Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat, 3 Januari 2018. Sebelumnya ia banyak diprotes masyarakat karena mengeluarkan kebijakan yang nyleneh.
"Saya, Maszlee Malik, dengan berat hati mengembalikan jabatan menteri pendidikan kepada perdana menteri," kata Malik seperti dikutip Channel NewsAsia.
Maszlee mengatakan, meski selama menjabat banyak capaian, kecaman atas masalah-masalah tertentu membuatnya tak nyaman.“Saya dianggap sebagai penyebab banyak kritik, termasuk masalah kaligrafi Jawi, Internet di sekolah, dan program sarapan gratis,” ujar Maszlee, seperti dikutip dari The Star.
Salah satu pernyataan Maszlee yang dikritik adalah himbau agar para pelajar mengenakan sepatu warna hitam ketimbang putih supaya tidak kelihatan cepat kotor. Ia pun akhirnya dicemooh sebagai 'Menteri Sepatu'.
Tapi, tentu saja bukan sekedar karena soal sepatu. Kebijakan lainnya yang menuai kontroversi ialah ia menganjurkan para pelajar berenang di hotel dan menerapkan transaksi non-tunai di sekolah.
Asosiasi sekolah Cina dan Tamil juga pernah memprotes kebijakan Maszlee soal kaligrafi khat kepada para siswa di sekolah. Dalam pernyataan bersama 12 asosiasi sekolah Cina dan Tamil, pada hari Senin, 5 Agustus 2019 disebutkan, kaligrafi khat tidak akan membantu para pelajar meningkatkan keterampilan bahasa Melayu.
"Kami tidak merusak status bahasa Melayu atau aksara jawi, tidak menolak multikulturisme, meskipun kami tidak setuju dengan dimasukkannya kaligrafi khat dalam silabus sekolah," ujar pernyataan bersama itu, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Selanjutnya: Ketika ke Indonesia
Ikuti tulisan menarik Dian Novitasari lainnya di sini.