x

Timnas Putri

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 10 Juli 2023 19:50 WIB

PSSI, di Mana Letak Peta Sepak Bola Akar Rumput dan Putri Indonesia?

Di PSSI, di mana letak peta sepak bola akar rumput dan sepak bola putri/wanita Indonesia?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menanti sikap-tindakan-perbuatan menghargai sepak bola akar rumput (usia dini-muda) dan wadahnya, serta menanti penghargaan terhadap sepak bola putri/wanita dari yang punya kuasa. (Drs. Supartono, M.Pd. / Supartono JW Pengamat/praktisi pendidikan nasional dan sosial Pengamat/praktisi sepak bola nasional Depok.10072023)

Kendati, Argentina mampu didatangkan ke Indonesia. Ditawari atau meminta menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 pun dapat direalisasi. Namun, apakah pengurus baru PSSI yang terus menggebrak dengan berbagai program instan mengiringi langkah-langkah yang politis dan di tahun politik, apakah gebrakan-gebrakan tersebut sudah menyentuh pada akar masalah sepak bola nasional?

Dasar bangunan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di seluruh negara, di dunia ini, atau sampai ujung dunia pun, yang namanya podasi atau dasar bangunan yang kuat untuk segela hal di berbagai bidang lini kehidupan, tentu menjadi prioritas direalisasikan dengan cara seperti dipikirkan, dibentuk, disentuh, dididik, disiapkan, di rawat dan lainnya.

Sebab, apa pun hal di berbagai bidang lini kehidupan, bila pondasinya tidak kuat, maka segala hal yang ada di atasnya akan lemah. Tidak terkecuali dalam hal sepak bola, pengurus baru PSSI terus menggebrak di bagian atas, tetapi juga terus mengabaikan yang di bagian bawah, bagian pondasi. Hal ini setali tiga uang dengan dunia pendidikan Indonesia yang juga terus terpuruk. Siswa baru mau masuk sekolah formal saja, cara masuknya, dengan sistem PPDB, sudah menjadi ajang akal-akalan pihak sekolah, orangtua calon peserta didik, dan pihak-pihak lain yang terkait.

Saya pikir, para pelaku yang tidak memikirkan bagian pondasi ini, biasanya hanya dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak paham apa itu keorganisasian, apa itu kepemimpinan, apa itu regenerasi, apa itu manajemen, dan apa-apa yang lain. Tetapi, justru orang-orang yang paham apa itu keorganisasian, apa itu kepemimpinan, apa itu regenerasi, apa itu manajemen, dan apa-apa yang lain, justru menjadi licik, memanfaatkan situasi dan kondisi, lalu mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi atau golongannya. Tidak peduli bahwa yang dilakukannya sedang menciderai dan merusak tatatan, melupakan pondasi. Tidak peduli apa pun yang ada di bagian atasnya akan lemah dan rapuh. Terpenting, atasnya nampak indah dan mewah demi kepentingan instan, karena ada tujuan lain yang tidak maslahat, tetapi mudarat.

Letak peta?

Gebarakan-gebrakan sang ketua umum PSSI, sampai artikel ini saya tulis, nyatanya masih tetap belum ada indikasi, pondasi sepak bola nasional itu akan dipikirkan, lalu direalisasikan agar benar-benar menjadi kuat. Padahal, hemat saya, tidak ada yang sulit untuk membuat pondasi sepak bola nasional, yaitu sepak bola akar rumput rumput Indonesia menjadi kuat. Sangat mudah, bila sang ketua umum mau. Sayang, jangankan memikirkan dan merealisasikan agar sepak bola akar rumput Indonesia menjadi pondasi yang kuat, kini, dalam kancah sepak bola wanita yang bahkan sedang berlangsung di Indonesia, PSSI malah tidak membuat para pesepak bola wanita Indonesia dihargai di negeri sendiri.

Malah, ada media yang sampai menulis, ajang Piala AFF U-19 Wanita yang di gelar di Indonesia 5-15 Juli 2023, adalah contoh diskiminasi nyata pada wanita. Padahal, Indonesia menjadi tuan rumah, dengan Stadion Gelora Sriwijaya dan Stadion Atletik Jakabaring, Palembang menjadi tempat bertanding. Di mana tidak dihargai dan diskriminasinya? Ternyata, PSSI tidak serius mempromosikan Piala AFF U-19 ini. Tidak ada satu pun stasiun televisi yang menayangkan langsung para pesepak bola putri Indonesia berlaga.

Praktis dalam laga fase grup yang sudah berlangsung tiga kali, di setiap pukul 19.30, publik sepak bola nasional hanya dapat difasilitasi menonton dari tayangan ulang laga-laga remaja putri Indonesia, yang bahkan masih tergolong pemain sepak bola usia muda. Tayangan ulang itu pun disajikan oleh salah satu TV swasta pada pukul 23.00 WIB. Pertanyaannya, ada perbedaan keuntungan dan kepentingan kah, sepak bola wanita ini dengan sepak bola pria?

Bila, gelaran Piala AFF U-19 Wanita 2023 ini, tidak digelar di Indonesia, lalu stasiun TV di Indonesia tidak ikut menyiarkan langsung saat Timnas Wanita Indonesia U-19 berlaga saja, apa pun alasannya, tentu tidak akan logis. Sekarang, gelaran Piala AFF U-19 Wanita 2023, Indonesia tuan rumahnya. Apa alasannya, PSSI?

Padahal di Piala AFF U-19 Wanita 2023 yang merupakan edisi ketiga, 10 negara ambil bagian, yaitu: Indonesia (tuan rumah), Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Myanmar, Filipina, Kamboja, Loas, dan Timor Leste. Di bagi ke dalam 3 grup. Tim semifinalis diambil dari juara grup dan satu runner-up terbaik. Sudah menjadi juara grup

Sayangnya, sama seperti penyepelean terhadap sepak bola akar rumput dan wadahnya, ingar-bingar perjuangan Garuda Pertiwi Muda yang diasuh pelatih Rudy Eka Priyambada, dibuat luput dari perhatian para pencinta sepak bola nasional. Meskipun PSSI bertindak sebagai tuan rumah dan bermain di Palembang, namun tetesan deras keringat para remaja putri, wanita remaja Nusantara sementara diabaikan dari pantauan, karena tidak ada satu pun stasiun TV nasional yang menyiarkan secara live.

Jauh bedanya tatkala perhelatan yang melibatkan Timnas Indonesia pria, di mana selalu mendapatkan atensi luas dari para pencinta sepak bola nasional, karena PSSI menggandeng pelaku industri olah raga termasuk stasiun TV untuk menyiarkan secara langsung. Sebab tidak ada stasiun TV yang menyiarkan langsung, kehadiran para suporter yang memenuhi stadion ikut signifikan berkurang.

Pasalnya, banyak publik sepak bola nasional, yang mengaku tidak mengetahui, jika saat ini sedang berlangsung turnamen yang melibatkan Timnas Putri Indonesia. Sebuah hal yang tentu saja berbeda dengan perlakuan PSSI dan stakeholder terkait, sehingga publik pencinta sepak bola tanah air, tidak dapat ikut menjadi saksi Timnas Garuda Muda Pertiwi ini beraksi, sejak fase grup. Jauh berebeda dengan event-event yang diikuti oleh Timnas Indonesia pria. Bila sepak bola pria, jauh-jauh hari euforianya sudah digembar-gemborkan oleh media ternama. Tak hanya itu, stasiun-stasiun televisi saling berebut untuk menyiarkan pertandingan tersebut, di jam prime time.

Saya prihatin. Bahkan sangat prihatin atas kondisi ini. Sepak bola akar rumput (usia dini dan muda) dan wadahnya (SSB) adalah pondasi Timnas Indonesia. Sepak bola putri atau wanita, apalagi yang kini berlaga di Palembang, juga masih tergolong pemain usia muda. Kapan dihargainya? Jadi, di PSSI, di mana letak peta sepak bola akar rumput dan sepak bola putri/wanita Indonesia?

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu