x

Corona

Iklan

Sandyawan Sumardi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 25 Maret 2020 14:39 WIB

Lockdown, Saudaraku, Komunitas Kerjaku!

Tidak penting kalau kemudian pemerintah pusat akhirnya tidak merasa perlu adanya lockdown dalam menghadang wabah virus corona ini, tidak jadi mengadakan karantina wilayah. Dalam situasi hidup dan mati ini, masihkan kita hanya menggantungkan hidup kita sepenuhnya pada pemerintah?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 
Kesaksian Wuhan
 
Bagaimanapun kita ini sangat berbeda dan kalah jauh kalau dibandingkan dengan masyarakat negara sosialis China dengan disiplin ketaatan total  pada pemerintahnya. Ketika diperintahkan lockdown total maka seluruh perhatian dan energi pemerintah dan masyarakat bersatu padu hanya untuk keselamatan nyawa warganya semata, nyaris tak seorangpun yang membangkang dan abai.
 
Wuhan, Provinsi Hubei, China, adalah lokasi awal merebaknya Covid-19. Namun di kota ini pula, penyakit akibat virus korona baru itu mulai dikendalikan. Sebanyak 60.112 pasien berhasil disembuhkan. 
 
Hingga Selasa (10/3/2020), coronavirus disease (Covid-19) ini telah menginfeksi 80.761 orang di seluruh China, sebanyak 4.794 di antaranya dalam kondisi kritis. Jumlah korban meninggal mencapai 3.136 jiwa. Pasien yang berhasil disembuhkan mencapai 60.112 orang.
 
Perkembangan ini menunjukkan, China yang menjadi awal penyebaran wabah mulai berhasil mengatasi "severe acute respiratory syndrome coronavirus 2" (SARS-CoV-2) yang memicu Covid-19.
 
Kunci meredam wabah korona baru ini di China adalah upaya penahanan penyebaran virus secara besar-besaran melalui penapisan yang masif, selain perawatan intensif pasien.
 
Salah satu contoh upaya mereka adalah penguncian kota Wuhan dan kota-kota terdekat di Provinsi Hubei sejak 23 Januari. Sedikitnya 50 juta orang di bawah karantina. ”Secara efektif (karantina ini) mencegah ekspor lebih lanjut orang yang terinfeksi ke seluruh negeri,” laporan itu menyimpulkan.
 
Solidaritas dan Strategi Kerendahan Hati 
 
Semakin hari kita semua mendengar ketidaksiapan tenaga-tenaga medis di banyak rumah sakit negeri kita. Tenaga medis, dokter, apoteker, perawat, petugas rumah sakit yang de facto adalah para pahlawan kita dalam perang total terhadap wabah virus yang mematikan ini. 
 
Pada kenyataannya rumah sakit kita banyak yang tidak siap menghadapi bencana nasional mondial ini!  Misalnya pengakuan Dr. Agus Dwi Sutanto, dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19, mengatakan bahwa peralatan kesehatan di tempat itu tidak cukup untuk menangani potensi jumlah pasien yang mengalami gejala parah.
 
Ia memperkirakan angka pasien akan terus bertambah tak terbendung! Dan keluhan yang mendekati kepanikan serupa ini, ternyata hampir dialami para prtugas medis di semua rumah sakit rujukan pemerintah untuk menangani pasien yang terpapar virus corona di tanah air.
 
Di DKI saja, menurut Pemprov DKI kemarin, sudah ada 25 tenaga medis di DKI positif terjangkit virus corona.
 
Menurut Presiden Joko Widodo, Sabtu, 21 Maret 2020, pemerintah RI telah mendatangkan obat anti virus corona atau covid-19, sejumlah 5.000 butir Avigan dan tengah memesan 2 juta butir obat tersebut. Sementara itu, obat anti covid-19 lainnya Klorokuin, sudah disiapkan sebanyak 3 juta butir.
 
Tidak hanya membeli obat, upaya yang akan dilakukan presiden untuk mengatasi Covid-19 adalah melalui rapid test dengan cakupan yang besar. Guna mendeteksi sedini mungkin kemungkinan terpapar Covid-19, sehingga penyebarannya tidak meluas.
 
Namun cukuplah segala upaya pemerintah RI sejauh ini?
 
Selanjutnya: Secepatnya menemukan kulster baru

Ikuti tulisan menarik Sandyawan Sumardi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler