Retaknya Koalisi, Paloh Siapkan Anies Hadapi Kubu Mega-Prabowo pada 2024?

Jumat, 1 November 2019 20:18 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Langkah politik Nasdem sebetulnya sudah terbaca jauh sebelum pembentukan kabinet. Hubungan Surya Paloh yang agak renggang dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menyebabkan partai ini tampak kurang nyaman di koalisi Jokowi.

Masuknya  Partai Gerindra  ke kabinet Indonesia Maju  membuat koalisi  pendukung pemerintah semakin gemuk.  Kini  Presiden Joko Widodo  melibatkan  delapan partai politik dalam kabinet, yakni  PDIP,  Golkar, Gerindra,  NasDem, PKB, PPP, Perindo, dan PSI.

Sebetulnya masih ada dua partai yang selama ini menyokong Jokowi,yakni Hanura dan PKPI.  Tapi sejauh ini  kedua partai  yang gagal masuk parlemen tersebut tidak  kebagian kursi menteri maupun wakil menteri.

Gemuknya koalisi itu sebetulnya berpotensi menciptakan stabilitas pemerintahan. Tapi  tujuan mulia ini bisa saja tidak tercapai bila  terjadi friksi di kalangan  anggota koalisi. Tanda-tanda itu kini mulai muncul.  

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh  tiba-tiba bertemu dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera  pada akhir Oktober lalu. Seusai pertemuan,  Paloh  menyatakan membuka kemungkinan untuk jadi  penyeimbang pemerintah seperti halnya PKS. Ia juga berencana bertemu dengan Partai Amanat Nasional dan Demokrat.

Persiapan Laga  2024?
Partai Nasdem  selama ini mempunyai posisi cukup dominan  dalam kabinet Jokowi. Posisi ini bisa tergerus  setelah Gerindra masuk. Nasdem tampaknya juga kecewa karena tidak mendapatkan lagi kursi Jaksa Agung pada periode sekarang.

Langkah politik Nasdem sebetulnya sudah bisa dibaca jauh sebelum pembentukan kabinet. Hubungan Surya Paloh yang agak renggang dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menyebabkan partai ini tampak kurang nyaman di koalisi Jokowi.   Apalagi, kemudian muncul faktor Prabowo.

Kita masih ingat,  Surya Paloh  pernah mengadakan pertemuan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan  di kantor Nasdem pada 24 Juli lalu.  Seusai pertemuan,  Paloh menyatakan bahwa Anies berpotensi untuk menjadi calon presiden 2024. 

Manuver Paloh  cukup menarik karena Nasdem bukanlah pendukung  Anies pada pilkada DKI 2017.  Anies saat itu disokong oleh Gerindra dan PKS .  Adapun  Nasdem bersama PDIP menyokong  Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Nah, ketika Paloh bertemu dengan Anies, pada hari yang sama  juga terjadi  pertemuan  penting yang lain, yakni Prabowo dan Megawati.    Ketua Umum Gerindra itu mendatangi rumah Megawati di Jl Teuku Umar, Jakarta.   Pertemuan itu tampak  cair dan akrab.  Prabowo disuguhi nasi goreng dan bakwan bikinan Megawati.

Dua pertemuan  itu sebetulnya saling berkaitan.  Surya Paloh tampaknya berupaya mengimbangi merapatnya Prabowo ke kubu Megawati.

Merepotkan Jokowi
Pertarungan kubu Nasdem dan partai-partai yang akan digandengnya  menghadapi kubu Mega-Prabowo  jelas akan mempengaruhi  konstelasi partai-partai koalisi penyokong Jokowi.  Kinerja kabinet pun bisa terganggu lantaran Nasdem menempatkan sejumlah tokohnya dalam kabinet.

Jangan heran  jika  kalangan politikus PDIP mengingatkan agar  Nasdem tidak bermain dua kaki: berada di pemerintah, tapi juga berupaya kritis terhadap pemerintah. 

Hanya, konstelasi politik itu  bisa saja berubah setiap saat  tergantung banyak faktor, terutama sikap Jokowi dan Megawati.  Bila Presiden Jokowi mampu meredakan friksi itu tentu tidak berpengaruh buruk terhadap kabinet.  Jika hubungan Surya Paloh dan Megawati membaik, situasi politik tentu berubah pula, apalagi pemilu 2024 masih jauh. ***

Baca juga:
Manuver Aneh Surya Paloh: Faktor Megawati dan Prabowo yang Bikin Gerah?

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua