Teka-teki seputar kematian Lina Jubaedah, 42 tahun, mulai tersibak sedikit demi sedikit. Penuturan suaminya, Teddy Pardiyana, semakin memperlihatkan bahwa meninggalnya Lina pada 4 Januari lalu karena penyakit yang dideritanya.
Teddy Pardiyana mengungkapkan bahwa pada 21 November 2019, Lina pernah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena asam lambungnya naik. Ia sempat diberi obat, dan rupanya Lina masih merasa tak enak badan, sehingga dokter memberikan obat tambahan.
Saat itu kondisinya jauh lebih baik. Hal itu disampaikan Teddy kepada Tribunnews setelah diperiksa polisi Sabtu lalu. Nah pada 11 Desembe 2019,, Lina juga mengalami sesak dan dibawa ke Rumah Sakit Santosa untuk menjalani rawat inap selama satu hari.
Baca juga:
Rupanya, Lina Jubaedah Dua Kali Masuk RS Sebelum Meninggal, Tindakan Rizky Febian Lebay?
"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," ujar Teddy .
Kemungkinan besar: hipertensi
Kita belum tahu apakah angka-angka tekanan darah Lina yang disebutkan Teddy tersebut akurat. Kalau benar, angka itu cukup tinggi bagi penderita hipertensi. Sebagai patokan sebagai berikut:
Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.
Tak usah pusing pula memikirkan angka-angka itu. Yang jelas dokter di RS Al Islam Bandung telah mendiagnosa bahwa Lina menderita hipertensi. Penyebab kematian, "Kemungkinan bisa macam-macam. Data di kami riwayat ada hipertensi (tekanan darah tinggi)," ucap dokter Guntur Septapati dari RS Al Islam.
Kemungkinan hipertensi sebagai penyebab itu bisa dikaitkan juga dengan pengakuan Teddy bahwa sebelumnya Lina makan masakan Padang. Masakan berlemak memang bisa memicu tekanan darah tinggi.
"Kalau dari hipertensi, itu kan sebelumnya makan nasi padang yah, bukan jelek-jelekin itu ya. Dari situ agak susah nelen (menelan), jadi kayak (asam) lambungnya naik ke saluran THT, jadi agak susah nelen dan susah napas," ujar Teddy.
Selanjutnya: pembunuh diam-diam
Ikuti tulisan menarik Wigati Amalia lainnya di sini.