x

Iklan

Yafet Ronaldies

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Senin, 26 Juni 2023 19:49 WIB

Para Capres Linglung Memilih Pasangan

Untuk saat ini para capres lagi menimbang-nimbang untuk memilih cawapres. Tokoh yang dipilih harus benar-benar mempunyai kualitas dan eforia di mata publik. Ketika meminang cawapres yang benar, maka bisa dipastikan kemenangan di depan mata dapat dimenangkan dengan mudah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

     Tidak terasa pesta demokrasi, khususnya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024 kian dekat. Para kandidat saling merencakan taktik bahkan strategi jitu, demi menduduki tahta Kepala Negara. Ada beberapa nama-nama besar yang sudah muncul sebagai bakal calon presiden di publik. Koalisi-koalisi partai politik sampai relawan sudah mendeklarasikan masing-masing jagoannya.

Ada Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, yang diusung Nasdem. Selanjutnya ada Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, diusung PDIP. Sedangkan yang namanya digadang-gadang, akan tetapi belum secara sah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden adalah Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di koalisi Indonesia Maju, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kode-kode dari partai Gerindra, sudah jelas dan pastinya akan mendukung Prabowo maju lagi menjadi calon Presiden untuk yang ketiga kalinya. Bahkan relawan dari Jokowi Mania, yang diketuai oleh Ebenezer, sempat menyatakan arahnya kepada Pak Prabowo untuk maju sebagai calon Presiden.

     Tidak lengkap rasanya ketika hanya membahas capres dalam Pemilihan 2024. Tentu saja yang menjadi sorotan dari lembaga-lembaga survei dan publik ialah calon wakil presiden, yang bakal mendamping para calon presiden. Tentu saja dari bakal calon wakil presiden, kandidatnya lebih banyak dari capres. Hal ini didukung elektabilitas nama-namanya masih sangat layak untuk menjadi cawapres.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para kandidat pun beragam latar belakang, yang muncul di lembaga survei. Ada dari latar belakang partai politik, independen, pengusaha, para pejabat yang masih menjabat di kepemerintahan saat ini dalam koalisi Indonesia Maju.

Dari literatur yang penulis baca serta lembaga-lembaga survei yang penulis amati, nama-nama besar itu antara lain seperti, Ridwan Kamil, Sandiana Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Prof. Mahmud MD, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, Andika Perkasa. Bahkan anak dari Pak Jokowi Gibran Rakabuming, sempat diisukan bakalan menjadi calon wakil presiden nantinya.

Akan tetapi dari segi umur, Gibran sudah tidak masuk kualifikasi calon wakil presiden. Karena sesuai dengan Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, batas usia minimun menjadi capres dan cawapres adalah berumur 40 tahun. Sedangkan saat ini Gibran Rakabuming masih berumur 35 tahun. Mungkin pada pemilu selanjutnya Gibran bisa diusung sebagai kandidat calon wakil presiden.

Semua bakal calon wakil presiden, yang penulis tuliskan di atas, semuanya sangat memungkinkan naik dalam bursa cawapres. Naik-turunnya elektabilitas masing-masing nama cawapres, itu dilihat dari kinerja, tingkah laku, bahkan postingan di sosial media. Dampaknya sangat berpengaruh.

Kalau misalkan secara kinerja dan tingkah laku di publik, berjalan lancar dan bagus secara kinerja. Maka bisa dipastikan elektabilitasnya bakalan naik, akan tetapi jika nama-nama cawapres terjerat sebuah kasus, maka bisa dipastikan elektabiltasnya bakalan menurun drastis. Oleh karena itu di fase-fase sekarang para kandidat cawapres, alangkah lebih baiknya menjadi citra ke publik dengan baik, agar mulus untuk melangkah dengan nyaman ke jenjang pertarungan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Ini yang harus menjadi perhatikan secara bijak dari masing-masing partai politik dan koalisi yang ada. Harus dipertimbangkan secara objektif, dalam meminang calon wakil presiden. Ketika salah mengambil sebuah keputusan untuk memasangkan dengan capres untuk 2024, maka secara otomatis kegagalan dan kekalahan akan menimpah.

Akan tetapi sebaliknya, jika berhasil memilh calon wakil presiden, dengan benar dan secara publik direstui, maka bisa dipastikan inilah yang menjadi pemenangnya. Tidak bisa memang di pandang sebelah mata para lembaga survei yang ada di Indonesia, harus menjadi perhatian khusus juga dalam meminang calon wakil presiden nantinya. Karena kemungkian-kemungkinan menang, dari pesta demokrasi, salah satu faktornya adalah mempertimbangkan hasil suara survei dari lembaga-lembaga survei. Tentu saja lembaga survei yang harus kredibel, punya kapabalitas serta objektifitas dalam mensurvei.

Mungkin saat ini partai politik bersama koalisi beserta relawan-relawan pendukungnya, masih menimbang-nimbang kira-kira siapa yang bakalan duduk bersama sebagai capres dan cawapres 2024 nantinya. Menarik kita tunggu, siapa yang bakalan menggandeng calon presiden untuk bertarung di 2024. Karena banyak nama-nama yang bisa berpotensi menjadi calon wakil presiden, secara kualitas nama-nama yang penulis uraikan di atas, masing-masing mempunyai kualitas, ciri khas serta gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.
Di dalam ‘perang’ ketika salah mengatur strategi dan salah menempatkan posisi para personil, maka bisa dipastikan kekalahan menanti di depan mata. Akan tetapi ketika strategi dibuat dengan sematang-matangnya dan memilih personil dengan kualitas yang kuat, maka di depan mata kemenangan dapat diraih. Begitu pula dengan pesta demokrasi di dalam perpolitikan Indonesia, strategi dan memilih personil harus benar-benar matang.

 

Ikuti tulisan menarik Yafet Ronaldies lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu