Kata Wapres Maruf Amin Kraton Sejagat Mirip Ide Khilafah: Gerakan Tandingan?
Sabtu, 18 Januari 2020 06:12 WIBDalam waktu yang hampir bersamaan, tiba-tiba mencuat kelompok yang memiliki mimpi yang tak masuk akal. Di Purworejo, Jawa Tengah, muncul kelompok Toto Santoso yang mendeklarasikan Keraton Agung Sejagat.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bicara soal Keraton Agung Sejagat dan "kerajaan" lain yang muncul belakangan ini. Menurut Ma'ruf, pemerintah melindungi kerajaan dan kesultanan di Nusantara yang kini masih berdiri, tapi bukan "kerajaan" seperti Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah.
"Pemerintah tidak akan mentolerir," kata Ma'ruf di rumah dinasnya di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020. Ma'ruf mengatakan Keraton Agung Sejagat itu seperti khilafah karena melampaui batas-batas negara. "Itu seperi khilafah. Al-khilafatul udzma," kata maruf
Wakil Presiden juga menyatakan keheranannya terhadap munculnya fenomena tersebut. "Kenapa ya banyak orang ingin jadi raja? Saya kira banyak orang 'sakit'," katanya
Belakangan ini dalam waktu yang hampir bersamaan, tiba-tiba mencuat kelompok yang memiliki mimpi yang tak masuk akal. Di Purworejo, Jawa Tengah, muncul kelompok Toto Santoso yang mendeklarasikan Keraton Agung Sejagat.
Setelah Toto beserta permainsurinya, Fanni Aminadia ditangkap polisi, mendadak beredar lagi kabar di media sosial tentang Sunda Empire-Earth Empire . Gagasannya hampir serupa: mengimpikan sebuah kerajaan besar atau kekaisaran yang melampaui batas negara.
Gagasan mereka memang mirip ide khilafah yang memimpikan konsep kekuasaan politik yang melintasi konsep nasionalisme atau negara bangsa. Bedanya, gagasan Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat sungguh ngawur dan tidak memiliki pijakan sejarah. Tapi ide khilafah masih bersandar pada sejarah Islam kendati juga sulit sekali diwujudkan.
Baca juga:
Dipimpin Nasri, Sunda Empire Terkait Keraton Sejagat: Inilah Buktinya
Itu sebabnya, kemungkinan besar munculnya manuver soal imperium lebih bertujuan untuk perang gagasan menandingi ide khilafah, terutama bagi pihak yang mungkin mendesainnya. Di luar ini, tak ada faedahnya apapun. Kedua kelompok itu juga memiliki banyak kesamaan dalam pola kemunculannya.
Selanjutnya: sama-sama ngawur
<--more-->
1.Idenya sama-sama ngawur
Sungguh sulit dicerna akal sehat, bagaimana Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso mengaku sebagai pewaris Majapahit. Semakin tidak masuk akal juga, Keraton ini mengimpikan untuk mengambilalih kekuasaan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
Begitu pula Sunda Empire. Secara logika tidak masuk akal karena kerajaan ini sama sekali tidak memliki kaitan dengan sejarah Sunda. Klaim bahwa negara lain harus mendaftar juga amat lucu.
“Teritorial dalam nusantara ini di dalamnya Indonesia dan di dalamnya ada Bandung sebagai korps diplomatik dunia bahwa pada saatnya pada 15 Agustus 2020 seluruh negara harus mendaftar ulang atas juga penyelesaian atas utang-utang khususnya di Bank Dunia," ujar sang pemimpin Sunda Empire dalam video yang beredar.
2.Seragamnya mirip, terobesi dengan Amerika
Warna dan desain Keraton Sejagat dan Sunda Empire juga mirip. Kostum pemimpin saja yang berbeda. Jika Keraton Sejagat masih berbau tradisi Jawa, Sunda Empire sama sekali lepas dari adat Sun da. Hanya, konstum dan simbol pasukannya amat mirip.
Yang menarik, keduanya sama-sama pula terobsesi dengan Amerika. Kedua kelompok ini bukan sama-sama menyebut Amerika, tapi juga Pentagon, pusat pertahanan Amerika .
Selanjutnya: lewat video, menyebar di sosmed
<--more-->
3.Sama-sama meledak lewat sosial media
Sunda Empire menjadi heboh karena ada videonya yang bereda di media sosial. Begitu pula halnya denga Keraton Sejagat. Kalau tujuan penyembaran ini buat memperbanyak anggota jelas ngawur. Soalnya cara terang-terangan justru hanya memancing masyarakat bereaksi dan cepat digukung oleh penegak hukum.
4.Keduanya tidak memiliki ideologi yang jelas
Kerajaan besar atau imperium Sunda dan Keraton Sejagat tak memiliki basis idelogi dan pemikiran yang jelas untuk menyatukan pendukungnya, apalagi untuk menguasai bangsa atau negara lain. Yang jelas tidak berdasarkan agama.
Mungkin maksudnya berdasarkan kesukuan atau budaya lokal karena ada nama “Sunda” dan “Keraton Agung”. Tapi menjadi tidak masuk akal, ketika suku, budaya, bahkan bangsa lain, harus tunduk pada kelompok ini. Tak ada dasarnya sama sekali.
5.Sama-sama memiliki tujuan terselubung
Tujuan terselubung itu yakni menunjukkan ke masyarakat tentang ngawurnya sebuah gagasan. Dua kelompok itu seolah juga terkesan dibikin untuk memperlihatkan bahwa masyarakat bisa dibawa ke impian atau ilusi. Terutama ilusi tentang kemungkinan adanya imperium yang bisa menguasai banyak negara bangsa. ***
Baca juga:
Dipimpin Nasri, Sunda Empire Terkait Keraton Sejagat: Inilah Buktinya
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Anies Berlebihan Banggakan Angka Kemiskinan: Data Ini Tunjukkan Prestasi DKI Buruk
Minggu, 26 Januari 2020 18:47 WIBKisruh Kawasan Monas, Gubernur Anies Dua Kali Langkahi Pemerintah Jokowi?
Kamis, 23 Januari 2020 11:18 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler