Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
guru harus dibesarkan jasanya. Di tangan mereka bangsa ini besar dan berwibawa. Segala puncak prestasi dan keberhasilan ditentukan oleh pahlawan cendekia ini.Bagaimana cara membesarkan jasanya? Jawabnya sederhana saja, cukup tidak membebani kerjanya dalam hal administrasi, seperti administrasi sertifikasi, administrasi kepangkatan, dan semua administrasi lainnya. Adanya administrasi itu secara nyata telah menggangu kinerjanya sehari-hari dalam mengajar dan mendidik. Menghadapi realitas ini membuat kelelahan bagi guru-guru. Belum lagi keluarga di rumah yang butuh perhatian yang tidak kalah pentingnya
Oleh : Tussina Bilqis Sakinah (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang) Email : tussinabilqiss@gmail.com
Keniscayaannya saat ini program pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, guru dan tenaga kependidikan menjadi ujung tombak paling penting untuk memperbaiki keseluruhan mutu pendidikan Indonesia.
Survey yang diselenggarakan Alvara Research Center memperlihatkan kecenderungan pemilih milenial di Jawa Timu tertarik dengan program kerja Khofifah-Emil.
Alvara Research Center merilis hasil survey yang menunjukkan Khofifah-Emil mampu meraup suara sebesar 48 persen, dan Gus Ipul-Puti memperoleh 41,9 persen.
Sudirman Said mengkhawatirkan kaum muda kehilangan semangat memikirkan negeri ini akibat akrobat politik para pemimpin
Sudirman Said menyedihkan petani yang selalu mengalami siklus kesusahan setiap tahun
Jateng adalah daerah majemuk, dan butuh kepemimpinan yang mampu memaksimalkan modal sosial tersebut
Keberanian Sudirman Said mengungkap kasus-kasus korupsi
Ini biang keladi Jawa Tengah tidak mampu memaksimalisasi semua potensinya
Sudirman Said-Ida Fauziyah mendapatkan dukungan dari beberapa kyai dan pondok pesantren di Jateng
Dengan mengusung TB Hasanudin yang elektabilitasnya kurang memuaskan, kemungkinan besar PDIP hanyalah sekedar ikut meramaikan saja dalam Pilgub Jabar 2018
Khofifah adalah salah satu tokoh perempuan yang memiliki modal-modal sosial politik yang sangat luar biasa.
Sosok pemimpin perubahan mestilah cerdas, berani dan teruji dalam jangka pengalaman yang tak pendek apalagi instan.
Dedi memang harus menelan pil pahit, ketika Golkar justru lebih memilih Emil dibanding dirinya sebagai kandidat di Pilgub Jabar
Istilah “nasionalis-religius” sepertinya menjadi daya tarik dalam banyak hal, terlebih ketika dihadirkan dalam sebuah momentum politik-kekuasaan.
Politik dan kekuasaan adalah salah satu fenomena menarik dalam kaitan dengan masyarakat tradisional
Nama Abdulah Azwar Anas sendiri muncul dalam sejumlah hasil survei. Seperti catatan Indo Barometer, yang menyebut sosok bupati di ujung timur pulau Jawa in
Ini adalah sepenggal kalimat bagaimana saya menilai kondisi Peradaban NKRI saat ini
Benar dan/atau kelirunya sebuah prediksi politik, saya menilainya lebih cenderung karena “faktor kebetulan” saja.
Jika ulasan ini benar adanya, maka pertarungan Pilgub DKI 2017 putaran kedua bolehlah disebut “sudah selesai” bahkan sebelum dimulai.
jika sudah merasa kalah, besar kemungkinan Anda akan kalah benaran.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang akan di selenggarakan 2018 mendatang, aromanya sudah mulai menyeruak ke permukaan. Siapa yang bakal berjaya?
Para mantan pemilih Agus-Sylvi di putaran pertama ibarat ratu cantik perawan yang diperebutkan oleh dua pangeran tampan: Ahok-Djarot dan Anies-Sandi
Kedewasaan dan kemantangan pemilihlah, yang nantinya diharapkan dapat memaksa para kandidat dan pendukungnya untuk berlaku santun di setiap Pemilu.
Saling mengkaitkan dalam dunia politik kadang sering terjadi. Termasuk mengkait Kanjeng Dimas dan Pilgub Jakarta.
Kurang elok bila lembaga survei merangkap jadi konsultan kandidat Pilgub sekaligus jadi pengamat politik.
Pilgub Jakarta yang bakal seru merupakan momen edukasi, bukan saja bagi masyarakat, tapi juga bagi elite politik sendiri, termasuk Ahok, Agus, dan Anies.
Harus dikatakan, sosok Ridwan Kamil tak lepas dari kompetensinya sebagai arsitek. Dalam konteks ini, peranan terbesar dia adalah mengurus fisik, bukan mengurus manusia secara langsung.
Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) tak lama bisa masuk penjara karena diduga kuat terlibat dalam kasus Hambalang.