Fenomena Ustad Abdul Somad alias UAS amat menarik. Ia sebenarnya cukup dekat dengan tradisi Nahdlatul Ulama. Baru-baru ini UAS juga menyelesaikan program doktornya dengan disertasi mengenai pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.
UAS pun mengagumi keteladanan kakek Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu. Hanya, harus diakui pemikiran UAS memang beda dengan kalangan NU.
Kabar bahwa UAS telah menyelesaikan program doktor di Oumdurman Islamic University, Sudan, itu diumumkan lewat akun Instagram ustadzabdulsomad_official, pada 24 Desember 2019. Ia telah menjalani sidang promosi doktor di universitas itu.
Judul disertasi UAS adalah “Kontribusi Hadradatussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam Penyebaran Hadits di Indonesia.” Somad lulus dengan nilai Mumtaz atau Cum Laude. Sebelumnya, Somad, 42 tahun, menempuh pendidikan S1 di Al-Azhar, Mesir, 2002, dan S2 di Maroko pada 2006.
Berikut ini perbedaan pandangan UAS dengan kalangan NU mengenai hal yang aktual, yakni soal Ucapan Natal dan soal Khilafah. Dalam soal terakhir, pemimpin NU bahkan menyindir keras UAS.
Ucapan Natal
Secara resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru untuk saudara beragama Kristiani di manapun berada, khususnya di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini pada 24 Desember 2019.
Helmy juga mengajak setiap pihak untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan sebagai entitas bangsa yang besar dan berkeadaban serta membangun persaudaraan kemanusiaan atau "ukhuwwah insaniyyah".
Adapun Ustad Somad selama ini tidak membolehkan muslim mengucapkan Selamat Hari Natal lantaran sama saja dengan mengakui bahwa Isa anak Tuhan. Ia juga tidak sependapat bahwa 25 Desember dianggap sebagai hari kelahiran Isa.
Selanjutnya: pro khilafah
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.