukaan pertemuan Menteri Keuangan ASEAN di Bali, Indonesia (8/4). REUTERS/ Presidential Palace/ Abror Rizki

Iklan

makmun syadullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Integrasi Jasa Keuangan ASEAN: Tantangan dan Potensi Dampak

ASEAN berusaha untuk mewujudkan sistem keuangan regional yang terintegrasi secara baik dan bertahap, melalui liberalisasi capital account.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada KTT ASEAN tahun 2007, negara-negara anggota ASEAN berkomitmen untuk membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Adapun tujuannya adalah untuk mengubah kawasan ASEAN menjadi kawasan bebas pertukaran barang dan jasa, investasi, tenaga kerja, dan aliran modal. AEC memiliki empat  karekteristik utama, yaitu single market and production base, competitive economic region, equitable economic development; danintegrated into the global economy.

ASEAN berusaha untuk mewujudkan sistem keuangan regional yang terintegrasi secara baik dan bertahap, melalui liberalisasi capital account, pembentukan inter-linked financial markets di kawasan, dan penguatan koordinasi kebijakan makroekonomi diantara negara anggota ASEAN. Untuk itu, pada tahun 2011 ASEAN Central Bank Governors telah mengadopsi ASEAN Financial Integration Framework (AFIF) yang berfungsi sebagai general approach untuk mendukung inisiatif integrasi dan liberalisasi sistem keuangan ASEAN dalam naungan AEC. Dengan disusunnya AFIF diharapkan kawasan Asia Tenggara telah memiliki semi-integrated financial market pada tahun 2020.

Sebagaisebuahkomunitas regional, ASEAN Economic Community terdiriatassepuluhnegaraberbedadengankarakteristikmasing-masing. Tiap-tiapnegaramempunyaisistempemerintah, regulasi, matauang, dankedaulatanmasing-masing. KondisiinitentunyaberpotensimenghambatterwujudnyakonsensusdalamkerangkaASEAN Economic Community.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidaklah mudah untuk mengintegrasikan sektor keuangan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi negara-negara anggota ASEAN, diantaranya adalah: Pertama, beberapa negara ASEAN memiliki tingkat inflasi yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat harga yang berbeda dan daya beli yang tidak merata di seluruh negara-negara anggota ASEAN. Tingkat inflasi secara tidak sengaja juga dapat mengakibatkan kerugian pada beberapa sektor industri.

Kedua, adanya perbedaan keragaman politik dan sosial-budaya antara negara-negara ASEAN yang membuat integrasi ekonomi menjadi tantangan tersendiri. Negara-negara anggota ASEAN memiliki perbedaan dalam pengembangan pasar modal dan peraturan sektor keuangan. Beberapa negara anggota ASEAN tidak memiliki regulasi yang sesuai keuangan sektor dan infrastruktur yang diperlukan untuk proses integrasi.

Ketiga, AEC juga akandihadapkan adanya biaya yang cukup tinggi terkai dengan penguatankelembagaan, biaya yang berkaitandenganpemantauandanevaluasisistem regional dalamkerangkaekonomi, danbiayaterkaitdenganpengembangandanpengelolaansistem regional yang diperlukanuntukintegrasiekonomi yang efektif. Ini belum mempertimbangkan biayalainnyayang juga akan meningkat, terkaitdenganadanya urbanisasidaridaerahpedesaankekotauntukmencaripeluangekonomi. Peertumbuhan dan perluasan kegiatan ekonomi sebagianbesarnegara-negaraanggota ASEAN juga akan berdampak pada biayatambahan yang terkaitdenganketahananiklimdankelestarianlingkungan.

Proses danmekanismeintegrasikeuangan di Eropamemilikikontribusiterhadapkrisis yang terjadisaatini. Penggunaanmatauangtunggal Euro telahmemicuanjloknyanilai real interest rates di negara-negara periphery, danmendorongadanya capital flights darinegarautama, sepertiJermandanPerancismenujukenegara periphery semacamYunanidanIrlandia. Hal tersebutsamahalnyadenganketikaterjadialiran modal masukdalamjumlah yang sangatbesar (capital inflow bonanzas) dantiba-tibaberhentisecaramendadakataujustruberbalikkeluar (capital flight) padasaatterjadikrisiskeuangan global yang dipicuolehkejatuhan Lehman Brothers melandakawasanEropa. Meskipunpasarkeuangan Eurozone telahterintegrasi, UE tidakmemiliki financial regulator dan macroeconomic co-ordination yang kuatpadatingkatkawasan.

Regulasipasarkeuangan yang ketatdapatmenghindariterjadinyakrisisdibandingkandenganregulasilonggar yang diterapkanbeberapanegarasepertiIrlandiadanSiprus. Jadi, krisis yang melandaEropalebihdisebabkankarenaregulasi yang lemahdanrendahnyakoordinasipadatingkatkawasan. Untukmengatasikrisis, kiranyaperludibentuk regional crisis resolution mechanism dan regional financial regulator yang berfungsimengawasiperbankan di kawasan, sertapembentukan sovereign default mechanism dalam Eurozone.

Sementara itu, hasil penelitian Menzie D. Chinn dan Hiro Ito (2008)denganmenggunakan data IMF's Annual Report on Exchange Arrangements and Exchange Restrictions (AREAER),menunjukkan bahwa derajatketerbukaan sektor keuangan darinegara-negaraanggota ASEAN,hanya Singapura danKamboja yang memilikiderajatketerbukaanbernilaipositif. Hal ini mengindikasikanlevel of cross-border capital transactions di negaratersebut.

 

Potensi Dampak Ekonomi

Meskipun dalam tahap awal pembentukan AEC dihadapkan pada sejumlah masalah, AEC dapat berpotensimemilikidampakpositif yang signifikanpadaekonomi global. Denganmenciptakansebuahkomunitasekonomi yang lebihterintegrasi, AEC akanmendorongnegara-negaraproduksibiayatinggiseperti Singapura dan Malaysia untukmemindahkanproduksinyake yang lebihrendah-biayaseperti Laos, Kambojadan Myanmar. Hal iniakanmemungkinkannegara-negara ASEAN untukmemanfaatkankeunggulankompetitifmasing-masingdanmemastikanefisiensi yang sedangdioptimalkansebanyakmungkin. Dengan volume perdagangansaatinipadatitik yang rendah, AEC berpotensimenyelamatkandanmeredakansituasidenganmemastikanbahwabiayaproduksidisimpanke level terendah di kawasanini. KertasPenyanyiakanmenganalisisPotensiDampakEkonomi Dari IntegrasiJasaKeuanganTerhadappertumbuhanEkonomi ASEAN5 + Vietnam.

Integrasi pasar keuangan dalam satu kawasan setidaknya akan membawa dua keuntungan bagi perekonomian kawasan tersebut, antara lain: i) integrasi pasar keuangan akan mampu menyalurkan modal ke negara-negara dengan tingkat perekonomian yang rendah untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui peningkatan produktifitas; danii) menciptakan sistem keuangan yang lebih efisien dalam hal kompetisi, struktur, akses, dan biaya.

Selain itu melalui integrasi pasar keuangan, arus informasi dan kesetaraan pengetahuan akan keuangan antar negara dalam suatu kawasan akan menjadi relatif sama, serta pergerakan jasa keuangan akan lebih mobile dari sebelumnya. Hal ini mengakibatkan aliran modalakan mudah masuk ke dalam suatu negara. Sumber-sumber modal berlebih yang dimiliki negara lain akan mencari sumber-sumber ekonomi yang berpotensial untuk dapat menghasilkan keuntungan, hal ini akan menyebabkan banyaknya aliran modal yang masuk ke dalam negara-negara berkembang yang mempunyai potensi perekonomian yang besar. Salah satu indikator untuk mengukur besarnya potensi perekonomian suatu negara adalahkeuntungan demografis, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif.

Berdasarkan hasil kajian, pembentukan AEC berpotensi akan berdampak pada arus investasi asing di ASEAN. Namun potensi dampak tersebut sangat ditentukan oleh tingkat keterbukaan pasar keuangan dan keseimbangan pemerintah. Hal ini disebabkan adanya sovereign risk dan asimetri informasi menyebabkan capital market menjadi tidak efisien. Pasar akan menjadi efisien jika pasar semakin terbuka, dengan pasar yang terbuka akan membentuk pasar yang lebih kompetitif , sehingga akan menarik sejumlah investasi ke dalam negara/kawasan tersebut. Pasar keuangan yang lebih terbuka ini akan memicu timbulnya integrasi pasar keuangan dalam suatu kawasan, dan inilah solusi dari lucas paradox yang ditawarkan oleh Shculerik. Kedua, terdapat efek positif dari adanya integrasi jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui jalur investasi pada kawasan ASEAN.

Mengingat potensi dampak ekonomi dari integrasi jasa keuangan, sudah sepantasnya (i) diperlukan adanya pertemuan-pertemuan antar pemangku kebijakan pasar keuangan di kawasan ASEAN untuk membahas mengenai kepastian aturan-aturan pasar keuangan yang perlu ditetapkan dalam kawasan., (ii) setiap negara di kawasan ASEAN perlu mendorong industri jasa keuangannya untuk dapat bersaing secara internasional melalui ekspansi pasar di kawasan ASEAN5 terlebih dahulu. Dengan adanya ekspansi ini, diharapkan akan meningkatkan financial openness dan integration index di dalam kawasan tersebut. Hal ini juga penting dalam rangka melakukan edukasi dan transfer knowledge dari setiap pasar keuangan di kawasan ASEAN, (iii) perlu dijaganya rasio-rasio keuangan yang prudent dalam pasar keuangan ASEAN, untuk meminimalisasi contagion effect yang dapat terjadi ketika krisis pasar keuangan. Pertumbuhan pasar keuangan perlu juga memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dari setiap rasio kesehatan pasar keuangan yang ada dan (iv) perlu adanya lembaga atau forum koordinasi antar sektor jasa keuangan dan sektor riil pada setiap negara kawasan ASEAN, untuk menjamin adanya transisi yang baik dan berdampak positif dari integrasi jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui jalur investasi pada sktor riil yang produktif.

 

Makmun Syadullah

Peneliti Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu

Ikuti tulisan menarik makmun syadullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler