x

Rumah sakit kerap dianggap meng-COVID-kan pasien, meski sebenarnya yang terjadi adalah disinformasi

Iklan

Firda Newcolla

Dapatkan artikel menarik seputar kecantikan, penuaan dini, dan parenting di https://newcolla-artikel.orderyuk.info
Bergabung Sejak: 18 Maret 2023

Senin, 20 Maret 2023 19:12 WIB

Osteoporosis Bukan Penyakit Orang Tua Saja

Osteoporosis dulu dianggap sebagai penyakit orang tua. Tapi ternyata anak muda pun bisa kena osteoporosis jika punya faktor risiko.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memasuki usia senja, banyak orang yang mulai merasa takut atas risiko terkena osteoporosis. Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan dan kualitas tulang menurun, yang dapat meningkatkan risiko patah tulang karena tulang jadi keropos dan rapuh.

Dinukil dari Media Indonesia, sebanyak 200 juta orang di dunia menjadi penderita osteoporosis. Detailnya, 1 dari 3 perempuan serta 1 dari 5 laki-laki terserang osteoporosis. Di Indonesia, risiko osteoporosis cukup besar. Sebab, 2 dari 5 orang berisiko terkena osteoporosis.

Penyebab Osteoporosis

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab utama osteoporosis adalah penurunan produksi hormon tulang, seperti estrogen pada wanita setelah menopause dan testosteron pada pria. Faktor lain yang dapat menyebabkan osteoporosis meliputi kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, serta kurangnya aktivitas fisik.

Beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan osteoporosis, seperti penyakit ginjal kronis, rheumatoid arthritis, dan kondisi yang menyebabkan peningkatan kadar kortisol (hormon stres) dalam tubuh. Merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan obesitas juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

Semua Usia Bisa Kena Osteoporosis

Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia lanjut, tetapi dapat terjadi pada pria dan wanita dari semua usia. Jadi tak hanya orang tua, anak muda dan anak-anak pun bisa saja terkena osteoporosis. Namun, perlu dicatat bahwa faktor risiko untuk terkena osteoporosis lebih tinggi bagi kelompok orang berjenis kelamin wanita, memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih. Lebih detailnya berikut ini beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang menderita osteoporosis.

  1. Usia lanjut

Risiko osteoporosis meningkat dengan bertambahnya usia. Sebab, di usia senja, kepadatan tulang mulai berkurang dan tulang mulai mengeropos.

  1. Jenis kelamin

Wanita lebih mungkin menderita osteoporosis dibandingkan pria. Menurut artikel yang ditulis oleh dr. Verury Verona Handayani di Halodoc, alasan wanita lebih berisiko terkena osteoporosis adalah karena tulangnya yang lebih ringan dan memiliki peluang umur yang lebih panjang.

  1. Rasa sakit kronis

Seseorang yang menderita rasa sakit kronis seperti artritis, atau kondisi yang menyebabkan kerusakan tulang seperti osteoartritis atau lupus memiliki risiko lebih tinggi dari osteoporosis.

  1. Ras

Rupanya, ras juga berpengaruh terhadap faktor risiko terkena osteoporosis. Orang Kaukasian (berkulit putih) dan Asia, termasuk kita sebagai orang Indonesia, lebih mungkin menderita osteoporosis dibandingkan orang Afrika-Amerika atau orang-orang dari ras lainnya.

  1. Riwayat keluarga

Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis memiliki risiko lebih tinggi dari kondisi tersebut.

  1. Konsumsi alkohol berlebih dan merokok

Kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan lebih rentan patah.

  1. Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium

Diet yang kurang sehat serta kurang aktivitas fisik yang membuat tubuh jarang terpapar sinar matahari membuat tubuh defisiensi vitamin D dan kalsium.

Cara mencegah osteoporosis

Tentu tidak ada orang yang mau terkena osteoporosis. Oleh karena itu, sebelum terlambat kita harus melakukan beberapa langkah pencegahan. Berikut ini beberapa di antaranya.

  • Pola makan yang sehat

Asupan yang cukup dari kalsium dan vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Makanan yang kaya kalsium seperti susu, keju, dan yoghurt, serta makanan yang kaya vitamin D seperti ikan laut, telur, dan kacang-kacangan dapat membantu meningkatkan densitas tulang.

  • Berolahraga secara teratur

Olahraga yang memerlukan beban tulang seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau bersepeda statis dapat membantu meningkatkan densitas tulang dan mencegah osteoporosis.

  • Pengobatan hormon

Terapi estrogen atau terapi testosteron dapat membantu meningkatkan densitas tulang pada wanita pasca-menopause dan pria yang mengalami defisiensi hormon.

  • Menghindari merokok dan alkohol berlebihan

Merokok dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sementara konsumsi alkohol berlebih dapat menurunkan kadar kalsium dalam tubuh dan meningkatkan risiko patah tulang.

  • Mengonsumsi vitamin dan mineral tambahan

Selain kalsium dan vitamin D, magnesium, vitamin K, silika, dan vitamin C juga dibutuhkan untuk kesehatan tulang yang baik. Menurut Media Indonesia, sangat disarankan untuk mengomsumsi suplemen kalsium 1.000 mg/hari, vitamin D 600 IU, dan kolagen.

Jika sudah telanjur mengalami osteoporosis, kemungkinan penderitanya harus selalu rutin mengonsumsi obat osteoporosis. Beberapa jenis obat dapat membantu meningkatkan densitas tulang dan mencegah osteoporosis, seperti bisfosfonat, teriparatide, dan denosumab.

Nah, sebelum terlambat dan menyesali kebiasaan di masa muda yang membikin tulang jadi keropos dan rapuh, mari ubah gaya hidup dengan sebaik-baiknya. Osteoporosis dapat memicu patah tulang dan membuat penderitanya harus mengonsumsi obat dalam jangka waktu lama.

Ikuti tulisan menarik Firda Newcolla lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB